Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen Tentang Berserah Kepada TUHAN

Renungan Kristen Tentang Berserah Kepada TUHAN

Berserah Kepada TUHAN, Merupakan Kehidupan yang 

Merefleksikan Injil Setiap Saat

Kebenaran Tuhan Yesus adalah kebenaran kita yang percaya kepada-Nya, oleh karena kasih karunialah kita diselamatkan dari dosa yang melekat pada diri. Di mana dunia selalu saja membawa manusia pada kehidupan yang mati, menderita yang sia-sia dan hidup dalam kegelapan bahkan perbudakan dosa.

Bukanlah sifat kita, bukanlah keinginan kita, bukanlah natur kita dan tidaklah secara alami kita dapat berserah kepada Tuhan. Ketika kita dapat berserah, itu pun kasih karunia Tuhan, Dia yang lebih dulu memberikan diri-Nya, untuk menerima penyerahan diri anda dan saya sebagai orang-orang kepunyaan-Nya.

Tetapi, kita yang adalah pendosa, lebih cinta pada segala hal yang memuaskan kedagingan kita. Kita masih hidup bersama dosa-dosa kita, kita masih hidup bersama keinginan yang dipengaruhi oleh filsafat dunia yang membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Begitu sulit, bukanlah perkara yang mudah untuk dapat hidup berserah kepada TUHAN, terutama ketika hidup kita terasa sedang baik-baik saja.

Saya akan berbagi dua poin, yang terus membawa saya hidup pada berserah pada TUHAN, apa pun yang di luar kendali saya. Itulah yang dikerjakan Tuhan. Seperti hasil perjuangan saya, hasil belajar saya, hasil pelayanan saya, Semua itu di luar jangkauan saya.

Tetapi doa, mematikan kedagingan, dan datang kepada teman-teman yang harus dilayani. Semua itu ada di dalam kuasa saya, di dalam Kristus Roh Kudus memampukan saya. Apa pun hasilnya, apa pun yang terjadi luar jangkauan saya, itulah yang harus diserahkan kepada Tuhan dengan pujia-pujian dan ucapan syukur.

Tujuan dari penyerahan diri, adalah kehidupan yang bersukacita, menikmati TUHAN, dan semakin hari semakin serupa dengan Kristus. Melalui Surat Paulus kepada jemaat di Filipi, saya mengajak anda untuk hidup berserah kepada TUHAN.

Berdoalah Untuk Dihancurkan Oleh TUHAN

Filipi 2:5-8 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa sebagai hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Ini adalah dasar dari kematian keinginan daging kita, yaitu baiklah pikiran kita, perasaan kita menjadi seperti yang Yesus pikirkan dan rasakan. Bagaimana semua ini bisa terjadi atas hidup kita? Berdoalah agar Allah sendiri yang bekerja, inilah penyerahan diri.

Kita harus mati, kita harus dihancurkan, “aku” di dalam diri kita harus diturunkan dari tahta kemuliaan yang palsu buatan dunia yang menyesatkan. Sebelum kita menurunkan “aku” di dalam diri kita, kita akan terus hidup berdasarkan bahwa segala sesuatunya tentang sih “aku.”

Karena dosa, kita telah menggantikan kemuliaan Allah dengan kemuliaan buatan kita sendiri. “Aku” yang saya maksudkan adalah diri sendiri, kita semua berpusat pada diri maka dari itu mustahil kita dapat berserah kepada TUHAN, kita seringkali berusaha menyelamatkan diri sendiri, kita selalu saja ingin menjadi Juruselamat atas hidup kita sehingga kita dapat bermegah.

Kita adalah manusia-manusia yang mengandalkan diri sendiri. Agama diciptakan selain agar tidak kacau, itu juga sebagai sistem untuk membayar Tuhan, agar dapat masuk ke kehidupan kekal yang bahagia. manusia ingin masuk ke surga tanpa meninggalkan dosa mereka.

Ketika saya menjabarkan realita ini, bahwa kita orang berdosa. Saya mengundang anda untuk berdoa. Untuk menjadi serupa dengan Kristus, dihancurkan seperti Yesus dihancurkan di atas kayu salib. Mati bersama Yesus, disalibkan bersama Dia dan untuk menjadi hamba seperti Dia, kita perlu didik oleh kasih karunia. Meskipun itu sangat berlawanan dengan kedagingan kita tetapi pada saat yang sama didikan Tuhan itu baik adanya.

Didikan-Nya membawa kita untuk mengenal Dia, berharap pada-Nya dan percaya akan kekuasaan-Nya. Berdoalah untuk dihancurkan oleh Allah, untuk pengosongan diri sama seperti Kristus yang telah mengosongkan diri. 

Bawalah pikiran dan perasaan kita tunduk pada Kristus, pada firman Tuhan. Pada kasih karunia yang melimpah. Kita tidak lagi hidup berdasarkan hikmat kita, tetapi berdasarkan hikmat Allah yang kekal dan penuh belas kasihan. 

Penyerahan diri kepada Ke-Tuhanan Kristus merupakan esensi dari kehidupan Kristen, kita taat kepada Allah melalui Kristus. Kita dibawa untuk masuk ke dalam kehendak-Nya, melakukan kehendak-Nya dan hidup bagi kemuliaan-Nya dan menikmati kemuliaan Allah. 

Tidak akan pernah ada sukacita sejati, di luar penyerahan diri kepada Yesus sebagai Tuhan, kita akan selamanya hidup dalam penderitaan yang sia-sia dan sukacita yang sia-sia. Hanya kehidupan yang selalu mengingat Tuhan, melakukan kehendak Tuhan dan dikuatkan oleh kuasa Tuhan, maka kehidupan tidak lagi sia-sia.

Selanjutnya, kita akan bersama-sama berlajar merenungkan Injil, sebagai penerapan praktis dari kehidupan yang menyerahkan diri kepada TUHAN. Injil kekuatan Allah, Injil menyelamatkan kita dari dosa, oleh karena kehidupan Kristus, kematian Kristus dan kebangkitan Kristus.

Merenungkan Injil Setiap Hari dan Bersukacitalah

Filipi 4:4-9 (AMD) Alkitab Mudah Dibaca

Bersukacitalah selalu dalam Tuhan. Kukatakan sekali lagi, bersukacitalah.

Biarlah semua orang tahu bahwa kamu lemah-lembut dan baik hati. Tuhan akan datang segera. 

Jangan khawatir tentang apa pun juga. Berdoa dan mintalah semua keperluanmu kepada Allah. Dan bila kamu berdoa, jangan lupa mengucap syukur. Dan damai Allah memelihara perasaan dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Damai sejahtera yang diberikan Allah begitu besar sehingga kita tidak dapat mengerti hal itu.

Saudara-saudara, tetaplah pikirkan yang baik dan yang patut dipuji, yang benar, yang mulia, yang adil, yang murni, yang indah, dan yang terhormat. Dan lakukanlah yang telah kamu pelajari dan terima dari aku. Lakukanlah seperti yang telah kukatakan dan seperti yang kamu lihat apa yang telah kulakukan. Dan Allah yang memberikan damai akan menyertai kamu.

Merenungkan Injil, akan membawa kita pada sukacita yang melimpah, hidup keluar dari kekhawatiran dan semakin mendekat pada Kristus. Kita semakin mengenal Dia dan kuasa Injil semakin nyata dalam kehidupan kita.

Berdoa, mintalah segala keperluan kepada Allah dan ucapkanlah syukur. Berdoa untuk datang kepada Allah menceritakan apa yang ada di dalam diri kita dan membangun terus relasi yang semakin dekat dengan Tuhan membawa kita pada kesukaan yang mendalam pada dosa, karena kita menikmati Tuhan, menikmati persekutuan dengan Dia yang kudus.

Di dalam doa-doa kita merenungkan Injil, Yesus yang disalibkan. Kepada-Nya ditimpakan segala dosa dan pemberontakan kita. Kita yang seharusnya binasa, tetapi beroleh kasih karunia sehingga harapan kita di dalam Kristus semakin besar, Dia disalibkan dan bangkit. Inilah yang kita renungkan. Kita telah mati atas dosa dan bangkit untuk hidup bagi Kristus.

Hidup di dalam Kristus merupakan kehidupan yang baru, kita dikuduskan oleh-Nya, menerima semua yang baik dan benar dari Dia dan untuk Dialah hidup kita. Penyerahan diri dapat kita lakukan, hanya ketika kita telah mengenal Yesus dan merenungkan Dia setiap saat.

Kita yang jauh, berdosa dan tidak berdaya. Kita yang seringkali licik, jahat dan tidak berdaya di dalam dosa. Hanya ketika penyerahan diri itu kita lakukan, kita menyerah dihadapan Allah, kita tidak melakukan apa pun yang tidak mampu kita lakukan. Dan percaya bahwa Yesus bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan.

Pada akhirnya, damai sejahtera Allah akan memelihara kita, hati dan pikiran yang jahat dijadikan baru, dikuduskan. Inilah yang Kristus pelihara hati dan pikiran, agar kita semakin berpusat pada Dia, merenungkan Injil dan hidup berserah kepada Dia. Bahwa alasan setiap tindakan, setiap perbuatan dan keputusan berdasarkan kasih karunia yang ada di dalam Dia, berdasarkan hendak Kristus.

Merenungkan Injil melahirkan sukacita, sebab untuk Tuhanlah kita ada saat ini, hanya ketaatan pada Kristus, kita mendapatkan kehidupan yang sejati. Sekarang, lakukanlah ini, renungkan Kristus. 

Jadi, pikirkan yang baik itu adalah Injil Yesus Kristus dan yang patut dipuji, hanya Yesus yang patut dipuji dan dimuliakan selamanya. Pikirkanlah yang benar yaitu Yesus Kristus yang telah disalibkan dan bangkit dari kematian. Pikirkanlah Kristus yang mulia, Dia yang adil, Dia yang murni, Dia yang indah, dan Yesus yang terhormat. Inilah yang harus kita renungkan yaitu Injil dan bersukacitalah. Amin