Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 43:1-5 Keluhan yang Tidak Ada Habisnya dan Pengharapan

Renungan Mazmur 43:1-5 Keluhan yang Tidak Ada Habisnya dan Pengharapan

Ayat Alkitab Mazmur 43:1-5

Judul Renungan; Keluhan yang tidak Ada Habisnya dan Pengharapan

Mazmur 43:1-5 (TB) 

1 Berilah keadilan kepadaku, ya Allah,

dan perjuangkanlah perkaraku

terhadap kaum yang tidak saleh!

Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang!

2 Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku.

Mengapa Engkau membuang aku?

Mengapa aku harus hidup berkabung

di bawah impitan musuh?

3 Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang,

supaya aku dituntun

dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus

dan ke tempat kediaman-Mu!

4 Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah,

menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku,

dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi,

ya Allah, ya Allahku!

5 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,

dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?

Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya,

penolongku dan Allahku!

Melihat pada fakta kehidupan memang itu membawa kita pada satu kehidupan yang realistis, mampu melihat sekitar dengan cara pandang, betapa buruknya kehidupan ini sebenarnya. Tetapi di sisi lain, tidak ada di antara kita yang menginginkan kehidupan yang buruk. 

Setiap fakta buruk yang menimpa kehidupan, menghadirkan berbagai pertanyaan, kesedihan dan kebingungan. Kira-kira inilah yang dirasakan oleh Pemazmur, sehingga kita hari ini dapat merenungkan Mazmur 43. Mazmur ini diawali dengan sebuah pernyataan yang menunjukkan rasa sakit yang mendalam dan rasa takut yang serius. Ini tentang kita, tentang diri kita yang rentan terhadap rasa sakit di dalam kehidupan ini. Kita yang ada di dunia yang bobrok, perasaan yang tidak menentu dan kejahatan dapat terjadi di mana-mana.

Kita hidup di dunia yang lebih banyak menghasilkan kesedihan dan kekecewaan, ketidakadilan terjadi di mana-mana. Seruan tangisan ingin adanya kedamaian seakan dengan sangat sunyi tanpa berkata-kata dari diri satu orang ke orang lainnya, saling bersaut-sautan. 

Dalam diamnya seseorang menyimpan banyak luka, dalam senyumannya seseorang ada banyak luka, adanya kesedihan yang mendalam terbentuk dalam diri manusia. Kesedihan dan seruan ini tidak memandang kekayaan, setatus sosial, dan jenis kelamin. 

Semua orang mengalaminya. Apa pun alasan, hal itu dapat terjadi. Tetapi kita dapat tahu, melalui Alkitab, dengan jelas memberitahukan kepada kita bahwa dunia di mana kita berada serang adalah sarang dosa, semua manusia yang lahir ke dalam dunia telah terbentuk oleh benih yang memberontak terhadap Allah, benih yang binasa dan menyedihkan, benih daging yang dipenuhi hawa nafsu yang hampir-hampir tidak terkontrol.

Karena dosa inilah semua manusia tidak memiliki damai sejahtera. Ia bisa saja berkata bahwa dirinya baik-baik saja tetapi faktanya ia sedang dihancurkan oleh kebinasaan yang telah ia pilih. Manusia berlari ke mulut kebinasaan untuk mencari damai sejahtera, untuk memakan semua kotoran mulut kebinasaan. 

Memang mulut kebinasaan pada awalnya memberikan makanan yang sangat manis, tetapi pada akhirnya menjadi pahit di dalam diri manusia, melukai manusia, menjadi racun kematian dan mulut kebinasaan tersebut pada akhirnya mengunyah manusia hingga benar-benar habis. 

Kita semua memerlukan kasih karunia, untuk bisa lepas dari mulut kebinasaan, kita bukan hanya harus dibebaskan dari hukuman dosa, kutuk yang melekat pada diri setiap kita, kita juga harus dilepaskan dari diri kita sendiri yang bodoh, yang memakan kotoran dosa yang ada di depan mulut kebinasaan. 

Kita memerlukan salib Yesus Kristus, marilah kita berlari kepada salib itu, mari berpaling dari remah-remah dosa yang ada di dalam mulut kebinasaan yang menjijikkan. Untuk mendapatkan Kristus, Dialah tujuan utama kehidupan, tujuan dari kita ada hari ini, untuk Dia dan bagi Dialah segala kemuliaan sampai selama-lamanya. Untuk melihat lebih jelas, bagaimana kasih karunia bekerja, marilah kita masuk pada fakta yang indah dari Injil, yang ada di Mazmur 43.

Kita Dapat Percaya Pada Belas Kasihan TUHAN adalah Pengharapan Kita

Berpaling dari pemikiran akan dunia yang penuh dengan kerusakan, dosa yang melekat di dalam diri haruslah dihancurkan dengan kuasa kasih Allah sendiri. Allah yang menyatakan diri-Nya, melalui Alkitab bukanlah Allah yang menunggu manusia datang kepada-Nya, Ia adalah Allah yang datang dan telah berjanji. Inilah Injil, segala sesuatunya tentang apa yang telah Allah kerjakan melalui Tuhan kita Yesus Kristus.

Kita memang berdosa dan berlari memuji maut setiap saat. Tetapi kasih karunia Yesus Kristus terlalu sempurna, untuk membebaskan kita dari kutuk dosa dan segala dosa yang ada di dalam diri. Kita harus senantiasa bertobat dan mematikan keinginan daging, nafsu yang membinasakan dan menghina kekasih kita Yesus Kristus.

Belas kasihan Tuhan adalah sumber harapan sejati, Allah tidak pernah tertarik untuk memberikan apa yang kita inginkan untuk memuaskan kita, Ia selalu tertarik untuk membebaskan kita dari kepuasan fana untuk menunjukkan diri-Nya, keadilan-Nya, kasih-Nya dan kuasa-Nya. Inilah yang menjadi sumber pengharapan Pemazmur.

Pada akhirnya, kita dapat merenungkan bersama-sama di ayat 2-6, di mana kita dapat percaya bahwa Allah kita dapat dipercaya, marilah kita berpaling dari semua dosa dan penderitaan dunia dan segala permasalahan hidup yang tidak akan ada habisnya, untuk memandang kepada Allah.

Melalui Mazmur ini, kita bersama-sama dapat mengenal Allah kita, Dia adalah tempat pengungsian kita, tempat di mana kita dapat berdiam diri dengan aman. Kita yang telah terluka oleh dunia dan dosa kita, ketika datang kepada-Nya dan bertobat, Ia Allah penebus kita akan benar-benar menguduskan kita dari segala dosa dan untuk hidup bersyukur kepada-Nya.

Kita belajar, bahwa kesenangan sejati dan abadi hanya ada di dalam Tuhan, hanya di dalam Kristus yang telah disalibkan. Marilah kita merenungkan setiap sifat Allah yang ada di Mazmur 43 terhubung langsung dengan tema utama Alkitab yaitu Yesus Kristus, Dialah yang diberitakan di Perjanjian Lama dan dihadirkan di Perjanjian Baru. Dialah pusat dari apa yang Alkitab sampaikan. Sifat-sifat Allah yang adil dan kasih pada akhirnya digenapi di dalam Dia di atas salib.

Marilah kita merenungkan salib, Yesus disalibkan karena kepada-Nya ditimpakan dosa kita, Yesus dihancurkan di atas salib, Yesus menerima bukan hanya kutuk dosa tetapi seolah-olah Yesuslah yang berbuat dosa. Ini adalah penderitaan yang Yesus alami, Dia merelakan diri-Nya untuk menunjukkan betapa seriusnya akibat dosa dan Ia serius berbelas kasihan kepada kita ciptaan-Nya yang berharga bagi-Nya. Tetapi karena dosa, kita menjadi begitu buruk, kita rusak.

Oleh kasih karunia saja, kita dibenarkan, diselamatkan dan bebaskan dan diperbaharui. Untuk menjalani hidup yang baru dalam Kristus, di dalam Dia adalah Roh Kasih, Roh yang menjadikan kita kekasih Allah dan dapat mengasihi sesama kita. 

Hari ini, ketika Anda membaca renungan ini, ada panggilan untuk bertobat, untuk berlari dari dosa dan datang kepada Kristus, sebab Dialah sukacita dan kegembiraan yang ada di Mazmur 43:4. Tanpa Dia kita ada dalam Kesia-siaan hidup. Marilah kita hidup dan membenci Kesia-siaan, hidup yang tidak berpusat pada kehendak Kristus, marilah di dalam Dia kita membenci dosa dan hidup memperjuangkan kekudusan dan kesalehan hidup.

Dalam Kristus, harapan kita menjadi nyata. Sebab pengharapan itu adalah Seseorang yang kudus dan benar. Baik hati dan kekasih jiwa kita, Dia adalah Yesus. Kita dapat berkata kepada diri kita sendiri, mengapa saya harus tertekan, mengapa. Saya dapat benar-benar berharap kepada Yesus, berharap sebab Dialah penebus saya dan penolong saya. Ketika kita memandang pada salib, kita tahu kita berdosa tetapi pada saat yang sama kita bertobat, karena kita tahu bahwa kita diterima karena kasih karunia.