Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Yehezkiel 2:7 Beritakanlah Firman!

Renungan Yehezkiel 2:7 Beritakanlah Firman!

Ayat Alkitab Yehezkiel 2:7

Judul Renungan Beritakanlah Firman!

Baca Keseluruhan Perikop Pasal 2; Yehezkiel 2:1-10

Yehezkiel 2:7 (TB) Sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka, baik mereka mau mendengarkan atau tidak, sebab mereka adalah pemberontak.

Yehezkiel dikuatkan oleh Allah dan arti dari mana Yehezkiel  “Allah menguatkan” ia dipanggil untuk memberitakan firman Allah. Janji utama dari Allah yang memanggil Yehezkiel, bahwa Allah sendiri yang akan bersama-sama dengan dia. Anda dan saya dapat membaca beberapa kali bahwa Allah sendiri memberitahukan kepada Yehezkiel. Janganlah takut, sebab mereka hanyalah para pemberontak, mereka adalah bangsa yang keras kepala dan tidak mau berubah. Dengan kata lain, mereka hanyalah manusia biasa.

Saudaraku, ini panggilan yang tidak mudah bagi Yehezkiel, yang ia hadapi adalah orang-orang berdosa yang ada di dalam pembuangan dan para penyembah berhala gila yang mencintai berhala mereka. Mereka adalah orang-orang yang merasa bahwa diri mereka tidak perlu bantuan dan memiliki kebenaran. Bukan hanya itu, mereka merasa bahwa diri mereka tidak memerlukan Tuhan, mereka pemberontak yang tidak menginginkan Tuhan.

Panggilan yang menakutkan, panggilan yang menggetarkan. Apa yang harus dilakukan? Selain pada masa itu Yehezkiel ada di dalam pembuangan, melihat negaranya hancur, yang ia hadapi adalah orang-orang yang tidak ingin mendengarkan apa yang akan ia beritakan. Tetapi Allah sendiri memerintahkan, memang perkataan yang akan disampaikan oleh Yehezkiel tidak akan didengarkan oleh orang-orang Israel. Tetapi tugas dari Yehezkiel tetaplah harus memberitakan firman-Nya.

Saudaraku, tidak ada yang sia-sia, ketika Anda dan saya mempelajari Alkitab kita di masa kini, ketika kita secara benar dan mendalam mengerti kebenaran. Bahwa kehidupan yang ada di dalam kasih karunia adalah kehidupan yang bertobat, ketika firman yang kita  sampaikan menyakiti hati, menyinggung perasaan dan membawa pada kehidupan yang memalukan ketika melihat dengan jelas diri sendiri yang berdosa.

1. Pemberontak itu adalah kecenderungan kita

Saya membawa Anda untuk melihat diri Anda sendiri, untuk melihat diri kita, diri saya, kebodohan dan kebobrokan diri saya sendiri. Bahwa pemberontak yang sedang diberitakan kepada Anda dan saya, itu adalah diri kita sendiri. Kita adalah orang-orang yang pada dasarnya tidak menginginkan Allah, kita adalah orang-orang berdosa yang layak untuk dibinasakan, layak untuk dibuang dan diberikan murka Allah uang kekal.

Dosa membawa manusia untuk tidak menjadi milik Allah, manusia merasa bahwa ia adalah pemilik diri-Nya sendiri. Inilah yang menyesatkan dari apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan manusia. Dosa pada kenyataan-Nya, menghancurkan kita, menjadikan kita pemberontak, kita tidak mempercayai Allah, kita tidak percaya bukan hanya pada kasih-Nya, bahkan kita meremehkan penghukuman-Nya.

Padahal manusia sedang diperbudak oleh berhala-berhala yang mengikat dirinya, manusia menyembah apa yang ia anggap kebebasan. Kehidupan yang bebas inilah yang menjadikan manusia semakin lemah, karena di sana segala jenis penyimpangan manusia dilakukan. Aturan di dalam penyembahan berhala, memberikan makanan kepada kedagingan, pada saat yang sama ini melemahkan kehidupan. Di dalam penyembahan berhala tidak ada kasih, keadilan dan yang ada hanyalah kemiskinan dan kekayaan yang dinikmati oleh orang-orang kalangan atas saja. Inilah yang terjadi pada bangsa Israel, mereka melakukan dosa dengan menyembah Allah lain.

Begitu juga dengan Anda dan saya, ketika kita tidak dipuaskan di dalam Yesus, kita akan dengan muda menyembah berhala-berhala yang ada di dalam hati kita. Kita dengan mudah menjadi pemberontak, kita dapat terlihat memiliki kehidupan yang baik, kehidupan yang beribadah, namun munafik, sebenarnya kita hanya ingin dilihat orang. Kita ingin semua berhala yang dapat memuaskan kita, melalui nama Yesus dan pada dasarnya kita tidak menginginkan Yesus. Kita harus bertobat, marilah kita belajar dari sejarah orang Israel. 

2. Belajar untuk mendengar dan belajar untuk melembutkan pikiran menjadi pemberita firman.

Pembuangan, bertujuan agar orang-orang Israel bertobat, agar generasi berikutnya dapat kembali kepada Allah. Lalu generasi yang lalu dimusnahkan, dimatikan dan dihancurkan. Sekarang, apa yang dapat kita pelajari dari apa yang Allah kerjakan di dalam sejarah orang Israel dan bangsa-bangsa lain yang menindas mereka. 

Kita belajar untuk menjadi seseorang yang taat pada hukum Allah, bukan agar diselamatkan, tetapi itulah identitas kita sebagai orang-orang tebusan, kita telah dihidupkan di dalam Yesus, diberikan cara hidup yang baru dan dimatikan atas segala dosa. Dahulu kita adalah orang-orang yang memberontak, kita tidak ingin mendengarkan firman Kristus.

Melalui kehidupan yang bertobat, sebaiknya kita menjadi seseorang yang benar-benar dengan teliti, dengan tekun untuk merenungkan dan melakukan firman yang ada di dalam Yesus. Melalui Alkitab kita, melalui kebenaran yang sejati yang berpusat kemuliaan Allah, Allah yang harus dikenal dan diperkenalkan. 

Kita dipanggil untuk mendengarkan Sang Nabi sejati, yaitu Kristus, kita dipanggil untuk berhenti menjadi pemberontak. Untuk mati atas pemberontakan, bertobat dari semua pemberontakan dan taat kepada Yesus. Sebab pada akhirnya kita juga dipanggil sebagai seseorang yang sama seperti Yehezkiel ketika kita telah dewasa di dalam Yesus, yaitu beritakanlah Firman, kita adalah duta Kristus, untuk memancarkan kemuliaan Injil.

Pemberitaan salib, merupakan kebutuhan setiap orang di dalam dunia ini, inilah yang harus disadari oleh orang-orang. Memang pada akhirnya, tidak semua orang akan mendengarkan kita, memang pada akhirnya meskipun orang tersebut orang Kristen, namun pemberitaan salib tidak akan menyenangkan untuk didengarkan oleh orang-orang yang memiliki hati yang memberontak, mereka yang pada dasarnya tidak menginginkan Allah yang kudus, adil dan benar.

Marilah kita mengarahkan hati dan pikiran kepada Yesus, untuk dilembutkan sama seperti Yesus, untuk menjadi pendengar firman seperti Yesus. Sehingga kita menjadi pengikut-pengikut Yesus yang benar-benar bertumbuh, berpusat dan hidup hanya kepada Yesus saja. 

Merefleksikan kehidupan Yehezkiel

Perjalanan kita masih sangat panjang, dalam hal merefleksikan kehidupan Yehezkiel. Kita baru saja memulainya dan berada di pasal 2 kitab yang sangat indah ini.

Kita dapat melihat dengan cerminan yang utuh dan benar yaitu Alkitab kita tentang kehidupan dan bagaimana seharusnya kita hidup. Dari kehidupan seorang Yehezkiel. Ketika ia hidup sebagai orang Israel dan dari keturunan iman. Dan pada saat yang sama ia dipanggil sebagai seorang nabi. Ini adalah bayangan dari kesempurnaan dari penebus kita Yesus Kristus.

Pada dasarnya, kehidupan kita yang ada di dalam Yesus, yang paling utama bukanlah hanya merefeksikan kehidupan sang nabi. Yang paling utama, adalah merefleksikan Kristus, kehidupan-Nya yang sempurna, Dialah Sang Nabi sejati, Sang Iman sejati, Sang Raja sejati, Sang Penebus sejati, Dialah Sang Korban sejati. Sehingga sekarang kita tahu yang paling kita butuhkan adalah Yesus Kristus, untuk mendapatkan kehidupan yang sejati, kehidupan yang memberitakan firman Kristus dengan berani, karena Yesus ada di dalam Yesus, karena Allah sendiri melalui Roh Kudus hadir menyertai Anda dan saya, membawa kita dengan berani memberitakan dosa manusia.  

Menyerukan bahwa manusia harus bertobat dari dosa, bahwa orang Kristen harus bertobat setiap hari, bahwa kasih karunia menyelamatkan melalui iman yang benar, untuk menikmati kemuliaan Allah dan taat pada kehendak Allah saja. Kehidupan yang hanya untuk memuliakan Allah, menyembah Allah yang benar, Allah yang berkarakter sempurna yang ada di Alkitab kita. Amin. Soli Deo Gloria.