Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Ibrani 13:5 Jangan Menjadi Hamba Uang

Judul Renungan Jangan Mennjadi Hamba Uang

Bacaan Alkitab : Ibrani 13:5

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah tela berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. ~ Ibrani 13:5

“Jika Allah melihat bahwa Kekayaan tidak menguntungkan Anda, maka Ia akan memberikan Anda cara lain. Jika Allah mengaruniakan Anda kekayaan tetapi kemudian meminta anda berpisah dengan kekayaan demi nama-Nya bersama dengan janji-Nya untuk memulihkan kerugian dengan keuntungan “seratus kali lipat” dalam kehidupan ini selain memperoleh hidup yang kekal (Matius 19:29).” ~ Willian Gurnall (Puritan)

Pengharapan Kristen adalah Yesus Kristus, Dia yang telah memberikan diri-Nya, Ia adalah Imam besar yang bukan hanya membawa domba sembelihan untuk menguduskan umat. Tetapi kesempurnaan darah-Nya yang kudus, Ia membawa diri-Nya ke tempat pembantaian untuk menjadi korban penghapus dosa. 

Kita dilayakkan untuk menjadi umat Allah, bukan hanya itu saja, Ia berdoa untuk kita ketika kita lemah dan putus asa. Betapa ini adalah kabar baik, inilah Injil Yesus Kristus, memberikan pengharapan kekayaan sejati yang dari Allah semesta alam.

Namun, mari kita melihat sekeliling kita, tidak jarang kita terjebak dalam jenis kehidupan yang mementingkan kekayaan dan tidak mengindahkan kebenaran. Beberapa orang merelakan kehidupan untuk sebuah makna di dalam kekayaan, menghabiskan waktu mereka untuk melayani kekayaan dan pekerjaan mereka. Mereka terkagum dengan itu dan ketika kekayaan yang dihasilkan menjadi pusat dari kehidupan, maka itulah tuhan orang tersebut.

Kekayaan seringkali menjadikan seseorang tidak berlaku benar, kekayaan membuat kita serakah dan tidak berlaku adil. Bagaikan jerat yang mengikat leher, antara kekayaan yang melayani Anda atau Anda melayani kekayaan. Keduanya tidaklah benar, keduanya adalah kekesatan. Karena panggilan Kristen bukanlah menjadi kaya, bukanlah menikmati kefanaan dan angkuh dan sombong bahkan menjijikkan.

Saya mengajak Anda merenungkan 2 kebenaran yang menjadi dasar penulis Ibrani , memberikan nasehat agar kita tidak menjadi hamba uang. Ini sangat jelas, kekayaan adalah musuh kebenaran. Mungkin Anda bertanya kalau begitu orang Kristen tidak boleh kaya? Jawaban saya keserakahan bukan dilihat dari banyaknya harta, apakah kemiskinan Anda dapat menjamin kehidupan yang tidak serakah.

Jadi ini bukan boleh dan tidak bolehnya kaya, ini tentang apakah kehidupan Anda berpusat pada Yesus atau tidak? Ini tentang kecenderungan hati yang mencintai sesuatu yang salah, kefanaan dan kehampaan yang bukan untuk itu Anda diciptakan. Kemiskinan Anda tidak membuat Anda lepas dari kecenderungan menjadi hamba uang, apakah benar begitu? Jika benar begitu Anda sedang mentuhankan kemiskinan, seolah-olah dengan hidup miskin/berkecukupan Anda dibenarkan dan Anda lebih kudus, ini adalah kesesatan yang sama.

Hanya Yesus yang melepaskan Anda dari kecenderungan yang jahat ini, kepuasan, kenikmatan, keindahan, dan kepenuhan di dalam Dia. yang dapat membebaskan kita dari hati yang serakah dan jahat, menyembah yang bukan TUHAN semesta alam. Baiklah mari kita masuk ke poin-poin;

Renungan Ibrani 13:5 Saat Teduh Hari ini Tentang Kekayaan dan Kebenaran

1. Kita hamba Tuhan bukan hamba uang

Jelas penulis Ibrani, memberikan perintah untuk tidak menjadi hamba Uang. Anda tidak bisa mengabdi kepada Dua tuan, Anda tidak bisa menjadi hamba uang dan pada saat yang sama mengabdi kepada Yesus (Matius 6:24, Lukas 16:13) . Pastinya Anda akan lebih mencintai uang, karena demikiannlah kecenderungan hati kita.

Satu kesalahan dan kesesatan, ketika Anda berjuang untuk kaya dan memperhamba diri kepada kekayaan. Lalu Anda berdoa kepada Yesus agar Dia memberikan Anda kekayaan. Ini sesat, ini salah, ini tidak benar. Alkitab memberitakan Anda dipanggil bukan untuk melayani uang dan menjadikan Yesus sarana untuk tujuan Anda yaitu uang.

Mungkin pengajaran modern, mengarah ke sana, pengajaran kemakmuran menjadikan Yesus sarana untuk tuhan mereka yang sesungguhnya yaitu uang dan kekayaan. Pengajaran yang menyerukan agar iman harus besar untuk bisa mencapai kepenuhan yang kelimpahan finansial. 

Ketika seseorang mejadi hamba uang, seperti yang dijelaskan oleh Paulus, akar kejahatan adalah cinta uang. Karena mencari uang yang banyaklah, orang-orang menyimpang dari kebenaran. Para Hamba Tuhan menyelewengkan Firman agar mendapatkan uang. 

Mereka menyenangkan telinga jemaat dengan janji-janji kosong, palsu, menjijikkan dan indah. Untuk menyukakan jemaat dan semua ini tidak memberikan pertumbuhan secara rohani. Maka tidak heran jika Kekristenan Anda sangat kering, ketika Anda lebih mencintai uang yang dikotbahkan dibandingkan Injil yang murni.

Inilah alasan kerohanian kita begitu kering dan dangkal. Berhala kita gemuk dan kerohanian kita kurus, para pengkhotbah kacau yang cinta uang selalu menyerukan berkat, berkat, dan berkat. Mereka adalah para pengkhotbah dengan iman yang besar untuk membukakan tingkap langit sehingga berkat-Nya tercurah untuk kepuasaan berhala dalam diri dan kecintaan yang lebih lagi pada harta dunia.

Khotbah yang berpusat Kristus, pemberitaan salib, membukakan realita dosa. Kotbah yang menyampaikan murka Allah yang kudus dan seruan bertobatlah! Tidak terdengar lagi, ini masalah besar bagi saya, inilah yang akan terus saya kritik. Saya tidak peduli dengan hati Anda yang sakit dan merasa tulisan saya menghakimi dan kasar.

Saya lebih suka Anda membenci saya, karena kebenaran yang saya tuliskan, namun beberapa tahun ke depan Anda bertobat. Inilah sukacita saya, ketika Anda juga menjadi pemberita Injil yang secara radikal dan setia. Bukan untuk menyenangkan manusia lain maupun kemanusiaan diri yang juga pendosa.

Saudaraku marilah kita bertobat dan memandang kepada Yesus dan menjadi hamba-Nya yang sejati. Melihat bahwa Dialah harta berharga yang kita miliki satu-satunya. Dialah pusat kehidupan sejati yang haruslah kita layani dan sembah dan taati dan menyerahkan kehidupan kita kepada-Nya. Roh Kudus memampukan kita untuk benci pada kecenderungan diri kita yang suka menjadi hamba uang.

2. Tuhan yang memberikan kecukupan

Jika uang/kekayaan yang menjadi standar berkat dari iman Kristen, maka para murid Yesus dan bahkan Yesus sendiri harus bertobat. Karena mereka adalah orang miskin. Namun, bukan itu yang menjadi standarnya. Iman Kristen adalah penyerahan pada pemeliharaan Allah di dalam kecukupan yang sejati dan penderitaan untuk mengingatkan bahwa kita hanya sementara di dunia.

Ketaatan pada hukum-hukum Allah, untuk mengecap kekudusan Kristus karena kebencian yang dalam kepada dosa yang ada di dalam diri kita. Termasuk dosa kecintaan pada uang, harta fana dunia dan semua hal yang memberikan kepuasan palsu yang kosong dan mengeringkannya rohani kita.

Sekarang mari kita renungakan tentang kecukupan yang seperti apa Tuhan kita janjikan. Bagaimana kehidupan  kita di ajak menjadi berkat bagi sesama dan hidup untuk memberitakan Kristus dan penghiburan sejati di dalam Kristus ada pada ayat 8, “Yesus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Dalam kasih-Nya, keadilan-Nya, keramahan-Nya, dan penyertaan-Nya.

Kebenaran Kristus yang ada di dalam kita, oleh karena Kekudusan yang Ia berikan kepada kita, maka kita dilayakkan untuk menjadi Hamba Allah. Menerima berkat penyertaan Allah, berkat pemeliharaan khusus oleh Allah, ketika kita melayani Dia, bukan hanya berkat jasmani. Tetapi juga berkat damai sejahtera sejati dari Dia, persekutuan yang diinginkan kedalaman jiwa, kita dapatkan ketika kita menyembah Allah yang benar di dalam Kristus.

Ini adalah kecukupan yang sejati, kita diberikan kekuatan, keahlian, untuk bekerja, namun tidak berpusat pada keserakahan/uang. Inilah kecukupan itu, ketika mata memandang kepada Allah, maka setiap berkat jasmani yang kita dapatkan semata-mata untuk kebutuhan dan menjadi berkat untuk sesama.

Menjalankan mandat budaya, Injil yang harus diberitakan, bayi rohani yang harus didewasakan. Inilah tujuan utama Kekristenan. Maka dari itu penulis surat Ibrani menjelaskan di ayat-ayat sebelumnya pasal 13. Tentang bagaimana kehidupan yang berkecukupan untuk saling mengasihi, kasih persaudaraan di daalm Kristus.

Keadilan yang berpusat pada Kristus, para hukuman yang layak untuk dilayani, karena pada dasarnya kita juga pendosa yang diselamatkan. Kehidupan yang saling menghormati dalam pernikahan, dalam kecukupan saling melayani, pelayanan yang berpusat pada Kristus. Pada akhirnya, kehidupan Kristen sejati yang tidak menjadi hamba uang adalah kehidupan yang memandang terus kepada Kristus. 

Menyadari kasih karunia Allah, kasih yang begitu besar kepada kita yang adalah pendosa besar. Akan memperlihatkan kepada kita keindahan yang tak terkira sehingga kita terkagum oleh-Nya. Sampai akhirnya kita bebas dari perbudakan dosa dan di bawa pada keputusan untuk menjadi hamba-Nya. Kiranya Anda dan saya terus melihat kedalaman hati kita, berpenyerahan dan taat pada Kristus dan rancangan-Nya atas hidup, masa kini dan masa depan. Amin.