Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 10:30 Tidak Selamanya Terombang-ambingkan

Renungan Amsal 10:30 Tidak Selamanya Terombang-ambingkan

Ayat Alkitab Amsal 10:30

Judul Renungan: Tidak Selamanya Terombang-ambingkan

Amsal 10:30 (TB2) Orang benar tidak terombang-ambingkan untuk selama-lamanya, tetapi orang fasik tidak akan mendiami negeri.

Amsal 10:30 (BIMK) Orang tulus akan hidup aman sejahtera; orang jahat tidak akan tinggal di tanah pusaka.

Hidup, tidak selamanya menyesakkan dan juga menyenangkan, hari-hari yang kita lalui merupakan rangkaian realitas yang tidak dapat dihindari. Ada bagian-bagian yang menyenangkan, ada bagian-bagian di mana hidup terasa begitu sulit. Kita hanya dapat menjalaninya, bahkan beberapa orang darinya akan lari dari setiap realitas yang ada untuk menciptakan realitas palsu.

Manusia sangat pandai membuat realitas palsu, manusia adalah profesor realitas palsu untuk kehidupan yang diimpikan. Dia dapat membuat hidupnya terasa lebih baik di dalam gelapnya kenyataan. Kita semua tanpa terkecuali, ada di dalam hari-hari yang gelap,  berdasarkan konteks kehidupan masing-masing. Anda sekarang dapat berdiam diri untuk merenungkan hari-hari gelap tersebut. 

Seperti kaleng plastik yang ada di Tengah laut, terombang-ambingkan oleh gelombang laut, demikianlah pada dasarnya seseorang yang ada di dalam realitas palsu yang dia buat. Pada dasarnya, kita hidup dalam kebingungan dan ketakutan yang tanpa akhir. Namun melalui Amsal kali ini, kita dapat merenungkan satu kenyataan khusus untuk hidup kita. Bahwa seseorang yang ada di dalam Kebenaran Allah, tidak selamanya hidup dalam realitas palsu, tidak selamanya ada di atas ombak.

Karena setiap manusia yang ada di dalam kebenaran Allah, telah dihidupkan di dalam kasih yang tidak terbatas. Kasih yang berkuasa menyelamatkan dan membebaskan, kasih yang memberikan keberanian dan ketangguhan, kasih yang menyertai dan berjanji, kasih yang menghibur dan memberikan pengharapan yang sangat kita butuhkan.

Di dalam Yesus, kita mendapatkan apa yang Allah janjikan tentang penyertaan dan kebebasan di dalam makna sejati kehidupan. Kita dahulu orang-orang fasik yang tidak disertai, orang-orang berdosa yang tidak mewarisi negeri, orang jahat yang suka melawan Allah, dengan cara masuk ke dalam ombak yang kita buat sendiri yaitu realitas palsu kehidupan ini.

Namun, di dalam Yesus kita diubahkan dari yang fasik menjadi orang benar yang dikasihi, orang benar yang mengenal jalan-jalan Tuhan yang seharusnya kita tempuh. Jadi di dalam Yesus kita juga mendapatkan identitas diri di mana kita dapat hidup tidak lagi berdasarkan realitas palsu yang kita bangun. Melainkan berdasarkan kenyataan, di mana Allah menuntun kita untuk memiliki kasih kepada Dia dan sesama kita manusia.

Negeri yang diwariskan kepada kita berarti tempat di mana kita dapat membangun kehidupan yang memberikan buah. Buah yang memuliakan Allah, buah yang membawa kehidupan, buah itu adalah Injil yang secara nyata terpancar melalui hidup kita dan kasih kita dapat diketahui oleh banyak orang. Penyertaan Allah untuk memulihkan kita dari segala kesalahan dan permasalahan hidup, memiliki maksud yang sangat baik.

Di dalam penyertaan Allahlah kita dapat merasakan bahwa kehidupan kita benar-benar dibebaskan dari dosa, karena pengampunan yang selalu ada. Sehingga kita memperoleh kekuatan baru terus-menerus untuk merubah hidup bagi kemuliaan Allah.

Di dalam kasih karunia, Yesus ada bersama-sama kita dan kita disertai untuk mendapatkan kehidupan yang bermakna. Yaitu kita menolong sesama kita, kita belajar untuk membangun relasi yang sehat, relasi yang penuh kasih karunia dan relasi yang terpusat pada Allah untuk kemuliaan Allah saja.

Kita tidak lagi diombang-ambingkan, karena dasar dari kehidupan kita adalah Pribadi yang telah menciptakan, menyelamatkan dan memanggil kita untuk datang kepada-Nya. Kita dapat merasakan kuasa Allah bekerja di dalam diri kita, kita dapat menerima semua realitas kehidupan, baik itu masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Sehingga mendapatkan kesimpulan tentang hidup kita, adalah kehidupan yang dari Allah, untuk Allah dan menikmati kasih Allah untuk memberitakan bahwa di dalam Yesus sajalah adanya kebenaran dan kuasa yang menghidupkan. Amin.