Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kejadian 1:1-13 Allah Yang Berfirman Maka Semua Ada

Pendahuluan oleh Penulis

Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. Mazmur 90:2 (TB)

Untuk memulai pendalaman Alkitab yang pertama, kitab Kejadian pasal satu. Hal yang saya rindukan bahwa 50 tahun ke depan proyek ini akan terus saya kerjakan, jika Allah masih mengijinkannya. Saya sangat bersyukur dapat memulai proyek penulisan pemahaman Alkitab yang pertama ini.

Saya mulai menulis tepatnya pada tanggal 30 Mei 2020 pada blog yang pertama (dengan segala keamatiran saya). Kalau blog yang satu ini, saya secara khusus membuatnya untuk mendisiplinkan diri saya sendiri.

Saya ingin memastikan ketika saya tua nanti, saya sudah berkali-kali membaca Alkitab dan menulis pemahaman saya tentang Kabar Baik yang ada di Alkitab. Membaca banyak buku dan artikel yang akan menjadi sumber saya menulis

Mengenal Sang Injil sebagai berita untuk diri saya dan semua orang, Ia yang harus menjadi pusat setiap kotbah, setiap buku Teologi, maupun artikel-artikel rohani Kristen, Yesuslah yang harus dikabarkan.

Mengenal Sang Injil sebagai pribadi yang kini hidup di dalam orang-orang percaya sejati, Ia pribadi yang memberikan diri-Nya sebagai korban yang sempurna melayakkan Anda dan saya yang percaya kepada-Nya memanggil Allah yang Maha Besar itu, dengan sebutan Bapa.

Injil sebagai gaya hidup, dimana Anda dan saya memusatkan kehidupan untuk memuliakan Dia dan mengabarkan Dia melalui kehidupan sosial kita dan tulisan-tulisan kita, jika Anda suka menulis. 

Merenungkan Dia, dimanapun kita berada, pancaran cahaya dari Injil dapat dirasakan banyak orang. Sehingga diri kita menjadi pembawa kabar baik, bagi pendosa yang sama seperti kita.

Inilah harapan saya, melalui setiap pemahaman Alkitab yang ada di dalam blog ini.

Kita lanjut, tujuan lain saya menulis dan mempelajari Alkitab secara urut, mengeksposisi, berusaha memahami maksud Allah dalam setiap tulisan (Alkitab) yang dilatarbelakangi berbagai budaya dan negara yang berbeda. 

Mematahkan paham yang salah tentang Alkitab, setiap pengajaran yang justru menjadikan manusia semakin narsis (berpusat pada diri sendiri) dan tidak mengerti arti dari pengorbanan Kristus secara jelas dan benar, karena tidak mengerti betapa berdosanya diri.

Saya ingin sebelum kematian saya, ada karya yang saya tinggalkan di dalam dunia ini, tentunya untuk dibaca banyak orang, mereka dapat melihat secara jelas bahwa Alkitab sebenarnya tentang Injil Yesus Kristus baik itu PL maupun PB.

Untuk Anda yang membaca tulisan ini, siapapun Anda saya mohon dukungan doanya, karena saya sangat takut, salah dalam hal mengajarkan kepada Anda, saya juga takut bahwa apa yang saya tulis justru membawa Anda pada kehidupan yang semakin berpusat pada diri sendiri.

Saya takut saya menulis dengan hikmat saya yang berdosa, maka saya mohon dukungan doa saudara, karena saya adalah orang berdosa yang sama. Sampai hari ini terus berjuang mematikan dosa-dosa dalam diri saya. 

Kiranya Roh Kudus yang berbicara melalui tulisan saya dan memampukan saya untuk menulis. Jika bukan Injil yang saya sampaikan kiranya Anda peka dan Anda tahu bahwa saya sedang membuat kesalahan.

Kiranya setiap tulisan ini dan lainnya yang ada di blog ini, dapat memberikan pengertian, memberikan kepada Anda pemahaman yang utuh serta menyeluruh tentang Injil Yesus Kristus. 

Kita masuk pada pembahasan yaitu Kitab Kejadian 1:1-13, Allah yang Berfirman maka semuanya jadi.

Melalui artikel ini yang akan dipelajari:

1. Allah Sang Pencipta

2. Kemunculan Tarang Setalah Kegelapan

3. Ciptaan yang diciptakan untuk menunjukkan kemuliaan

4. Menyadari untuk apa “aku” ada di dalam dunia

5. Memuliakan Allah melalui Kitab Kejadian 1:1-13

 

Kejadian 1: 1-13 Allah Yang Berfirman Maka Semua Ada

1. Allah Sang Pencipta

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” Kejadian 1:1 (TB). Saya tidak akan ada di hadapan laptop saat sekarang ini, untuk menulis dan terus menulis. Jika pada mulanya bukan Allah, permulaan zaman telah dimulai pada kitab Kejadian.

Sejarah yang panjang, ribuan tahun yang telah berlalu. Hingga pada saat Anda membaca Artikel ini, semua itu dimulai dari pada mulanya adalah Allah.

Ketidaksadaran akan permulaan zaman, permulaan sejarah umat menusia, akan membawa kita pada kehidupan yang benar-benar tanpa makna dan tanpa apa yang dapat kita pikirkan dan rasakan saat ini.

Jadi pada bagian ini, kita akan belajar. Dia yang adalah permulaan segala sesuatu. Dia ada bukan karena ada yang menciptakan, lalu Anda bertanya pada saya. “Lalu Allah berasal dari mana?” Saya akan dengan jujur menjawab Anda, “saya tidak tahu” namun pada saat yang sama, saya akan menjawab melalui Kejadian 1:1, “pada mulanya Allah.”

Jika Anda dapat mengerti arti dari kata ini, kebesaran dari Tokoh utama yang menciptakan sesuatu yang dari yang tidak penah ada menjadi ada. 

Menjadi berguna, menjadi indah dan dapat dinikmati. Menjadi sesuatu yang mampu menghasilkan sebuah karya dan dapat dinikmati lagi. 

Dia adalah yang awal dan yang akhir, maka segala sesuatunya dari Dia, oleh Dia, dan untuk Dia saja.

Merenungkan kebesaran yang ditunjukkan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 1, memberikan kepada kita pengertian yang sangat-sangat penuh makna. Maka akan muncul pertanyaan, lalu Dia yang adalah Allah ada dimana sekarang?

Pencipta langit dan bumi, jika kita masuk pada Injil, maka kita akan mengetahui secara jelas bahwa Sang Pencipta ada di dalam diri kita, ketika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan atas hidup kita.

Mari kita merenungkan kebesaran Sang Pencipta melalui Mazmur 33:7-9 (TB) “Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera rasa ke dalam wadah. Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gemetar terhadap Dia! Sebab semuanya berfirman maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.”

Ketika Anda suka membaca dan merenungkan Alkitab, masuk pada kitab Mazmur Anda akan memandang kemuliaan Allah secara nyata. Sifat-sifat Allah, Allah permulaan segala sesuatu.

"Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." Kejadian 1:2 (TB), pada ayat ini menegaskan kepada kita, bahwa dunia yang ada saat ini. 

Ada memang karena pencipa yang sangat-sangat jenius, dari kegelapan, ketidakadaan. Menjadi ada, Allah menciptakan langit dan bumi, Allah melayang-layang di atas permukaan air, di tengah kegelapan yang teramat sangat.

Pada bagian ini, kita dapat mengerti tentang pribadi yang telah menjadikan kita dan dunia dimana kita berada saat ini. 

Ia adalah Roh, Ia yang tidak dapat dihancurkan oleh kegelapan, dan dihancurkan ole ketidaksempurnaan ciptaan. Ia ada dan tidak di batasi oleh ruang dan waktu. Ia permulaan waktu yang Anda saya saat ini jalani. 

Bumi dalam gambarannya pada waktu itu, tanpa harapan dan hanya gambaran biasa tanpa keindahan dan tidak ada yang dapat dilihat dan dikagumi. 

Betapa kelamnya bumi yang gelap gulita ini, betapa tidak bergunanya dan tidak berartinya bumi pada waktu ini. 

Inilah gambaran gelap gulita, kata yang dipakai untuk menggambarkan bumi pada waktu ini menggunakan kata Ibrani, “Tohu dan Bohu” yang memiliki arti kekacauan dan kehampaan, jika saya memberikan gambaran maka tidak adanya harapan.

Untuk masuk pada bagian dimana Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, kita akan belajar pengertian dari pernyataan ini pada poin yang kedua. Pada ayat ini sangatlah keren, jadi saya harap Anda membaca artikel ini sampai selesai.

Saya harap Anda tidak bosan, karena akan cukup panjang. Jika Anda ingin beranjak dan tidak ingin melanjutkan. Saya harap Anda kembali untuk beberapa waktu kedepan dan melanjutkan pembacaan Anda.

2. Kemunculan Tarang Setalah Kegelapan

Pada poin yang kedua ini, mari kita melanjutkan perenungan kita pada Kejadian 1:2 (TB), “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Ketika kita melihat arti dari gelap gulita, maka ini gambaran yang nyata dari dunia yang kita tempati saat ini, dunia yang hampa dan dipenuhi penderitaan. 

Ketika kegelapan digambarkan oleh penulis sebagai kekacauan dan tidak ada yang baik dari kegelapan. Namun pada saat yang sama ayat 2 mengkonfirmasi kepada kita bahwa ada yang bekerja di tengah kegelapan ini, ada Dia Sang Penguasa yang mulia.

Selalu ada harapan di tengah kegelapan, selalu ada kuasa Ilahi yang bekerja, untuk memberikan harapan pada kegelapan. Roma 8:2 (TB), “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Setiap kita, pasti pernah bahkan akan mengalami kegelapan yang teramat sangat di kedalaman hati kita, pada pusat kehidupan kita yaitu pikiran yang sebagai penggerak hidup. Begitu sering mendapati bahwa segala sesuatunya sangat gelap.

Bingung, hampa, bosan, rasa tidak ingin melakukan apa-apa, bahkan ingin mati rasanya. Setiap manusia pernah merasakan hal ini, kegelapan yang ada di dalam dunia ini hadir ketika dunia ini belum benar-benar sempurna.

Tetapi mari kita melanjutkan pembacaan kita, Roh Allah yang melayang. Menunjukkan kepada Anda dan saya bahwa Allah sedang mengerjakan sesuatu yang sempurna untuk manusia, bagi kemuliaan Dia saja.

Hal ini menunjukkan kehadiran Allah dalam setiap kehidupan kita, di dalam kekosongan, kehampaan hati yang teramat sangat Allah bekerja untuk sebuah rancangan, sebuah keajaiban. 

Maka pada ayat-ayat selanjutnya sampai ayat 13, kita akan mendalami lagi bagaimana Allah bekerja, untuk meciptakan dunia ini, melalui firman-Nya, maka semuanya ada, melalui firman-Nya, cahaya itu diciptakan.

Pada awalnya ada kegelapan yang sangatlah pekat, maka pada ayat yang ke tiga, “Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.” Kejadian 1:3(TB). Selalu ada terang setelah kegelapan,

Bukankah beginilah yang penebus kita rasakan, sebelum Ia dimuliakan. Ia harus menderita dalam kelamnya dosa, dalam pekatnya dosa yang telah Anda dan saya lakukan. Kita yang berdosa namun semua kutuk, semua murka Allah ditimpakan kepada Yesus.

Ia merasakan kegelapan hati kita, penderitaan akibat dari perbudakan dosa. Dalam Injil kita dapat menikmati persekutuan dengan Dia yang turut merasakan penderitaan kita. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemulaan Allah, Bapa.” Filipi 2:8-11 (TB)

Lalu mari kita merenungkan, betapa gelapnya hati kita yang selalu saja hidup dalam kejahatan dan kegelapan. Namun Sang Terang hadir memberikan kehidupan-Nya untuk meyelamatkan kita dari kegelapan yang pekat itu.

“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, Ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia mempunyai terang hidup.” Yohanes 8:12 (TB) tidak ada terang yang tidak berasal dari Allah, terang memberikan pengetian kepada kita, bahwa kuasa adalah terang kehidupan ini.


Untuk bagian ini, saya mengutip;

“1:3-5 Pada hari pertama TUHAN memerintahkan terang untuk mengusir kegelapan dan menetapkan siklus Siang dan Malam. Kisah ini tidak untuk dicampur- adukkan dengan penciptaan matahari, bulan, dan bintang pada hari keempat. Di 2 Kor. 4:6, rasul Paulus menyetarakan kisah pemisahan terang dari kegelapan dengan pertobatan orang berdosa.”

“1:6-8 Sebelum hari kedua, sepertinya bumi sepenuhnya diliputi oleh lapisan tebal air, mungkin berbentuk kabut tebal. Pada hari kedua TUHAN memisahkan lapisan ini, bagian untuk melingkupi bumi dengan air, dan bagian yang membentuk awan, dengan lapisan atmosfer (cakrawala atau “kubah”) di antaranya. TUHAN menyebut cakrawala itu”

“Langit – yaitu suatu lapisan yang langsung berada di atas bumi (bukan antariksa, maupun langit ketiga tempat TUHAN menetap). Pada ayat 20 terlihat lebih jelas bahwa langit di sini artinya tempat burung beterbangan”1

Maka dari kutipan di atas kita dapat belajar, bahwa ketika terang hadir dalam kehidupan manusia, maka akan selalu ada pertobatan dari dosa. 

Maka ketika manusia memiliki kehidupan yang seutuhnya hidup di dalam Kristus, manusia itu sendiri akan menyadari untuk apa kehidupannya.

Tujuan utama manusia diciptakan, ada di dalam rancangan Allah yang kekal. Untuk sebuah kebenaran yang mutlak, bahkan menikmati Sang Kebenaran. 

Kutipan lain yang akan menjelaskan kata, “terang” terang yang ada bukan karena adanya matahari, jika saya memberikan komentar saya, maka cahaya yang menerangi kegelapan pada hari yang pertama merupakan terang yang berdiri sendiri tanpa adanya matahari sebagai wadah untuk terang tersebut dapat menetap.

“Terang” Ingat bahwa matahari belum ada. Berhati-hatilah untuk tidak bersifat dogmatis mengenai urutan waktunya (yaitu 24 jam bagi bumi untuk berputar yang belum menjadi konstan diseluruh sejarah bumi).”

Terang adalah suatu lambang alkitabiah bagi kehidupan, kemurnian, dan kebenaran (lih. Ayb 33:30; Maz 56:13; 112:4; Yes 58:8,10; 59:9; 60:1-3; Yoh 1:5-9; II Kor 4:6). Dalam Wah 22:5 ada terang tanpa matahari.”

“Juga perhatikan bahwa kegelapan diciptakan (lih. Yes 45:7) dan dinamai oleh Allah (lih. ay 5) yang menunjukkan pengendalianNya (lih. Maz 74:16; 104:20-23; 139:12).”2

Ketika kita mengerti bahwa terang adalah lambang dari kebenaran di dalam Allah, terang merupakan lambang dari kehidupan yang dipenuhi oleh kehadiran Allah, karena kita tahu, dimana Allah berada, Ia berfirman, maka disitu ada terang yang ajaib.

Batapa indahnya pemandangan saat itu, mari kita bersama melihat dengan imajinasi kita yang terbatas, melihat kemuliaan Allah. Dimana kegelapan yang diterangi sehingga semuanya terlihat sangatlah jelas.

Bumi yang masih alami, bumi yang masih dalam proses penciptaan, bumi yang hanya dipenuhi oleh air. Bumi yang dipersiapkan untuk sebuah kemuliaan Dia Sang pencipta.

Pada poin berikutnya, kita akan belajar dar ayat 4-13, dimana setiap Firman yang Allah sampaikan maka semuanya terbentuk dengan rapi dan indah. 

Setiap warna, setiap organisme, sel berada di tempat yang memang seharusnya ia berada di sana, tidak ada kesalahan sedikitpun yang dibuat oleh seminan ini.

Semuanya begitu teliti, Ia merancangnya begitu indah, bahkan semua mata yang melihat keindahan dari ciptaan ini, akan mendorong mulut kita berkata waw. Hati yang merasakan kedamaian ketika melihat pemandangan.

Sadarkah kita, kita sebenarnya diciptakan bukan untuk seutuhnya menikmati semua ciptaan. Namun ada bagian, yaitu jiwa kita yang harus menikmati kekekalan, kudus dan kebenaran. Ini adalah keindahan sejati.

Kita diciptakan untuk menikmati keindahan yang kekal itu, jika suatu karya terlihat indah, maka sih pembuat karya akan jauh lebih indah. Ia akan dikagumi dan mendapatkan banyak pujian, bukan hanya oleh masyarakat dan berbagai mendia akan meliputi sebuah karya dan pembuat karya.

Bagaimana dengan Anda dan saya yang telah menyadari bahwa karya yang indah, dunia dimana kita tinggal sekarang. Tidakkah kita mau memuliakan dan memuji Dia. Untuk bagian memuliakan Allah kita akan belajar lebih dalam pada poin yang ke lima.

3. Ciptaan yang diciptakan untuk menunjukkan kemuliaan

Allah melihat bahwa semua itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam, jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari yang pertama. Kejadian 4-5 (TB)

Tidak ada yang datang dari Allah tidak mendatangkan kebaikan. Saudaraku hari pertama telah berlalu ketika kita masuk pada ayat 4-5. Allah telah memisahkan kegelapan dari terang.

Dalam kuasa-Nya ia menamai kegelapan dan terang. Menunjukkan bahwa bumi dimana banyak manusia yang hidup di dalamnya. Merasa bahwa bumi ini miliknya. Ternyata melalui pembacaan kita kali ini, kita dapat mengenal Dia yang telah menamai kegelapan dan terang.

Saya ingin membawa imajinasi Anda untuk melihat kemuliaan ini, kemahakuasaan ini, hal yang luas biasa sedang ada di hadapan Anda. 

Pada siang hari manusia dapat bekerja, manusia dapat melihat sekelilingnya. Mari kita sejenak merasa bahwa kita tidak mengetahui untuk apa Allah membangun karya yang sangat indah ini, sebuah karya dengan tatanan yang pas. Karya yang diciptakan sedetail mungkin dan tidak ditemukan kesalahan.

Bahkan Ia sendiri melihat karya itu baik, baik sesuai standar Sang Mahakuasa, hal ini luar biasa. Tidak ada yang lebih tinggi dari pada-Nya. 

Jika ia mengatakan bahwa hal itu baik. Maka siapakah yang dapat menentang dan mengatakan bahwa semua itu tidak baik. Saya rasa tidak akan pernah ada.

Sesuatu yang baik itu, mari kita bertanya pada-Nya, “Tuhan yang Maha Tinggi, untuk apa semua ini Kau ciptakan sedemikian indah.” maka kita akan mendapati jawaban dari Elohim. Jawabannya ada pada ayat 24 pasal 1.

Ada gambar dan rupa-Nya yang akan menjadi penguasa semua yang ada telah Ia ciptakan dan ciptaan itu sangatlah baik. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang untuk apa semua ini ada.

• Mari kita perhatikan setiap pekerjaan Allah selanjutnya dan berhenti pada ayat 13.

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Kejadian 1:6-8 (TB)

Bersama mari kita membayangkan pekerjaan Allah yang telah menciptakan cakrawala, dengan segala otoritas-Nya.  Ia menamai keindahan itu dengan nama langit. Kabut yang tebal telah menutupi bumi maka Allah memisahkan hal ini, pada hari sebelumnya bumi masih dipenuhi oleh air.

Pada akhirnya hari kedua berakhir, segala sesuatunya telah Allah tempatkan pada tempatnya. Meskipun belum sempurna. Kini kita dapat membayangkan keterpisahan antara langit dan daratan. Meskpun daratan kita masih di tutupi oleh air.

Saya harap Anda bersabar, karena besok kita akan menyaksikan bagaimana daratan akan terlihat untuk yang pertamakalinya. 

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:9-10 (TB)

Maka ketika kita sampai pada hari yang ketiga, kita akan menyaksikan hal yang indah berkutnya bersama Allah, kita dapat membayangkan bagaimana Ia berfirman dan memerintahkan air yang telah terkumpul di bawah cakrawalah berpisah dan berada hanya ada di suatu tempat tertentu.

Maka pada hari ini, untuk pertama kalinya Anda dan saya dapat melihat daratan yang kosong, daratan yang saya bayangkan basah dan akan kering karena cahaya. Menerangi bumi.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis  pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. Kejadian 1:11-13 (TB)

Kita telah belajar bahwa matahari adalah sumber kehidupan, namun melalui kitab Kejadian, bagian ini. Kita akan terkejut, melihat bahwa setelah daratan terpisah dari air. Maka Allah berfirman agar tanah menumbuhkan tunas.

Terjadi perdebatan, tentang cahaya yang ada di hari pertama, lalu pada bagian ini akan menjadi perdebatan. Saya tidak mengajak Anda berdebat. Melalui keajaiban ini, mari kita belajar dari Dia yang adalah seniman.

Maka saya akan menjelasakan beritkutnya pada poin yang ke-4, bagaimana mungkin tumbuhan ada sedangkan matahari belum diciptakan.

4. Menyadari untuk apa “aku” ada di dalam dunia

Mungkin kita belum masuk pada ayat yang menjelaskan, bagaimana dan untuk apa di dalam dunia. Namun melalui pembelajaran yang pertama melalui Kitab Kejadian 1:1-13. Menyadarkan saya akan kehidupan, kehidupan yang dipenuhi makna dan proses.

Sinar tanpa matahari, maka kita dapat mengerti bahwa Allah sendiri adalah sumber terang. Tumbuhan tanpa sinar matahari. Maka kita dapat mengerti bahwa Allah adalah sumber kehidupan.

Bukan ciptaan yang merupakan sember cahaya dan sumber kehidupan. Dalam Mazmur 119:105 (TB) “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagu jalanku.” Allah satu-satu-Nya yang berfirman yang menjadikan terang, maka inilah terang kehidupan sejati bukan ciptaan tetapi pencipta.

Kecenderungan kita sebagai manusia yang telah jatuh dalam perbudakan dosa, kita selalu menjadikan sumber kehidupan kita adalah ciptaan, kita selalu hidup berharga jika ciptaan lain yang berharga menjadikan kita berharga.

Begitu fananya kehidupan yang seperti ini, kehidupan yang sudah terlalu jauh di dalam kematian. Saudaraku kita semua telah mati di dalam dosa-dosa kita, kita telah tidak berdaya dan lemah.

Tinggal di dalam kegelapan yang sangat pekat. Namun puji Tuhan, Firman telah menjadi manusia. Dia yang pada mulanya Allah telah menjadi daging.

Kehidupan kita diciptakan untuk menikmati keindahan Sang terang. Inilah tujuan awal kita, kita ada untuk hidup memuliakan Allah. 

Namun dosa membawa kita kepada kebinasaan. Sehingga ketika membaca kitab Kejadian otak kita terarah pada bagaimana ciptaanlah yang harus menjadi sumber kehidupan bukan pencipta.

Ada begitu banyak perdebatan yang memperdebatkan bagaimana mungkin ada terang jika tidak ada matahari, bagaimana mungkin tumbuhan dapat tumbuh jika tidak tidak ada sinar matahari.

Namun mari kita kembali kepada Injil, Injil yang adalah terang sejati sumber kehidupan. Yesus yang telah disalibkan dan bangkit pada hari yang ke tiga, Dialah kehidupan, karena Dia berperan aktif dalam penciptaan.

Jika Anda perhatikan kata “Allah” di pasal 1 ayat 1, menggunakan bahaya Ibrani jemak. Yang menunjukkan satu kesatuan Allah Tritunggal. Artinya Yesus sebagai pribadi ke dua dari "Elohim," ikut serta dalam penciptaan. Yesus ketika Ia belum menjadi daging atau manusia.

Dari sini kita dapat mengerti, kita yang mati di dalam dosa, telah hidup di dalam Yesus Kristus. Karena Yesuslah kehidupan. Yohanes 14:6 (TB) “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”” 

Melalui tulisan ini, ada seruan untuk “bertobat” kehidupan yang tidak lagi menyandarkan pengertian kepada ciptaan, tidak lagi menjadikan ciptaan sebagai tuhan sumber kehidupan. Namun secara serius menyangkal diri dan memikul salib, Untuk hidup bagi Kristus saja.

5. Memuliakan Allah melalui Kitab Kejadian Pasal 1:13

Karena itu, mari kita bersujud menyembah Yesus Kristus. Bahkan jika kita terkesan dengan pengetahuan manusia dan prestasi-prestasi pengetahuan ilmiah, janganlah kita bersikap bodoh dengan meniup terompet bagi keajaiban kicauan kecil ini sementara menabaikan halilintar dari kemahatahuan Kristus. 

Hanya Yesus yang layak bagi kekaguman tertinggi kita. Ia dapat menunjukkan Bapa kepada kita (Matius 11:27). Ia dapat memberikan kita bijaksana yang tidak dapat ditolak (Lukas 21:15).

Ia dapat  melihat bagaimana segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan kita (Roma 8:28). Ia mengajarkan jalan kebenaran Allah yang tidak pernah salah (Matius 22:16). 

Percayalah kepada-Nya. Kagumilah Dia. Ikutlah Dia. Karena “di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” (Kolose 2:3)3

Saat membaca dan merenungkan, bahkan mempelajari banyak buku untuk mengerti Kitab Kejadian, untuk mengenal Allah. Saya merasa sangatlah terbatas, saya bahkan ada kebingungan dan hati yang merasa betapa saya tidak mengenal Sang Kuasa ini.

Kita dapat mengerti manusia sejati yang telah hidup memberikan dirinya sebagai persembahan yang menyenangkan hati Allah, Dialah yang memuliakan Allah. Melalui kitab Kejadian. Mari kita memuliakan Kristus, mengabarkan Yesus kepada dunia.

Ia telah hidup untuk melayani Anda dan saya, menyucikan kita agar kita layak untuk memuliakan Allah. Ketika Anda dan saya melayani Kristus. Mengabarkan Injil, maka kita sedang memuliakan Allah.

Semua ini dimulai dari kehidupan pribadi kita, kehidupan kita saat kita sedang sendiri di kamar kita dan secara jelas terhubung dengan Allah dalam pesekutuan.

Alam semesta menceritakan kemuliaan Allah, maka kita bersyukur atas semua itu. “Langit menceritakan  kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya, hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada mala.” Mazmur 19:2-3 (TB)

Betapa mulianya Allah pencipta langit dan bumi, air yang memberikan kehidupan kepada kita ketika kita meminumnya. Semua itu bersumber dari Allah, terpujilah Tuhan. 

Sinar matahari sebagai pengantar kekuatan dan memberikan cahaya sehingga kita dapat melihat keindahan. Itu bersumber dari Allah, terpujilah Allah.

Segala sesuatu yang Ia ciptakan telah menunjukkan kepada kita, arti dan makna dari kehidupan. Ada begitu banyak manusia hidup tanpa makna, ketika tidak menyadari arti dari penciptaan dunia ini.

Maka sekarang tugas kita yang telah penuh di dalam Yesus, mari hidup bagi Kristus, dengan mengabarkan Dia. Apa pun pekerjaan kita, tugas utama kita hidup di dalam dunia ini, adalah untuk mengabarkan Yesus, memuliakan Yesus, Yesus sangat di muliakan ketika kita dipuaskan di dalam Dia.

Penutup dari Penulis

Ketika Allah berfirman maka semuanya jadi Kejadian 1:1-13, Allah adalah permulaan segala sesuatu. Terimakasih kepada Anda yang telah membaca, tulisan ini sampai selesai, kiranya Injil yang ada di dalam artikel ini, tersampaikan kepada Anda.

Pada bagian berikutnya saya mengeksposisi Kejadian 1:14-23 Kemuliaan Allah yang Ia nyatakan. 

Baca Juga: Kemuliaan Allah yang Ia nyatakan melalui ciptaan

Kiranya Allah Roh Kudus membukakan kepada kita, hikmat yang sejati dan kemampuan untuk terus belajar, untuk terus menerima Ijil dan hidup di dalam Kristus bagi kemajuaan pemberitaan injil. AMIN 

____________________________________________________________

Bacaan Yang Harus Anda Coba Baca.

Buku

1William MacDonald, "Tafsiran Firman Tuhan Bagi Orang Percaya Judul asli:Bible Believers Commentary" Penerbit e-book (buku internet) ini: (Sastra Hidup Indonesia, http://www.sastra-hidup.net.) hal. 25-26

2Bob Utley Guru Besar Hermeneutik “(Penafsiran Alkitab) Kumpulan Komentari Panduan Belajar Perjanjian Lama” (Bible Lessons International, Marshall, Texas) Hal 21

3John Piper, “Melihat dan Menikmati Yesus Kristus.” (Momentum : Surabaya 2004) hal. 47

Internet

  • https://alkitab.sabda.org/verse_commentary.php?book=1&chapter=1&verse=2
  • https://alkitab.sabda.org/strong.php?id=0430

Posting Komentar untuk "Renungan Kejadian 1:1-13 Allah Yang Berfirman Maka Semua Ada"