Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Yehezkiel 3:3 Gulungan Kitab Manis Seperti Madu

Renungan Yehezkiel 3: 3 Gulungan Kitab Manis Seperti Madu

Ayat Alkitab Yehezkiel 3:3

Judul Renungan: Gulungan Kitab Manis Seperti Madu

Yehezkiel 3:3 (TB) Lalu Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti mudu dalam mulutku.

Ini adalah bagian terbaik dari cerita pertemuan Yehezkiel dan Allah, di mana Firman yang keras itu, gulungan kitab yang berisi hukuman dan setiap realitas murka kekal Allah. Fakta bahwa Yerusalem akan dihancurkan, diruntuhkan menjadi puing-puing, bahwa berakhirnya setiap kebanggaan bangsa itu, dan terlihat sangat jelas oleh Yehezkiel, bahwa isi dari gulungan  kitab itu, merupakan kematian dan tidak adanya harapan.

Selanjutnya, isi lain dari gulungan itu, realitas tentang sang Nabi yang tidak akan didengarkan, sang Nabi yang akan menyaksikan bahwa tidak akan terjadi pertobatan. Pada faktanya semua itu adalah hukuman, keseriusan murka Allah, kuasa yang mengerikan dan kematian yang nyata. Kitab itu memberikan penghukuman dan penghakiman. 

Kitab itu bukan sekedar kritik tajam tanpa perlakuan kasar, itu adalah kehancuran suatu bangsa yang nyata karena dosa mereka, karena eksploitasi orang-orang miskin dan janda. bahkan penyambahan berhala. Itu adalah hantaman batu ke kepala, itu adalah pedang yang terhunus, dan anak panah yang bertaburan. Itu adalah palu besar yang menghancurkan tembok dan api murka Allah yang menghanguskan Yerusalem. Itulah isi dari kitab yang akan di makan oleh Yehezkiel. Kitab itu adalah kenyataan dari keadilan Allah, dari murka Allah dan kebencian Allah terhadap dosa dan manusia berdosa yang tidak menginginkan diri-Nya dan aturan-Nya yang membebaskan.

Untuk Anda dan saya hari ini

Inilah kenyataan dari diri Anda dan saya dan seluruh umat manusia, gambaran nyata dari dosa, dari ayat ini dari perikop pertama pasal 3. Kita dapat belajar bagaimana Allah akan memberitahukan keberadaan-Nya, murka-Nya penghukuman melalui bangsa lain. Bahwa dosa tidak pernah bercanda, itu akan mengeluarkan racun yang mematikan, itu sangat serius dan mengerikan. Ya ini adalah kengerian yang harus benar-benar Anda dan saya renungkan.

Untuk kita hari ini, bahwa Alkitab dengan sangat jujur memberitahukan kepada kita, fakta dari dosa dan Allah yang menyatakan diri-Nya di dalam sejarah melalui Alkitab. Bukanlah Allah yang menyukai dosa, Dia adalah Allah yang murah hati, baik itu dan pengasih yang sangat membenci dosa. dan fakta yang menakutkan dan jarang untuk mau kita renungkan. Kitalah orang berdosa yang dibenci oleh Allah, Anda dan saya sama saja, pendosa yang benar-benar layak untuk binasa.

Kita telah melawan Allah, kita bermegah seperti orang Israel, kita mengabaikan nasehat yang benar. kita tidak suka untuk mengenal Allah segala hal yang kita sukai adalah tentang keinginan kita dan segala kemauan kita untuk kemuliaan kita dan memenuhi segala keinginan daging yang memuaskan untuk memuja berhala-berhala modern kehidupan kita. Kita pendosa yang layak binasa, mati dalam kegelapan dan menerima murka itu. Alkitab sangat jujur akan kebenaran ini.

Namun, di masa sekarang, yang dikhotbahkan hanyalah bagian indah dari Alkitab, yang bertebaran di media sosial. Hanyalah penghiburan untuk kepuasan perasaan semata. Kita mendapati kedangkalan teologi sehingga kita tidak pernah benar-benar mengenal siapa Allah. Kita cenderung tidak kagum pada Allah, kita tidak takut akan Dia, manusia tidak mencintai Allah apalagi menyembah Allah yang banar. 

Kita membawa ayat-ayat Alkitab penghiburan untuk kepuasan perasaan semata dan keinginan daging kita. Kita berharap janji Tuhan adalah tentang kepuasan diri sendiri yang semakin hebat, semakin mulia dan semakin berkuasa berdasarkan apa yang baik kita pikirkan. Inilah yang terjadi juga atas bangsa Israel sehingga mereka menerima murka kekal Allah. Dosa mematikan, dosa membawa kita pada kematian, keterpisahan dari Allah Bapa. Sebab semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah, mati dalam kegelapan murka kekal Allah Bapa.

kesadaran akan dosa diri sendiri. Sadar akan pikiran dan hati yang bodoh. Sadar akan keinginan daging yang memperbudak kita yang membawa kita pada penderitaan yang sia-sia. Sadar diri yang menjadi kawan setan. Membawa kita berharap pada belas kasihan Tuhan, inilah yang benar-benar kita butuhkan. Dan Alkitab membawa kita pada realita kegelapan psikologis karena dosa, ini baik adanya, untuk melihat kasih karunia, Kekristenan berpusat pada kasih Allah yang melimpah, yang di mana untuk menyadari kebesaran kasih Allah, kita harus sadar betapa tidak layaknya diri kita dikasihi.

Manis seperti MADU

Bagaimana mungkin penghukuman, penghakiman, kritik tajam dan hal-hal yang menyakitkan, dapat terasa begitu manis bagi Yehezkiel? Bagaimana mungkin kabar tentang kahancuran dari kota kebanggaan mereka yaitu Yerusalem dapat terasa begitu manis? Inilah yang akan kita renungkan lebih jauh.

Inilah yang akan benar-benar kita dalami di dalam terang Injil atau kaitannya dengan Injil. Allah yang bekerja di dalam sejarah manusia, membinasakan dan menghidupkan. Bukanlah Allah yang tanpa maksud, rancangan-Nya sempurna meskipun aneh dan tidak baik jika didasarkan pada pemikiran kita yang berontak terhadap Dia. 

Saudaraku, ini bukan hanya tentang penghukuman yang brutal ini juga tentang kasih yang sempurna dari Allah untuk menunjukkan betapa Ia adalah Allah yang adil dan mencintai kasih setia kepada yang tertindas dan sangat membenci dosa, karena dosa selalu merugikan yang lemah dan menghina kemuliaan TUHAN. Ia adalah Allah yang datang untuk memberikan peringatan dan membawa orang-orang yang mau kembali kepada diri-Nya untuk bersekutu dengan Dia.

Sang nabi, mulai perjalanan hidup bersama Allah yang cukup melelahkan, ia adalah nabi yang malang. Ketika kita membaca dengan teliti setiap pasal selanjutnya dari kitab Yehezkiel. Namun itu terasa manis di mulutnya. 

Ini adalah gambaran nyata dari bagaimana seseorang Kristen sejati yang ada di dalam Yesus, ketika firman Tuhan bersifat mengkritik dosanya, ia akan merasakan kritikan itu sangat manis. Ini adalah jenis kehidupan baru yang hidup untuk Tuhan, di mana setiap firman Allah, benar-benar ia rasakan makanan bagi jiwanya.

Bagaimana dengan Anda dan saya, adakah firman itu menjadi kesukaan kita, adakah gulungan kitab itu menjadi manis bagi jiwa kita. Penghakiman Tuhan melalui hamba-hamba-Nya, nasehat-nasehat yang menentang kedagingan kita, setiap kritikan keras untuk mematikan dosa. Ketika Anda dan saya benar-benar ada di dalam Yesus, semua itu manis seperti madu. Semua itu adalah makanan yang menyehatkan kerohanian, memberikan kekuatan dan keberanian untuk memberitakan kemuliaan Tuhan, kekudusan Tuhan yaitu Injil. 

Ketika Yesus ada di pusat kehidupan, ketika salib Yesus menjadi bagian dari perenungan harian kita. Ini akan membawa kita pada kepuasan untuk terus menerima firman yang manis seperti madu. Memang semua ini bertentangan dengan keinginan daging, dengan semua keinginan kita yang bobrok dan bodoh. Namun di dalam Yesus, melihat Yesus yang telah membebaskan kita dari dosa dan membawa kita kepada diri-Nya. Firman yang keras itu menjadi sangat manis, firman itu adalah makanan yang memuaskan bagi jiwa kita.  

Firman itu telah menjadi manusia, Dialah Roti hidup yang kekal, Dialah yang benar-benar Anda dan saya perlukan. Sebab kita ini diciptakan oleh-Nya dan untuk diri-Nya. Renungkanlah Dia, Injil Yesus Kristus itu dan bawalah hati dan pikiran kita terus terbenam di dalam Firman yang menghidupkan. Firman yang memberikan kehidupan dan kekuatan. Firman yang memberikan kuasa untuk mengalahkan kuasa kegelapan. Firman yang mematikan dosa dan menguduskan kita. 

Baca Juga: Perikop Yehezkiel 3:1-15

Inilah Dia Sang Firman yang telah menjadi manusia, Roti kehidupan yang manis seperti madu. Semua ini adalah kebenaran Injil Kerajaan Allah yang melegakan dan membebaskan dan membawa kita untuk memuji Allah sampai selama-lamanya. Yohanes 1:1-3 (TB) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Amin.