Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan 2 Timotius 3:1-5 Menjauhlah!

Renungan 2 Timotius 3:1-5 Menjauhlah!

Ayat Alkitab 2 Timotius 3:1-5

Judul Renungan; Menjauhlah!

2 Timoitus 3:1-5 (TB) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, hidup dikuasai oleh kuasa dosa, manusia telah hidup untuk dirinya sendiri. Melakukan segala sesuatu untuk kepentingan diri sendiri, untuk kesenangan diri sendiri. Dan terjebak dalam penyembahan berhala yang menuntut kesetiaan dan akhirnya membawa pada kematian kekal yang memisahkan manusia dari Allah yang telah menciptakan mereka. 

Kita harus dapat melihat zaman, apa yang terjadi dan bagaimana kuasa dosa bekerja di dalam diri manusia dan membentuk sejarah umat manusia. Sekarang membentuk wawasan dunia, bagaimana dunia hari ini berjalan, dosa masih menguasai manusia, kuasa kegelapan masih membawa hati manusia semakin gelap, ketika terang Kristus tidak ada di dalam diri mereka. Namun pada saat yang sama, kuasa Injil terus bekerja melalui orang-orang yang telah dikuduskan untuk hidup bagi kehendak Allah.

Melalui Paulus yang telah memprediksi, bahwa pada zaman akhir manusia akan benar-benar terlihat mementingkan diri mereka sendiri. sifat manusia yang demikian juga, telah ada pada zaman Timotius hidup. Saya membaca beberapa artikel, menonton video yang memberitakan krisis sopan santun dari generasi muda. Zaman ini, kita dapat melihat, melalui media massa, terutama Youtube, orang-orang berlomba-lomba untuk memperlihatkan diri sendiri yang benar dan dapat diandalkan, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah yang terbaik dan memang pantas untuk dipandang.

Mereka bukanlah orang-orang yang tidak datang untuk beribadah, justru mereka adalah orang-orang yang terlihat datang beribadah. Mereka terlihat setia bahkan melalui ibadah mereka, mereka dapat dengan mudah menyalahkan orang lain dan mengklaim bahwa kebenaran ada dalam diri mereka sendiri. justru ibadah mereka inilah yang membuat mereka sangar dan suka untuk meremehkan orang lain, melalui ibadah mereka inilah mereka mendapatkan alasan untuk menyombongkan diri.

Jika kita tidak berhati-hati, maka kitalah orang-orang yang Paulus sedang sebutkan. Jadi sekarang marilah kita melihat diri kita sendiri, melihat hati kita, pikiran kita, apakah ibadah kita berpusat pada Allah. Karena kita adalah pendusta, hati kita sangat gampang menipu bukan hanya orang lain, tetapi juga diri sendiri. Karena setiap kebohongan, dimulai dari diri sendiri, setiap kesombongan dimulai dari kita yang mengabaikan Kristus, kita mengabaikan Roh Kudus, kita tidak lagi melihat diri kita yang diperbudak dosa, kita menyangkal dosa yang ada di dalam diri kita sendiri. 

Dengan sangat baik Paulus memberitahukan kepada kita, kereteria dari orang-orang beracun di zaman akhir, bahkan orang-orang ini telah ada pada zaman Paulus dan Timotius hidup. Dan penerapan praktis dari apa yang Paulus sampaikan kepada Timotius adalah jauhilah orang-orang yang beracun itu, jangan mendekat. Inilah yang akan kita renungkan bersama. Untuk menjauhi mereka itu dan tujuan dari kita menjauhi orang-orang seperti yang Paulus jelaskan.  

Menjauh dari orang-orang yang jahat, untuk semakin dekat pada Allah dan berfokus pada orang-orang yang mau bersama-sama memuliakan Allah. Ada tujuan yang jauh lebih tinggi, bernilai kekal dan tidak dapat diabaikan. Bahkan sangat mendesak, untuk membawa orang-orang yang dapat dipercayai bertumbuh bersama ke arah Yesus, berakar di dalam firman Allah dan dapat melayani orang lain lagi.

Yesus membebaskan kita dari dosa, dengan menjadi manusia  sempurna tanpa dosa, Dia tidak berdosa karena Dia adalah Allah, Dia adalah yang berkuasa Sang Kudus yang menjadi daging. Dengan begitu, darah yang kudus, mengalir darah itulah yang menyucikan kita, bukan agar kita berteman dengan orang-orang beracun dan berusaha mengubahkan mereka. 

Kita tidak akan pernah dapat mengubahkan orang-orang jahat, agar mereka dapat percaya kepada Yesus, merekalah yang akan mengubahkan kita agar mental kita hancur. Maka menjauhlah dari orang-orang tersebut. Kita lebih baik menjauh dari mereka ketika memiliki kesempatan dan berfokus pada pelayanan yang dipercayakan kepada kita, karena Yesus mencurahkan darah-Nya menguduskan kita agar kita melakukan pelayanan-Nya.

Fokus membawa orang-orang dapat dipercaya untuk dapat bersama-sama mengasihi Yesus, mengenal Yesus dan menjadi seseorang yang puas di dalam Yesus. Kepuasan di dalam Yesus inilah yang membawa kita tetap bisa mengasihi orang-orang jahat. Pada saat yang sama kita menjauh dari mereka untuk menjaga kewarasan kita dan menjadi seseorang yang berfokus pada melayani Allah, bertobat dan hidup untuk mengejar kekudusan, kebenaran di dalam Kristus yang telah membebaskan kita dari dosa. Membebaskan kita dari kutuk dosa dan menjadikan kita anak-anak Allah yang berbahagia ketika bersekutu dengan Dia dan orang-orang yang dapat dipercaya dan kita layani. 

Kasih karunia Tuhan, inilah yang menjadi kekuatan kita untuk dapat lari dari mereka yang beracun, kita perlu pertolongan ketika terjebak berhubungan dengan orang-orang yang jahat. Kita perlu bertobat agar kita diubahkan dan tidak menjadi orang jahat. Dan kasih karunia dapat membebaskan kita agar kita tidak menjadi seperti yang Paulus tuliskan. Pada saat yang sama Yesus yang disalibkan dan telah bangkit juga dapat membebaskan kita dari orang-orang beracun, dengan hikmat dan kebijaksanaan yang berasal dari Injil.

Kita tahu siapa yang dapat kita tolong dan siapa yang seharusnya kita jauhi agar pelayanan tetap dapat berjalan. Injil merupakan kekuatan Allah, Injil bukanlah langkah awal untuk menjadi Kristen, Injil merupakan A, B, C hingga Z Kekristenan. Ketika Anda dan saya tidak lagi merenungkan Injil sebagai pusat dari refleksi pribadi. Maka kita akan menemukan jiwa kita menjadi lesu dan tidak berdaya, karena dunia yang jahat bisa juga orang-orang yang mengenal kita, mereka juga tidak menyukai kita ketika kita menentang kejahatan mereka dan memberitakan kebenaran. Roh Kudus kiranya terus memampukan Anda dan saya untuk menjauh dari orang-orang seperti yang Paulus tuliskan dan kita dibebaskan dari kejahatan diri sendiri untuk menjadi semakin serupa dengan Yesus. Soli Deo Gloria. Amin.