Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan 1 Petrus 5:5-6 Rendahkanlah Diri Berarti Membenci Kesombongan Diri

Renungan 1 Petrus 5:5-6 Rendahkanlah Diri Berarti Membenci Kesombongan Diri

1 Petrus 5:5-6 (TB)  Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."  Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

“Ingatlah bahwa kesembongan adalah ular paling berbisa yang terdapat dalam hati kita, perusak terbesar bagi kedamaian jiwa dan keintiman persekutuan dengan Kristus. Itu adalah dosa utama yang pernah ada, dan berada di tempat paling bawah dari fondasi seluruh bangunan iblis. Itu paling sulit dicabut, dan paling tersembunyi, paling misterius, dan paling licik di antara segala nafsu, dan itu seringkali mengendap-endap, tanpa terasa, ke dalam iman kita dan adakalanya menyamar sebagai kerendahan hati.” ~ Jonathan Edwards

Betapa celakanya kita yang angkuh, kesombongan yang ada di kedalaman diri. Sebab bukan hanya manusia yang menjadi musuh kita, tetapi juga Tuhan yang berkuasa, pencipta semesta alam. Jika diperhatikan, dosa yang paling mendasar, adalah kesombongan, dimulai dari bagaimana manusia ingin menjadi sama dengan Allah.

Dilanjutkan manusia yang tidak ingin mengakui dosa-dosanya, manusia yang telah menjadi tuhan atas diri sendiri. Di mana hidupnya adalah miliknya dan ia merasa tidak bertanggung jawab atas apapun. Manusia yang tidak ingin tunduk, dan memiliki nilai yang tinggi yang disebut harga diri.

Jika harga diri ini disinggung, disentuh dengan kata-kata, di mana perasaan yang dikuasai oleh ketuhanan atas diri sendiri memberontak. Inilah akar dari segala ketidakdamaian, kehidupan yang merasakan tekanan dan mencari damai dengan cara yang salah. Bahlan membunuh sesama manusia untuk sebuah kedamaian palsu hasil dari dusta setan.

Pada dasarnya kesombongan yang ada di dalam hati dan pikiran manusia adalah benih kesopanan setan. Ia datang sebagai malaikat terang yang menawarkan kenyamanan. Setan datang untuk memberikan kebebasan, kekuasaan, dan kehidupan yang bermakna sesuai dengan keinginan munusia. Bahkan mujizat yang memberikan makan kepada keangkuhan hidup, keinginan daging dan keinginan mata.

Inti dari semua tawaran setan. Menawarkan untuk jangan pernah percaya kepada Tuhan, “jangan dengarkan firman-Nya, jangan percaya itu. Maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu dapat sesekali meminta kepada-Nya, tetapi hidupmu tetaplah milik-Mu.”

Menyadari betapa kesombongan adalah musuh kita, Allah membenci kesombongan dan orang-orang sombong. Maka dari itu, marilah kita hidup dalam Kristus dan meminta pertolongan-Nya untuk sungguh-sungguh dimampukan. Agar kita memiliki kerendahan hati, memiliki hati yang diubahkan terus dan melihat betapa nyata dan benar-benar kesombongan adalah musuh Allah.

Saya membawa Anda pada perenungan yang mendalam untuk, hidup dalam kasih karunia, menyadari bahwa hidup kita adalah tentang Allah bukan lagi tentang kita. Baiklah kita bersama-sama berdoa melihat setiap tujuan yang mulia dan kekal dan tidak ada keangkuhan di sana, di mana Anak Allah ada digantung di atas salib. Sebagai korban yang sempurna.

Renungan 1 Petrus 5:5-6 Rendahkanlah Diri Berarti Membenci Kesombongan Diri

1. Kesombongan yang tersembunyi.

Terkamanan setan pada masa sekarang, tidaklah seperti masa di mana Petrus menulis surat yang menjadi landasan perenungan kita, memang hal itu bisa saja terjadi. Penganiayaan, penderitaan, dan kehidupan yang terus dipaksa untuk menyangkal Kristus. terkaman yang berbeda caranya ini, tetapi memberikan efek yang sama berbahayanya.

Kesombongan di dalam diri, tinggi hati yang tersembunyi merupakan bentuk nyata dari seseorang yang sedang diterkam oleh singa muda/setan. Di mana singa ini tidaklah dengan ganas menerkam, melalui orang-orang yang menganiaya Kekristenan seperti abad-abad pertama. Tetapi dengan licik dan logis memuliakan kita dan membawa kita pada titik bahwa semua argument dari singa ini semuanya benar.

Setan membawa kita menyangkal bahwa Allahlah yang harus dimuliakan, dia ingin kita memikirkan sedikit saja, bahwa segala kemuliaan bagi diri kita. Inila akar dari kesombongan di dalam diri Anda dan saya. dan ini sangat mematikan, dosa semacam ini dapat berbentuk sangat rohani. Sehingga sulit untuk dibedakan.

Ini kapan saja bisa terjadi, ini sangat tersembunyi di kedalaman hati. Bahkan seringkali kita merasa, tidak masalah ini persoalan kecil. Aku hanya sedang merasa bahwa aku hebat dapat melayani Tuhan dan sesuatu yang wajar jika ada orang-orang yang memuji aku karena pelayalananku. Lagi pula aku telah melakukan yang terbaik.

Racun ini, meresap ke dalam daging, memberikan kepuasan pada daging dan meningkatkan keangkuhan hidup. Lalu kita bisa saja berpikir, pantas Yesus rela disalibkan, semua ini untuk menyelamatkan aku yang memiliki potensi besar untuk melayani Dia, untuk memuliakan Dia, untuk membawa banyak orang beribadah kepada Dia.

Wajar Yesus mau disalibkan, karena aku sangat berharga, aku dapat melakukan banyak hal karena Dia, tetapi tanpa responku, kerja kerasku ini semua tidak tercapai. Jadi tidak masalah aku mendapatkan kemuliaan. Aku tersinggung jika tidak dihormati, itu sesuatu yang jawar. Jadi orang-orang yang duduk dibanggu gereja harus menghormatiku, karena aku pelayan Tuhan, aku pengkhotbah. Aku seseorang yang memiliki kontribusi besar di dalam pelayanan.

Ini hanya contoh kecil bagaimana kesombongan hadir dalam dunia, meresap ke dalam pemikiran manusia. Lalu bagaimana Anda dan saya dapat melihat semua ini. Ketika saya merenungkan, bagaimana Petrus menjelaskan bahwa Allah menentang orang yang congkak. Bukan hanya itu, di dalam Amsal ditegaskan kembali.

Amsal 3:34 (TB) Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya. Kesombongan pada dasarnya, mencemooh Allah, kesombongan pada dasarnya menyatakan diri benar dihadapan Allah dan Allah bertuntung mendapatkan kita yang hebat, mulia dan dapat diandalkan.

Kesombongan kita, kita secara diam-diam mempertuhankan diri sendiri. Ketika kita menyadari hal ini, marilah lihat diri kita! Selidikilah diri kita, mintalah terang Injil menerangi hati kita, sehingga semua borok kesombongan yang awalnya tersembunyi di kegelapan, terlihat jelas. Dann menyesallah, menangislah dan bertobatlah.

Jijiklah pada kesombongan diri sendiri, karena inilah yang menjadikan Anda dan saya, jauh dari Tuhan. Membuat kita tidak menikmati Tuhan dan hidup dalam delusi bahwa kita berharga tanpa Tuhan, bahwa dosa bukanlah hal yang serius.

Betapa ketika saya melihat hati saya, pikiran saya dengan terang Injil, saya malu. Kesombongan di dalam saya, seperti bangkai yang membusuk, tetapi pada saat yang sama saya mencintai semua keangkuhan dan kesombongan itu.

Di sinilah saya sadar, pada dasarnya saya butuh anugerah Tuhan untuk menyelamatkan saya dari kesombongan saya, saya butuh darah Yesus yang tercurah itu untuk dapat menyelamatkan saya, membersihkan saya dari borok dosa kesombongan yang sangat nyata. Tuhan tolong saya.

Maukah Anda berdoa demikian bersama saya, jujur saudaraku, tanpa Injil, tanpa salib, tanpa cahaya anugrah Tuhan. Kita tidak akan pernah melihat, bahwa kita harus diselamatkan dari kesombongan kita dan kita harus secara nyata dijadikan jijik pada natur kita yang sombong ini.


2. Dengan gentar bertobat memandang pada salib.

Dengan gentar, tetapi percaya. Bahwa Kristus menguduskan kita, menyucikan kita dan menjadikan kita baru. Bersama Yesus kita disalibkan untuk bangkit bersama Dia dan hidup bagi Dia. Kita mengakui bahwa tidak ada setitikpun kebenaran yang ada di dalam kita dan Yesus saja Sang Kebenaran. Dan oleh Dia kita dibenarkan, dinyatakan benar, ketika kita mengakui bahwa kita pendosa yang layak binasa. Inilah kasih karunia.

Allah sendiri yang telah menjadi manusia. Dia adalah kasih karunia, sehingga di dalam Kristus kita dapat disadarkan akan kengerian dari kesombongan. Di dalam Dia kita bertobat dan di dalam Dia kita dijadikan baru. Untuk hidup dengan tujuan yang baru.

Tidak ada yang lebih penting dari ini, yaitu bertobat dari dosa kesombongan, ini seperti menghancurkan pondasi bangunan setan di dalam hati dan pikiran kita. Untuk hidup dalam kemerdekaan yang nyata, yang sungguh-sungguh dan untuk melakukan semua rancangan Tuhan.

“Pertobatan dari dosa kosombongan, berarti kita menghancurkan pondasi yang kuat dari bangunan megah setan di dalam hati dan pikiran kita. Mintalah rahmat Tuhan, agar kita benar-benar merobohkan bangunan ini sampai ke dasarnya.”

Melihat pada salib Kristus Dia yang telah disalibkan itu, telah menunjukkan kepada Anda dan saya. ap aitu kerendahan hati, ap aitu tunduk di bawah tangan Tuhan yang kuat. Apa itu mati atas dosa kesombongan dan hidup bagi Allah yang kekal dan kudus.

Baca Juga:

Tujuan dari kehidupan yang baru, merupakan untuk terus menjadi serupa dengan Kristus, dengan meninggalkan keinginan dunia kita, untuk hidup bagi keinginan Yesus. Di dalam Yesus kita dimampukan dan terus diperbaharui untuk selalu memiliki cara pandang hidup yang berpusat pada Kristus. Dia yang telah disalibkan.

Marilah dalam proses untu semakin serupa Kristus, kita memberitakan kehidupan Kristus melalui kehidupan kita. Apapun pekerjaan kita, marilah kita hidup dalam kemuliaan Yesus untuk memancarkan kemuliaan-Nya, sampai akhirnya napas kita tidak lagi berhembus.

1 Petrus 5:10-11 (FAYH) Sesudah Saudara menderita sesaat lamanya, Allah kita yang penuh kebaikan akan memberikan kemuliaan-Nya yang kekal kepada Saudara melalui Kristus. Ia sendiri akan datang mengangkay Saudara, menegakkan serta menjadikan Saudara lebih kuat dari sebelumnya. Bagi Dialah segala kuasa atas sekalian, sampai selama-lamanya. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan 1 Petrus 5:5-6 Rendahkanlah Diri Berarti Membenci Kesombongan Diri"