Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 10:29 Jalan TUHAN

Renungan Amsal 10:29 Jalan TUHAN

Ayat Alkitab Amsal 10:29

Judul Renungan: Jalan TUHAN

Amsal 10:29 (TB2) Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang saleh, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat.

Amsal 10:29 (TB) Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang tulus, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat.

Amsal 10:29 (BIMK) TUHAN melindungi orang jujur, tetapi membinasakan orang yang berbuat jahat.

Manusia hidup dan telah ada di dalam kebebasan palsu yang mereka buat sendiri, manusia menentukan jalan-jalan yang hendak mereka tempuh. Kita semua memiliki cita-cita, keinginan, dan pada akhirnya semua itu menjadi ambisi. Kita bekerja keras untuk mencapai apa yang kita  anggap sebagai jalan hidup kita, kita belajar, bersekolah, bertindak, beribadah, berkeluarga, bekerja, bersosial, dan melakukan apa yang manusia pada umumnya lakukan.

Jalan yang kita tempuh tidaklah mudah, kita ada di dalam ruang dan waktu di mana kita dilahirkan. Sebagai orang miskin, seseorang berkecukupan, dan seseorag yang kaya. Semua itu tidak mampu kita pilih, namun jalan yang akan kita tempuh dapat kita pilih, tidak peduli susah atau mudahnya jalan tersebut. Untuk mencapai apa yang dunia modern sebut sebagai ‘kesuksesan’. Yang menjadi pertanyaan saya, apakah kesuksesan benar-benar ada. Apakah tujuan dari hidup ini kesuksesan yang membawa diri kita pada apa yang kita inginkan seperti yang tertanam di dalam pikiran kita tentang kesuksesan.

Hikmat Salomo, membawa kita langsung pada jalan yang harus kita tempuh, jika jalan ini kita hubungkan dengan Perjanjian Baru. Maka kita hari ini, di dunia modern tahu bahwa jalan TUHAN, merupakan Pribadi yang telah menebus kita dari dosa dan kutuk hukuman dosa. Injil membawa kita pada Pribadi tersebut, sumber dari kabar baik yang benar-benar kita inginkan dalam hidup.

Saudaraku, pada dasarnya, apa pun yang kita cari dalam hidup, setiap jalan kehidupan yang kita buat adalah pencarian akan pencipta kita, pencipta yang layak kita sembah, Dia yang berkuasa layak kita muliakan. Namun pada dasarnya, pencarian kita tidak akan pernah membuahkan hasil, karena di dalam tubuh yang berdosa, kita bukan sedang mencari Allah yang benar, Allah yang memiliki jalan dan kehendak, Allah yang membenci pemberontakan. Kita menciptakan ilah berdasarkan keinginan kita dan oleh karenanya kita semakin dalam tersesat.

Melalui Alkitab kita memiliki iman yang berbeda jika dibandingkan dengan kepercayaan lain. Kita percaya bahwa di balik kegagalan kita di dalam dosa kita, ada Allah yang bekerja untuk memanggil kita kepada diri-Nya. Dan melalui renungan kali ini kita diingatkan kembali akan jalan Kebenaran yang adalah Yesus yang telah hidup dan mati disalibkan dan telah bangkit dari kematian. Menjadi pusat dari kepercayaan kita, melalui Persekutuan kita dengan Yesus, kita dapat menyembah Allah yang telah menciptakan kita, Allah yang telah memberikan belas kasih-Nya dan tidak sesegera mungkin menghakimi kita. 

Berita Injil, membawa kita pada jalan kebenaran dan hidup, di dalam pribadi Yesus, jalan kebenaran itu dinyatakan. Jadi sekarang, kita adalah orang berdosa yang telah dilayakan oleh darah Yesus, dijadikan orang-orang benar yang saleh karena Yesus ada di dalam kita, berdasarkan kasih karunia-Nya. Kita tidak lagi ada di jalan kita sendiri yang sesat, melainkan jalan TUHAN, karena Roh Kudus yang menuntun kita adalah Roh yang memberikan hidup dan kebebasan sejati untuk menyembah dan memuliakan Allah, kita puas di dalam Dia dan oleh Dialah hidup ini kita jalani berdasarkan perlindungan TUHAN.

Semua kejahatan kita yang membinasakan, ketika kita memandang pada salib Yesus, kita sadar di sanalah dosa dihancurkan. Kuasa dosa tidak lagi membinasakan dan memperbudak. Karena ketika kita percaya kepada Yesus dan mengakui semua dosa kita, kita diampuni dan pengampunan di dalam Kristus memiliki kuasa yang mengubahkan hati sehingga kita menjadi seseorang yang mencintai jalan kebenaran Allah dan membenci segala sesuatu yang jahat di dalam diri kita. Amin.