Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 10:24 Ketakutan Orang Fasik

Renungan Amsal 10:24 Ketakutan Orang Fasik

Ayat Alkitab Amsal 10:24

Judul Renungan Ketakutan Orang Fasik

Amsal 10:24 (TB2) Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia, tetapi keinginan orang benar dikabulkan.

Amsal 10:24 (TB) Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia, tetapi keinginan orang benar akan diluluskan.

Amsal 10:24 (BIMK) Orang tulus mendapat apa yang diinginkannya; orang jahat mendapat apa yang paling ditakutinya.

Pertanyaannya adalah apa yang sangat ditakuti oleh orang fasik? Dan apa yang paling diinginkan orang benar? Dua pertanyaan ini, membawa kita pada perenungan yang mendalam untuk melihat pada Allah saja, sebagai pusat dari renungkan yang saya terus tulis.

Hal utama yang menjadi ketakutan orang fasik adalah kematian, kehidupan yang dijalani saat ini, setiap perjuangan yang ditempuh. Pada akhirnya, berakhir karena adanya kematian yang sudah pasti akan terjadi atas kehidupan seseorang. Orang benar pun akan mengalami kematian, namun adanya perbedaan yang sangat jelas antara orang fasik dan orang benar ketika mengalami kematian. 

Bagi orang fasik kematian adalah malapetaka sehingga ia akan benar-benar frustasi menghadapi kematian ada ketakutan dan kecemasan yang mendalam. Orang benar bersukacita karena kematian, baginya kematian adalah keuntungan, bahwa ia akan hidup di dalam kekekalan bersama sahabat sejati yang memanggilnya dari dalam kefasikan ke dalam kehidupan yang dibenarkan untuk menghidupi kebenaran dan memberitakan kebenaran tersebut.

Pada dasarnya kitalah orang-orang fasik yang hidup dalam kegentaran, ketakutan dan berbagai kekhwatiran. Kita kesepian, kita hilang harapan, kita gagal, kita cepat lelah dan tidak bersemangat. Kita berpura-pura bahagia, kita menyimpan kebencian dan kepahitan. Kita ceroboh, kita merasa bisa, kita bahagia dalam kesementaraan. Kita jahat, kita berlaku tidak adil, kita menginginkan kesempurnaan dari orang lain yang tidak ada di dalam diri kita. Kita cemas, kita pembohong, kita merasa puas dari bisa juga menyalahkan diri sendiri secara mengerikan. Pada waktu-waktu tertentu kita merasa untuk apa saya hidup, kita tidak bersyukur. Pada dasarnya kitalah orang fasik tersebut, kitalah orang berdosa yang binasa di dalam segala keinginan kita yang tidak pernah benar-benar kita dapatkan. Bukankah ini adalah deskripsi yang pas untuk diri Anda dan saya, jika kita jujur ingin mengakuinya.

Namun melalui Injil Yesus Kristus, kita menemukan harapan yang baru, bagaimana hikmat Allah yang telah menjadi manusia itu. Telah hidup begitu sempurna, Dia merasakan semua kelemahan kita sehingga ketika kita lemah dan tidak berdaya, ketika kegentaran itu hadir dalam diri kita, kita dapat memandang kepada Dia yang telah disalibkan. Dia yang mati, di dalam segala dosa yang seharusnya kitalah yang mati namun Dia rela untuk menerima kematian itu sendiri bagi diri-Nya sendiri.

Agar kita yang terpanggil dan percaya kepada Dia yaitu Yesus Kristus, kita mendapatkan kehidupan yang dibenarkan dan terus disempurnakan berdasarkan kasih karunia-Nya. Di dalam Yesus kita menjadi benar, bukan karena kita telah melakukan kebenaran, melainkan kita adalah orang-orang fasik yang dibenarkan, diberikan hidup yang baru berdasarkan kasih yang tidak berkesudahan, kasih yang selalu baru, kasih yang tidak menghakimi melainkan menegur dengan lembut membawa Anda dan saya pada pertobatan yang mengubahkan.

Di dalam Yesus, hal yang sangat kita inginkan adalah apa yang Yesus inginkan atas kehidupan kita, kita melangkah berdasarkan firman Tuhan. Di mana alasan utama dari setiap cita-cita, pekerjaan, dan masa depan. Adalah memberitakan Injil, memberitakan Yesus yang disalibkan itu, Yesus yang telah bangkit dari kematian Yesus Sang Hikmat Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. 

Kita percaya kepada Yesus, pada Injil yang adalah kuasa Allah yang menghidupkan seseorang yang telah mati dalam dosanya (Efesus 2), untuk hidup bagi Allah. Jadilah inilah yang menjadi permohonan kita, datanglah Kerajaan-Mu di bumi ini, seperti di Sorga, jika aku hidup, biarlah hidupku memberikan buah yang memuliakan Allah, Yesus dikenal dan aku semakin tidak dikenal karena Yesus terlihat jelas melalui pemberitaanku dan kehidupanku. Amin.