Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 117:1-2 Kesetiaan TUHAN Untuk Selamanya

Renungan Mazmur 117:1-2 Kesetiaan TUHAN Untuk Selamanya

Ayat Alkitab Mazmur 117:1-2

Judul Renungan; Kesetiaan TUHAN Untuk Selamanya

Mazmur 117:1-2 (TB) Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!

Memuji TUHAN, ini adalah tujuan hidup kita, kita diciptakan untuk mengagumi dan memuji. Bahkan di dalam Kristus kita dipanggil untuk memuji TUHAN. Sebagai orang percaya, hati dan pikiran kita seharusnya selalu terpikat pada Kristus, pada Tuhan kita pada kemuliaan dan keindahan-Nya.

Namun, pada dasarnya kita adalah orang berdosa, kita masih hidup dalam daging yang fana, daging yang binasa pada saatnya nanti. Daging yang pasti akan kembali ke tanah, kita ada di dalam kemah sementara yang sangat mencintai dosa.

Ketika kita menyadari bahwa dosa diri dan di mana kecenderungan kita memegahkan ciptaan dan mengasihi ciptaan dan tidak pernah menginginkan Tuhan. Kita seharusnya benar-benar bertobat, kita berjuang untuk mengalahkan kemalasan kita, sebab di dalam kemalasan ada dosa yang sangat besar, ada kuasa yang memperbudak kita dan kita ada di dalam jeratnya.

Untuk sampai pada kehidupan baru yang indah dan dilepaskan dari perbudakan dosa dan di dalam diri kita memiliki kekuatan dan kemauan untuk mengalahkan dosa. Kita dipanggil oleh Injil, kita menerima berita Injil yang indah dan menakjubkan. Di mana kita menyadari betapa kita manusia tanpa harapan, di dalam perbudakan dosa dan hidup dalam kehampaan tanpa makna dan tidak memiliki tujuan yang benar berdasarkan kehendak Allah.

Injil kekuatan Allah yang menyelamatkan kita, di mana Injil adalah cerita tentang Allah yang menyelamatkan manusia. Melalui panggilan yang mendesak, panggilan yang penuh kasih dan kesabaran agar kita bertobat (2 Petrus 3:9). Panggilan yang memperlihatkan kepada kita Yesus yang disalibkan, Yesus yang telah hidup sempurna sebagai pusat dari cara hidup kita ketika kita percaya kepada Yesus.

Yesus inilah yang harus kita ikuti, sebab Dialah yang secara sempurna hidup untuk memuji kemuliaan Allah. Sebab kita bukan hanya dipanggil untuk percaya, kita dipanggil untuk mengenal Dia dan menjadi seseorang yang mengikuti jejak Kristus, untuk benar-benar menjadi serupa dengan Dia dalam keseharian kita, inilah definisi dari memuji Allah.

Hidup untuk memuliakan Allah adalah hidup yang mengikuti Yesus, menjadi pengikut Yesus membawa kita pada kematian setiap hari. Mati atas diri sendiri, mati atas semua keinginan yang itu untuk memuaskan ego kita, untuk membawa kita pada diri yang semakin jahat. Di dalam Yesus kita dipanggil untuk semakin seperti Dia, melayani seperti Dia, mengasihi seperti Dia dan pada akhirnya melakukan kehendak TUHAN sama seperti Yesus.

Hanya ketika kita mengerti salib, merenungkan salib dan melihat kita adalah orang yang berdosa lebih dari yang dapat kita pikirkan dan dikasihi oleh kasih yang sangat besar. Maka kita diubahkan oleh Injil, kita diperbaharui karena kesadaran jiwa bahwa kita dikasihi. Dan apa yang kita kerjakan untuk memuliakan Allah adalah pekerjaan yang benar-benar menyenangkan, memuaskan dan memperlihatkan kepada kita tujuan sejati dari hidup kita, tujuan dari kita diciptakan dan ada sampai pada titik kita ditemukan oleh kasih karunia yang melimpah di dalam Yesus Kristus.

Marilah kita hidup dalam pertobatan yang sejati, sehingga kita memuji kemuliaan-Nya, benar-benar memberikan diri kita kepada Kristus. Untuk mengikuti Dia ke mana saja Dia memanggil kita, membawa diri kita untuk selalu berserah kepada Dia dan merasakan kasih yang melimpah-limpah di dalam Dia.

"Hidup yang memuliakan TUHAN adalah hidup yang mematikan dosa di dalam diri sendiri oleh kasih karunia kita dimampukan."

Kasih Yesus, menjadikan kita manusia baru yang memuji Allah, kita memuji Allah karena kita sadar bahwa hanya Dia saja yang layak menerima pujian kita. Ada dalam kekudusan Kristus, membawa hidup pada kemuliaan yang berasal dari Allah, identitas diri kita kita bukan lagi ditentukan oleh definisi dunia dan budaya, melainkan kita adalah pengikut Yesus yang telah mengasihi kita ketika kita masih berdosa. Terpujilah TUHAN sampai selama-lamanya. Amin.