Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan 1 Korintus 1:10-13 Pencobaan yang Kamu Alami

Renungan 1 Korintus 1:10-13 Pencobaan Adalah Dosa

Ayat Alkitab 1 Korintus 10:13

Judul Renungan;  Pencobaan yang Kamu Alami

1 Korintus 10:13 (TB) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Allah yang benar, menyertai dengan kesetiaan. Kesetiaan tanpa kuasa itu sia-sia. Sama seperti seorang pria yang menyatakan cinta dan benar-benar setia cinta pada seorang Wanita. Pada saat yang sama, ia malas bekerja dan mengumpulkan uang untuk menikahi Wanita itu. 

Pria tersebut malas bangun pagi, malas mengembangkan diri, malas dan hidupnya dipenuhi kemalasan. Tetapi ia setia kepada Wanita itu, ia tidak selingkuh bahkan sifatnya sangat baik kepada Wanita itu. Ini jenis Kesetiaan tanpa kuasa.

Sangat berbeda dengan cinta yang berasal dari Tuhan yang menjadikan kita, memberikan kita perasaan untuk mengasihi, memberikan kita pikiran untuk memikirkan ulang saat kita berkata dan bertindak. Allah yang memberikan tubuh dan jiwa, kehidupan yang dapat merasakan sesuatu yang di dalam diri yang tidak dapat dirasakan binatang dan tumbuhan.

Rasa ini adalah, kebutuhan manusia akan penyembahan, kebutuhan manusia akan Tuhan. Bahwa kebutuhan ini harus terpenuhi, dan ini hanya didapatkan dari Tuhan yang benar, Tuhan yang menciptakan manusia, Tuhan yang berkuasa, mulia, kudus dan ketika Ia menyatakan diri-Nya. Manusia bergetar ketakutan, dengan rasa kagum yang mendalam sehingga tidak bisa jika tidak menyembah. Kita harus menyembah Tuhan yang seperti ini.

Ketika merenungkan ayat di atas, jika kita melewatkan maksud dari penulis, maka kita akan salah mengerti dan tidak sadar bahwa ada satu masalah terbesar di dalam diri kita. Ada badai besar yang berkecambuk di dalam hati dan pikiran kita, ada jiwa yang tenggelam di dasar laut dan jiwa ini terikat oleh rantai perbudakan. 

Ada kedalaman diri kita yang seringkali mengembara di padang gurun dan tidak tahu ingin kemana. Inilah pencobaan itu, sama seperti bangsa Israel yang lebih mendengarkan Khotbah setan yang merasuki perasaan mereka sehingga mereka menyatakan bahwa lembu emas yang mereka ciptakan itu yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir.

Pencobaan yang ada di dalam Korintus ini lebih dari sekedar penderitaan yang bisa saja Anda alami. penderitaan seperti sakit penyakit, ditinggalkan orang tua karena kematian, kekasih yang selingkuh, hati kita yang tidak lagi mencintai pasangan. 

Mencari uang begitu sulit, di dalam pelayanan kita sering dicurigai, diusir, bahkan menerima penganiayaan. Semua ini dapat datang kapan saja kepada kita sebagai pencobaan, tetapi saudaraku, marilah kita lihat ini sebagai sesuatu yang tidak terlalu berbahaya, bukanlah masalah utama, bukanlah akar yang kokoh yang menghancurkan kita. 

Kita harus sadar, jika kita hanya ingin setiap persoalan yang realistis seperti di atas dapat kita selesaikan. Kita seperti mengambil buah mangga yang tidak dapat dimana dan beracun. Lalu kita membuang buah tersebut karena beracun. Ditakutkan akan ada orang yang mengambilnya dan memakannya. Tetapi kita tidak pernah mencabut pohon mangga tersebut, agar ia tidak berbuah lagi. Saya harap Anda mengerti maksud saya.

Jadi penderitaan yang kita lihat sekarang adalah buah dari pencobaan yang sangat besar, seperti yang Paulus maksudkan di dalam 1 Korintus 10:13. Saya akan membawa Anda merenungkan pencobaan itu beserta buahnya. Dan bagaimana Allah menyelesaikan pencobaan itu sehingga kita hidup sebagai pemenang oleh karena kasih karunia dari Allah.

1. Pencobaan yang memberikan hidup.

Saya baru-baru ini membaca artikel dari seorang blogger rohani dari Amerika Tim Challies, yang menjelaskan, “Ini adalah terror yang sangat nyata, ini adalah horor yang seshungguhnya. Saya tidak pernah menemukan badut pembunuh dan tidak pernah ikut serta dalam pengusiran setan. Tetapi pada saat yang sama saya menghadapi berbagai godaan baru setiap hari. Setiap pagi sebuah dosa kecil muncul dengan sendirinya di dalam pemikiran saya dan ia bertanya kepada diri saya, apakah saya ingin mencobanya.”

John Owen, menjelaskan di dalam artikel tersebut (dikutip oleh Tim Challies). “dosa selalu mengarah pada hal yang tinggi.” Ini menjelaskan kepada kita, dosa bukan hanya sekedar perbuatan. Ia adalah seperti pribadi, sisi lain dari diri kita dan dia benar-benar hidup. 

Inilah horor itu, ada diri kita yang berbicara kepada kita dengan penuh kebohongan dan kesombongan. Dan ingin menghancurkan bukan hanya diri kita, ia juga ingin mengacaukan ada disekitar kita.Ia sangat nyata ketika kita memikirkannya.

Ada sisi di mana kita menjadi ia, kita dikuasai olehnya, ketika merenungkan ini, ia seperti hantu yang adalah diri kita sendiri. Seorang pria bisa saja melayani, berkhotbah, namun setelahnya ia memuji dirinya sendiri bahkan berpikran cabul. 

Inilah pencobaan itu, inilah yang sangat berbahaya dan menakutkan dari hanya sekedar penderitaan daging, sakit penyakit, dari hanya sekedar penderitaan lainnya. Kita harus dapat melihat hal ini dengan jelas.

Pencobaan ini seolah-olah memberikan hidup, memberikan kepuasan. Inilah yang Paulus jelaskan di ayat-ayat sebelumnya. Yaitu janganlah kita seperti orang Israel, yang meskipun telah jelas dibebaskan dari perbudakan. Tetap menjadi orang-orang bebal yang mencintai dosa mereka.

1 Korintus 10:1-12 (TB)

Aku mau, supaya kamu mengetahui saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.

Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. 

Merekas emua telah makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum menuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karing itu ialah Kristus.

Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang Gurun.

Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.”

Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.

Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat muat.

Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di nama zaman akhir telah tiba.

Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.

Dosa yang dibawa oleh setan, seolah-olah membawa pada kehidupan. Ia menawarkan tawaran yang sangat tinggi bagi manusia dan memberikan kepada kita sesuatu yang sangat kita inginkan. Yaitu kehidupan yang kita inginkan, pada saat yang sama dosa adalah kematian sejati. Sama seperti orang Israel dimatikan oleh Tuhan di padang gurun, karena dosa mereka, demikianlah ketika kita masih di dalam dosa, kita mati dan kita adalah musuh Tuhan. 

Ini adalah cerita yang menakutkan dari Injil, ini adalah suatu kejujuran yang harus dibukakan kepada kita  orang percaya tentang pencobaan yang mengerikan dan mematikan. Ini adalah cerita kita, inilah realita keberadaan umat manusia. Dosa merupakan pencobaan itu.

Ketika kita sakit, kita bisa saja meragukan Tuhan, ketika kita hidup dalam utang. Bisa saja itu karena kita ingin menjadi terlihat kaya dan mau hidup mewah. Ketika kita disakiti kekasih kita, bisa saja itu karena sebelumnya kita sembarangan memilih pasangan. Semua hal yang terjadi yang merusak kehidupan kita berakar dari dosa, kita tidak percaya pada Tuhan, kita lebih suka mengikuti perasaan kita maupun logika kita.

Kiranya kita bertobat, melihat semua ini dengan jelas. berdoa untuk meminta rahmat Tuhan sehingga kita diubahkan dan mendapatkan kehidupan yang baru. Diperbaharui oleh kuasa Injil Yesus Kristus. Roh Kudus kiranya memberitakan Injil, kabar baik pada poin yang kedua kepada kita.

2. Pencobaan yang telah dikalahkan melalui kematian.

Kabar baiknya, Paulus menjelaskan. Bahwa pencobaan itu adalah pencobaan biasa. Ketika kita menderita dan hidup kita ada di dalam Kristus. Saya teramat yakin pada saat inilah semuanya terasa ringan. Ketika dosa datang, Yesus menjadi jauh lebih menarik, lebih indah dan mengagumkan. Mak dosa tersebut sangat menjijikkan bagi kita.

Saudaraku, lihatlah kepada Dia yang telah disalibkan. Dia yang dihancurkan di atas salib merupakan petunjuk nyata dari dosa yang sangat serius. Hanya Dialah yang menjadikan dosa tidak berdaya, melalui kematian. Hanya ketika kita menyangkal diri dan memikul salib kita. yang artinya mati atas diri kita sendiri dan hidup baru bersama Yesus maka kita menemukan jalan keluar dari semua pencobaan itu, yaitu pengampunan dosa melalui Yesus Kristus kita diselamatkan.

Inilah Injil, di mana Yesus disalibkan menggantikan kita, Ia dikutuk karena pelanggaran kita, Ia dibinasakan untuk menanggung kebinasaan kita dan Ia merasakan kekejaman akibat dosa. agar kita yang pendosa diselamatkan. Ketika merenungakan Injil, merenungkan Yesus dan bertobat (1 Yohanes 1:9). Kita dijadikan baru, oleh karena Dia memperbaharui kita, menjadikan kita manusia baru.

Dengan kuasa Roh Kudus, ketika percaya Yesus, kita dilahirbarukan. Kita menemukan jalan keluar sejati dari pencobaan. Yaitu dosa kita, kita menemukan kasih sejati yang melindungi kita, kita menemukan Kristus di sudut tergelap diri kita dan kita mendapatkan Yesus pada masa-masa hidup yang fana. 

Karena Dia sendiri yang memberikan diri-Nya untuk kita. Inilah yang harus menjadi perenungan kita, doa kita, agar rahmat Tuhan itu nyata, mengubahkan perlahan-lahan dan menyakiti setiap keinginan daging.

Di dalam Yesus, penderitaan yang dunia berikan. Bukanlah  masalah besar, sebab kita tahu kita aman dalam Yesus, jiwa kita tenteram dalam Dia. walau harus menerima kematian, oleh sakit penyakit kita, oleh pelayanan yang kita kerjakan karena adanya penganiayaan. 

Kita aman, menerima damai Kristus dan terus hidup dalam pembaharuan. Terpujilah Tuhan yang telah memberikan kepada kita Pribadi Injil Yesus Kristus menjadi milik kita dan kita dimiliki oleh-Nya. Amin.