Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kisah Para Rasul 1:6-13 Menceritakan Perbuatan Allah yang Ajaib

Renungan Kisah Para Rasul 1:6-13 Menceritakan Perbuatan Allah yang Ajaib

Ayat Alkitab Kisah Para Rasul 1:6-13

Judul Renungan: Menceritakan Perbuatan Allah yang Ajaib

Kisah Para Rasul 1:6-13 (TB)  
Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 
7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 
8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 
9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus  dan Asia, 
10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 
11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." 
12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" 
13 Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis. "

Pada ayat sebelumnya (Ayat 5) dijelaskan pada waktu kejadian Roh Kudus turun ke dalam diri para Murid, ketika orang-orang Yahudi dari segala kolong langit datang ke Yerusalem. Bahkan orang-orang yang datang adalah orang-orang saleh. Artinya mereka adalah orang yang menghormati Allah.

Mereka datang ke Yerusalem untuk merayakan hari pentakosta, tradisi turun temurun bangsa Israel yaitu minggu-minggu ucapan syukur atas hasil panen gandum, selama tujuh hari ucapan syukur ini diadakan.

Pada momen inilah kata ‘indah pada waktunya’ bisa kita pakai, jika Anda mencintai Yesus dan mampu menikmati keindahan dan sadar bahwa Yesus lah kekasih hati. Maka Anda pasti mengerti yang saya maksud.

Indah pada waktunya

Kata-kata ‘indah pada waktunya” dalam budaya kita orang-orang beragama Kristen masa kini. Memakai kata-kata ini sebagai ungkapan syukur karena kedua insan yang dipertemukan untuk mengikat janji kehidupan untuk terus bersama hingga maut memisahkan. Pada hari penikahan.

Kata ini saya pakai untuk menunjukan kepada Anda bahwa kekasih gereja, sedang menyatakan diri-Nya kepada para gereja atau orang-orang Yahudi pada waktu itu. Untuk dapat sampai di waktu, dimana Allah menyatakan Roh-Nya ke dalam diri manusia. Semua itu telah dinubuatkan dalam PL.

Perjanjian Lama menceritakan tentang Allah yang menyatakan cinta-Nya kepada manusia, dan akhirnya untuk pertama kalinya kenaikkan dan pemenuhan dari Roh Allah dikabarkan. Bertepatan dengan suatu acara yang dihadiri oleh orang-orang saleh dari berbagai daerah.

Tuhan sangat mengasihi manusia, betapa beruntungnya kita pada hari ini telah menjadi bagian dari Gereja Allah, Allah menyatakan cinta-Nya tepat pada waktunya, inilah keindahan sejati dari kata, ‘indah pada waktunya.’ Pada waktu para murid diberikan kemampuan mengabarkan Injil kepada orang-orang yang jauh lebih berpendidikan dari pada mereka. Semua itu karena cinta Allah melalui karya Roh Kudus.

Berbahasa dengan bahasa suku lain 

Para murid pun berbahasa dengan bahasa yang belum pernah mereka pelajari, bahkan mereka tidak tahu bahasa tersebut.  Inilah letak kehebatan dan kemuliaan Allah, mereka menyampaikan Injil dengan bahasa yang bahkan mereka sendiri tidak mengerti, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus  dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma.”

Ketika saya merenungkan kejadian ini, saya teringat betapa kita manusia begitu sering membedakan antara ilmu pengetahuan dan kerohanian. Padahal Allah adalah pusat dari semua ilmu pengetahuan dan bahasa, bahkan budaya. Ketika kita ingin jiwa kita merasa lebih baik, kita datang pada Allah. Tetapi kita begitu sering mengabai-Nya ketika kita sedang mempelajari hal-hal lain untuk pengetahuan otak kita. Kita tidak datang kepada Allah untuk diberikan kemampuan.

Saya belajar dari kejadian pada saat itu, Allah yang saya sembah adalah Allah yang jenius. Ia dapat mengetahui dan mengerti semua bahasa manusia. Karena Ia Allah yang Maha mengetahui. Kita begitu kagum ketika kita melihat seseorang manusia biasa dapat menguasai 12 bahasa asing. Bukankah semua itu berasal dari Allah, maukah kita mengakuinya bahwa Allah kita jenius. Dan kita begitu terbatas.

Kejeniusan Allah hanya untuk pekabaran Injil, ini adalah suatu visi Allah untuk kita. Jika Anda mencintai Yesus, pastinya Anda akan mengerti visi dari Roh Kudus yang ada dalam diri kita, para murid pada waktu itu berbahasa lain, bukan bahasa orang Galilea bahasa mereka.

Bahasa yang Roh Kudus karuniakan itu hanya untuk memberitakan kemuliaan Allah, “baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Bahasa lain itu, untuk pemberitaan Injil, betapa indahnya kehidupan kita di dalam Tuhan, kita dapat dengan mudah meminta hikmat dari-Nya, berserah kepada-Nya dan menikmati kemuliaan-Nya melalui hidup yang memberitakan Injil-Nya.

Injil Kristus

Yesus pernah berkata, “jika kalian mengikut Aku kalian akan dibenci oleh dunia.” Bahkan Yesus pernah dikatakan sebagai orang gila. “"Apakah artinya ini?" Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” 

Kita akan selalu disalahpahami oleh dunia ketika kita tidak lagi hidup berpusat pada diri sendiri. Ia turut merasakan kelemahan kita, Ia menjadi dosa agar kita yang adalah orang berdosa dan sangatlah berdosa, dibenarkan karena kebenaran Yesus ada dalam kita.

Tidak ada yang lebih menyegarkan jiwa, dari pada Injil. Injil menyadarkan, saya sangatlah berdosa, pada saat yang sama saya sadar bahwa saya dikasihi. Semua ini adalah karya Roh Kudus. Roh Kudus memampukan kita untuk menyangkal diri, memukul salib, dan mengikut Dia, mengabarkan Injil-Nya.

Setiap hal, semua pembaharuan yang terjadi dalam diri kita, kebencian kita terhadap dosa. Watak yang menjadi emas murni, semua itu bukan tentang kita agar kita terlihat baik sehingga diri kita yang dimuliakan.

Sadarilah Kekristenan adalah kemurnian hati yang menjadi emas murni dan indah adalah hati seseorang yang telah lahir baru untuk menderita bagi Injil, menderita setiap saat mematikan dosa dan mengabarkan Injil. Mengasihi, menjadi teladan, ibadah, berintegritas, suka memberi atau bermurah hati, jujur, dan semua jenis moralitas yang mampu kita pancarkan adalah untuk kemajuan Injil. 

Mati dari keinginan untuk disanjung dunia, dan hidup dalam Yesus untuk visi Roh Kudus yaitu, “berkata-kata dalam bahasa kita sendiri (Setiap perkataan) tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." 

Kita dipanggil untuk memberitakan kasih Yesus, kita berserah pada pimpinan Roh Kudus. Dia yang telah disalibkan. Kepada-Nya telah ditimpakan semua dosa kita dan kutuk hukuman dosa, sehingga kita hari ini hidup untuk Dia dan bagi Dialah segala kemuliaan sampai selama-lamanya.

Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk menikmati Yesus dan memuliakan Allah melalui kehidupan kita yang selalu menceritakan kabar baik Yesus, amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Kisah Para Rasul 1:6-13 Menceritakan Perbuatan Allah yang Ajaib"