Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen Tentang IMANUEL; Allah Beserta Kita

Renungan Kristen Tentang IMANUEL; Allah Beserta Kita

Selamat hari di mana Anda membaca renungan ini, sahabat pembaca, saya harap Anda yang sering membaca tulisan saya dalam blog ini, menemukan Kabar Baik Yesus Kristus adalah Allah yang Imanuel. Ia Tuhan yang selalu beserta kita.

Mungkin selama ini kita begitu sering mendengar khotbah dan renungan tentang Allah yang berserta kita, hanya sampai pada titik penghiburan kita akan diberkati, kita akan disertai, kita tidak pernah ditinggalkan, kita akan mendapatkan berkat Tuhan, kehidupan akan sejahtera, pemulihan, dapat jodoh tepat waktu dan lain-lain yang semua itu berpusat pada diri kita, dan ketika merenungkan Allah Imanuel kita tidak disadarkan bahwa diri kita adalah manusia berdosa yang dibenarkan dalam Yesus

"Memandang Kepada Allah Imanuel Renungan Pada Di Hari-hari yang Sedang Dijalani."

1. Menyadarkan akan pemberitaan Injil

Maka melalui artikel saya untuk saya secara Pribadi mengimani Allah Imanuel, Allah beserta saya dan saya yakin Allah beserta Anda sekalian juga. Tapi mari kita merenungkan Allah Imanuel bukan lagi berpusat kepada diri kita, tapi memusatkan diri segalanya tentang Allah itu sendiri, kemuliaan-Nya dan segala kuasa yang ada pada-Nya.

Kita melihat Allah pada titik yang lebih dalam lagi, dimana ketika kita merenungkan Allah Imanuel Dia ada beserta kita, hal ini justru mendorong kita untuk berserah kepadanya karena kita percaya walau dalam kesusahan, walau seolah-olah penyertaan-Nya tidak terlihat, walau harus menderita karena pemberitaan Injil. 

Kita tetap mempunyai penyerahan karena kita tahu Dia sangat mencintai Kita dan penyerahan kita merupakan wujud dari cinta kita kepada Allah. 

Ketika kita mencintai Allah bukan berbicara tentang pikiran kita yang mau segala-galanya dari Allah tapi bagaimana kita memberikan diri kita untuk kemajuan pemberitaan Kristus untuk kemuliaan Allah.

2. Imanuel mengingatkan kita akan dosa

Anugerah terbesar ketika kita yang adalah manusia berdosa diberikan hak untuk menyerahkan diri kita menjadi kepunyaan Yesus. Karena sebenarnya Allah sendiri yang memilih kita, hal ini begitu memberikan kekuatan baru.

Ketika kita menyadari Allah dekat dengan kita, ia selalu ada bersama kita, ia yang adalah Kudus Mahakuasa seharus menyadarkan kita, saat kita bertingkah laku.

Mari kita memikirkan Allah beserta kita  apa yang Ia katakan ketika kita sebagai pria memandang lawan jenis dengan nafsu? 

Apa yang Ia katakan ketika kita wanita bergosip ketika Allah beserta kita? 

Apa yang Allah katakan ketika Anda sebagai lelaki dan perempuan ketika Anda berkata-kata yang menyakiti saudara, keluarga, sahabat dan kawan Anda? 

Pikirkanlah semua itu betapa kita telah menyakiti hati Kristus.

Maka bertobatlah, inilah tujuan Kekristenan kita, bahkan sampai seterusnya blog ini akan menyerukan untuk Kristen yang harus memiliki gaya hidup bertobat. 

Memandang kepada Allah Imanuel yang beserta kita, hal inilah yang harus kita sadari, sehingga kehidupan kita menemukan tujuan sesungguhnya yaitu hidup kita untuk mengabarkan Injil bagi sesama.

Jika kita masih seenaknya menyakiti sesama, jika kita masih seenaknya memandang lawan jenis, ketika kita masih seenaknya masih serakah, egois, mencintai uang, mencintai hal fana, mencintai diri sendiri, melakukan segala jenis praktik penyembahan berhala modern maka tujuan Allah yang sangat besar dan mulia itu tidak akan terjadi pada diri kita.

Yang terjadi paling tujuan Anda yang akan membawa Anda kepada kelamnya kehidupan, betapa lemah dan tak berdayanya tujuan hidup Anda.

Tujuan yang saya maksud bukan tentang kefanaan sehingga Anda semakin cinta dunia ini seperti yang dikabarkan hamba-hamba kacau yang mencintai Dunia, yang saya maksudkan adalah kita untuk Injil untuk memberitakan Injil, menghidupi Injil, Injil menjadi gaya hidup. 

Merenungkan Injil yang adalah pribadi yang mengasihi kita, Ia disalibkan untuk menebus kita dari kehidupan yang menyembah berhala. Masakan Anda masih mau menyembah berhala, mencintai harta dunia ini lagi sedangkan kita telah dibebaskan dari perbudakan itu.

Mari kita merenungkan Allah Imanuel, Ia Allah yang beserta kita, hal itu membuat tindakan kita selalu terarah kepada kebenaran Firman. 

Mari kita membayangkan Dia melalui Firman yang kita baca setiap hari Bahwa Allah beserta kita seperti sepasang kekasih suami istri yang selalu bersama, saling menjaga dan tidak mendua hati.

Tahun baru ini, lembarkanlah dirimu kepada Kristus, kita yang adalah orang berdosa, buanglah semua ketergantungan lain (hal-hal fana) dan beristirahatlah hanya pada Yesus. Jatuhkanlah semua ide untuk menjadi lebih baik dengan kekuatanmu sendiri. 

Saya Berharap, saudara dan saudariku, bahwa hidup di tahun ini Anda dapat hidup lebih dekat kepada Kristus daripada yang akan Anda lakukan sebelumnya.

Oleh Charles Spurgeon

Kiranya Allah Roh Kudus memampukan kita semua dan Yesus satu-satunya pengharapan kita. AMIN