Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 3:1-2 Janganlah Melupakan Ajaran Hikmat

Renungan Amsal 3:1-2 Janganlah Melupakan Ajaran Hikmat

Ayat Alkitab Amsal 3:1-2

Judul Renungan; Janganlah Melupakan Ajaran Hikmat

Amsal 3:1-2 (TB) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.

Ketika saya berdoa dengan sangat fasih, saya mendapatkan hasil yang paling sedikit dalam kehidupan doa saya. Tetapi ketika saya berhenti menjadi fasih dan kurang memberikan teologi kepada Tuhan dan diam dan hanya menatap ke atas dan menunggu Tuhan berbicara ke dalam hati saya Dia berbicara dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga saya harus mengambil pensil dan buku catatan dan mencatat apa yang Tuhan katakan ke hatiku. ~ AW Tozer

Kita diajak untuk merenungkan, bahwa hikmat adalah orang tua kita. Memakai metafora bahwa kita adalah anak dari hikmat. “Hai anakku.” Demikianlah sekarang kita adalah seseorang yang benar-benar diperhatikan oleh hikmat. Marilah kita melihat diri kita sebagai seorang anak manusia yang benar-benar memerlukan tuntunan dari orang tua. Kita sebagaimana anak kecil yang tersesat di dalam hutan yang mengerikan, rimbun dan binatang buas dapat kapan saja menerkam diri kita.

Demikianlah hikmat, seperti orang tua yang handal hidup di dalam hutan rimba, seorang dewasa yang membawa senjata, seorang pemburu handal dan mampu bertahan hidup di hutan rimba yang mengerikan. Hutan rimba tempat di mana hewan buas hidup. Dan hari ini, melalui artikel renungan ini, sih pemburu itu, orang dewasa itu yang memanggil kita dengan sebutan anak. Memanggil kita untuk merenungkan ajarannya.

Jadi yang menjadi pertanyaannya sekarang. Ajaran seperti apa itu, yang sedang ia ajarkan kepada kita? Sebelum kita masuk ke setiap ajaran tersebut, marilah kita kembali mendengarkan apa yang sedang disampaikan oleh orang tua kita yang dengan penuh kasih memanggil kita “anakku.” 

Untuk tidak melupakan ajaran Sang Hikmat, matilah kita memelihara ajaran tersebut di dalam hati kita. Ini dapat dilakukan hanya ketika kita hidup berpusat pada hikmat. Ini adalah hikmat yang berasal dari Allah, hikmat yang memberikan perintah bagaimana seharusnya kita hidup di hutan rimba saat ini.

Hikmat sejati berasal dari Alkitab yang kita baca dan renungkan setiap hari. Karena Alkitab adalah firman Allah yang diihamkan oleh Roh Kudus kepada para penulis (2 Timotius 3:16). Alkitab adalah Injil yang mendidik kita untuk mengenal siapa kita dan siapa Allah. Di mana Alkitab yang adalah sumber hikmat dengan jelas, jujur dan konsisten membukakan fakta yang benar, bahwa manusia adalah pendosa, manusia telah melawan Allah dan manusia binasa di dalam dosanya.

Marilah kita tidak melupakan Alkitab kita, marilah kita membuka Alkitab kita untuk membaca Alkitab kita dan merenungkannya siang dan malam. Marilah kita sungguh-sungguh berdosa dan berjuang untuk hidup yang berpusat pada firman, untuk menjadikan firman Tuhan pondasi kehidupan. Dengan cara siang dan malam hidup untuk mengerti firman dan melihat bahwa Alkitab pada dasarnya tentang kasih karunia Allah, yang dinyatakan di dalam Kristus.

1. Injil yang memberikan panjang umur dan kesejahteraan sejati

Inilah yang akan kita renungkan, dan benar-benar kita renungkan. Saya berdosa kiranya apa yang saya tulis ini. Benar-benar meresap ke dalam pemikiran Anda. Ini tentang Kristus yang disalibkan, ini bukan tentang hikmat yang sama seperti dunia tawarkan. Ini tentang ajaran yang berpusat pada kasih setia Tuhan. Ini tentang kebenaran yang sejati yang berasal dari Allah.

Kebenaran yang dengan jujur menyatakan kita binasa di dalam dosa, kita adalah orang-orang yang tidak pernah benar-benar dewasa. Kita adalah anak-anak yang sedang bingung, kita membutuhkan seorang dewasa, dan orang dewasa itu adalah Kristus, Dia bukan hanya seorang sahabat, Dia adalah jalan yang akan membawa kita keluar dari rimba.

Hai anak-Ku dengarkanlah apa yang Aku sampaikan. Akulah jalan, datanglah kepada-Ku. Aku adalah Kristus tang membawa senjata yang akan memusnahkan tipu daya setang yang membawa engkau ke dalam kebodohan yang ada di dalam dunia ini.

Melalui salib, Yesus menyelamatkan kita dari hutan dosa kita, kita yang tersesat dalam hutan dosa pemikiran kita di mana kita merasa baik-baik saja. Pada akhirnya menyadari bahwa kita tidak sedang baik-baik saja. Kita yang seharusnya binasa, kebinasaan itu ditimpakan kepada Kristus, sehingga di atas salib Yesus yang kudus dan suci, menjadi pendosa yang binasa. Sedangkan kebenaran, kekudusan dan perkenanan Allah diberikan kepada kita. Kita yang percaya dalam nama-Nya. Kita yang melihat diri dosa dan bertobat.

Saudaraku yang kekasih, Yesus inilah yang membawa kita untuk hidup berdasarkan hikmat Allah. Baiklah keinginan kita untuk semakin mengenal Yesus dan hidup serupa dengan Dia. Sebab Yesus sangat berharga, lebih dari permata apa pun, tidak ada yang dapat menyamai keberhargaan Yesus. saya berdoa kiranya hati dan pikiran mendapati Yesuslah yang paling berharga. 

Umur panjang dan kejayaan akan terjadi atas hidup. Ini bukanlah umur panjang biasa, di dalam Yesus kita menerima kehidupan kekal. di dalam Yesus kita mendapati kehidupan yang benar-benar aman. Maka kita bertobat, maka kita membenci segala dosa kita, maka kita hidup berjuang untuk berkenan kepada-Nya. Di dalam kasih karunia kita dimampukan. Kita diterima bukan karena kita, melainkan karena Kristus, untuk kudus dan memperjuangkan hidup yang kudus. Karena kebencian akan dosa. Inilah hikmat yang berasal dari Allah.

Saudaraku, yang kekasih, ada undangan untuk Anda, melihat bahwa Injil lah yang harus ada di dalam hati dan pikiran kita. Yesus yang disalibkan itulah yang harus tertanam di hati kita. Baiklah kita benar-benar mengerti ini, merenungkan ini dan Injil dapat menjadi gaya hidup kita sehingga kehendak Allah terjadi atas kehidupan yang sangat sementara hari-hari ini.

2. Nasehat seperti apa itu?

Saya ingin Anda, merenungkan keseluruhan pasal Amsal 3, berpusatkan pada Injil Yesus Kristus. Karena ini begitu menyegarkan, bukan sekedar perintah untuk melakukan ini dan itu. Melainkan kasih karunia yang melimpah untuk kita hidup dalam Tuhan, menikmati Tuhan dan berjalan di jalan kebenaran hikmat. Renungkanlah, dan hidupilah Amsal kebijaksaan ini.

Amsal 3 (BIMK) Alkitab dalam bahasa Indonesia Masa Kini

Amsal 3:1-2 (BIMK) Janganlah lupa akan apa yang telah kuajarkan kepadamu, anakku. Ingatlah selalu akan perintahku, supaya panjang umurmu dan sejahtera hidupmu. 

Isi dari nasehat, ajaran yang haruslah tidak dilupakan. Kita haruslah percaya pada kasih setia Allah. Sehingga kita dimampukan untuk memiliki karakter Allah, marilah tetap setia kepada Allah Kasih setia itu dinyatakan di dalam Kristus. Inilah pusat dari kita Amsal, untuk percaya kepada TUHAN, dengan takut yang hormat kepada Dia. (Amsal 1:7).

  • 3Hendaklah engkau tetap percaya dan setia kepada Allah dan sesamamu. Ingatlah itu dan simpanlah di dalam hatimu, 4supaya engkau disenangi dan dihargai oleh Allah dan manusia. 
  • 5Percayalah kepada Tuhan dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri. 
  • 6 Ingatlah pada Tuhan dalam segala sesuatu yang kaulakukan, maka Ia akan menunjukkan kepadamu cara hidup yang baik. 
  • 7 Janganlah menganggap dirimu lebih pandai daripada yang sebenarnya; taatilah Tuhan dan jauhilah yang jahat.  
  • 8Perbuatanmu itu akan menjadi seperti obat bagimu yang menyembuhkan badanmu dan menyegarkan batinmu.
  • 9 Hormatilah Tuhan dengan mempersembahkan kepada-Nya yang terbaik dari segala harta milik dan hasil tanahmu, 10maka lumbung-lumbungmu akan penuh gandum, dan air anggurmu akan berlimpah-limpah sehingga tidak cukup tempat untuk menyimpannya.
  • 11 Apabila Tuhan menghajar engkau, anakku, terimalah itu sebagai suatu peringatan, dan jangan hatimu kesal terhadap didikan-Nya itu.   
  • 12Tuhan menghajar orang yang dicintai-Nya, sama seperti seorang ayah menghajar anak yang disayanginya.  13 Beruntunglah orang yang menjadi bijaksana dan mendapat pengertian. 
  • 14Keuntungannya lebih besar daripada yang diperoleh dari perak, dan lebih berharga dari emas. 
  • 15 Hikmat lebih berharga daripada batu permata; semua yang kauidamkan tak dapat menyamainya. 
  • 16Hikmat memberikan kepadamu umur panjang, kekayaan dan kehormatan. 
  • 17Hikmat membuat hidupmu senang dan sejahtera. 
  • 18 Orang yang berpegang teguh pada hikmat akan mengalami hidup yang sejati dan bahagia.
  • 19 Dengan hikmat, Tuhan menciptakan bumi; dengan akal budi-Nya Ia membentangkan langit di tempat-Nya. 20 Dengan pengetahuan-Nya Ia membuat sumber-sumber air di bawah tanah pecah dan mengalirkan airnya serta awan di langit mencurahkan air ke bumi.
  • 21 Sebab itu, berpeganglah pada hikmat dan pada pertimbangan yang matang, anakku! Jangan sekali-kali melepaskannya, 22maka hidupmu akan terpelihara -- indah dan menyenangkan. 23Engkau akan berjalan dengan aman, dan tidak akan tersandung. 
  • 24 Engkau akan pergi tidur tanpa merasa takut, dan engkau tidur nyenyak sepanjang malam. 25 Tak perlu engkau takut akan bencana yang datang tiba-tiba seperti badai, dan melanda orang-orang jahat. 26 Tuhan akan menjaga engkau. Ia tidak akan membiarkan engkau terperosok ke dalam perangkap.
  • 27 Jika kau mempunyai kemampuan untuk berbuat baik kepada orang yang memerlukan kebaikanmu, janganlah menolak untuk melakukan hal itu. 
  • 28 Janganlah menyuruh sesamamu menunggu sampai besok, kalau pada saat ini juga engkau dapat menolongnya. 
  • 29 Janganlah merencanakan sesuatu yang merugikan sesamamu yang tinggal di dekatmu dan mempercayaimu. 
  • 30 Jangan bertengkar tanpa sebab dengan seseorang yang tak pernah berbuat jahat kepadamu. 
  • 31 Jangan iri terhadap orang yang menggunakan kekerasan, dan jangan meniru tingkah laku mereka. 
  • 32 Sebab, Tuhan membenci orang yang berbuat jahat, tetapi Ia akrab dengan orang yang lurus hidupnya. 
  • 33 Tuhan mengutuk rumah orang jahat, tetapi memberkati rumah orang yang taat kepada-Nya. 
  • 34 Tuhan membenci orang yang tinggi hati, tetapi memberkati orang yang rendah hati.  
  • 35 Orang bijaksana akan bertambah harum namanya, sedangkan orang bodoh semakin tercela.

Soli Doe Gloria.