Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 5:21 Mengenal Allah yang Mengetahui Segalanya

Amsal 5:21 (BIMK) TUHAN melihat segala-galanya yang dilakukan oleh manusia. Ke mana pun manusia pergi TUHAN mengawasinya.

Amsal 5:21 (TB) Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.

Tidak terbatas, inilah yang dapat Anda dan saya pikirkan tentang TUHAN, ketika merenungkan ayat di atas. Hikmat orang Yahudi adalah hikmat yang didasarkan pada rasa takut yang benar terhadap Tuhan, di mana Tuhan dengan segala kekuasaan-Nya dan kebesaran-Nya layak untuk menerima setiap kekaguman dan kehidupan manusia yang telah Ia ciptakan.

Kitab Amsal adalah kitab hikmat yang tidak didasarkan pada hikmat manusia, inilah yang harus Anda dan saya ketahui. Kita harus mengerti ketika merenungkan kitab Amsal, di mana pusat dari hikmat yang ada melalui kitab ini adalah Allah itu sendiri. Allah yang jauh dan berkuasa, Dia yang kudus dan suci. Tetapi melalui Injil kita dapat tahu bahwa Allah begitu dekat. Bahkan telah menjadi manusia dan mati disalibkan dan bangkit.

Dia yang pada dasarnya, Allah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, Dia yang bebas dari segala ikatan fana seperti yang Anda dan saya alami saat  ini. Tetapi Injil memberitahukan kepada kita, bahwa Ia telah menjadi manusia, sama seperti kita. Marilah kita membayangkan Dia, di atas pondasi yang kokoh, yaitu Alkitab. Kita yang dapat bersyukur karena Dia Allah yang sampai hari ini terus ada bekerja di dalam kehidupan kita, ketika kita menjadi umat-Nya.

Tuhan yang Maha tahu itu, mengetahui setiap detail diri Anda dan saya, Ia yang mengetahui siapa kita dan untuk apa kita diciptakan. Marilah kita yang melihat terus kepada Allah yang mengetahui seluruh sudut kehidupan kita, kita hidup benar di hadapan-Nya dan bertobat dari segala dosa kita dan hidup untuk Dia yang Mahatahu itu.

1. Allah yang mengetahui keseriusan dosa kita.

Ketika merenungkan tentang Allah yang mengetahui setiap sudut kehidupan, maka Ia sangat mengerti betapa kita adalah orang-orang yang gagal, berdosa dan tidak berdaya. Kita yang selayaknya binasa. Kehidupan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa pada dasarnya telah hidup berdasarkan kebenarannya masing-masing. kebenaran yang berdasarkan manusia inilah yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi kehidupan manusia.

Kita harus melihat ayat-ayat sebelumnya, Amsal 5, di mana hikmat yang berasal dari Allah sangat mengerti betapa manusia yang cinta pada keinginannya. Selalu saja menuju jalan yang sesat, di mana dosa yang diperlihatkan oleh Amsal, sebagai perempuan jalang yang memberikan rasa manis, manis bagi daging. Seperti madu, namun ini adalah madu beracun yang mematikan, membawa jiwa pada lembah kelam tanpa kehadiran Tuhan.

Hikmat yang benar selalu tertuju pada bagaimana hidup lebih baik berdasarkan firman Tuhan, ini berlawanan dengan kecederungan manusia yang berdosa. Kaki yang tidak berhikmat dan berhikmat berdasarkan hikmat dunia ini, selalu berjalan menuju maut, berjalan menuju jurang orang mati dan membinasakan jiwa. 

Melalui Allah yang Mahatahu, kita seharusnya menyadari betapa pentingnya Allah saja yang terus melihat hati dan pikiran kita. baiklah kita melihat setiap kejahatan yang ada di dalam hati kita adalah sesuatu yang serius, karena jelas Alkitab memberitahukan kita, bahwa upah dosa adalah maut.

Lalu bagaimana kita dapat lepas dari kutuk dosa yang mencengkram setiap kita, dosa yang benar-benar membuat kita seringkali lelah, frustasi, tidak berdaya dan menghancurkan kehidupan kita hari lepas hari. Dosa yang membuat perasaan kita tidak nyaman, dosa yang selalu menggoda para pria untuk berpikir mesum. Dosa yang membawa para Wanita untuk semakin licik dan menipu. Ini hanya bagian kecil yang sudah cukup membuat manusia hancur akibat dari dosa.

Dosa yang menjadikan kita semakin malas, dosa yang menjadikan kita menginginkan segala hal yang pada akhirnya menjadi berhala bagi diri kita dan menjadi pengganti Tuhan. Dosa yang menjadikan hati kita benar-benar licik, kita bisa saja mengatakan bahwa kita melayani Tuhan namun pada saat yang sama sebenarnya kita sedang melayani ego kita sendiri.

Kita yang bisa saja berkata segala kemuliaan hanya bagi Tuhan, padahal kita sedang memuliakan diri sendiri. Allah yang mahatahu, tahu bagaimana hati yang telah dijerat oleh dosa bekerja dan berdusta. Inilah mengapa poin ini, saya buat dengan menyatakan bahwa dosa sangat serius. Dan hanya oleh kasih karunia saja, kita dapat melihat kebusukkan hati kita, kemunafikan kita, kehidupan kita yang tidak berpusat pada Tuhan.

Dosa pada dasarnya adalah kesopanan dengan iming-iming yang manis, janji yang memberikan daya imajinasi kita menginginkan sesuatu yang baik menurut kita. Di mana pada dasarnya semua ini adalah dusta yang menjadikan manusia jauh dari Allah, kehilangan kemuliaan Allah dan kita saat ini menjadi pemberontak yang terus saja melawan Allah dan tidak ingin berjalan dengan Dia dan terus menjadikan diri kita tuhan atas diri sendiri.

Setelah kita tahu, bagaimana dosa sangatlah serius, bagaimana Allah merespon dosa yang serius ini. Pertama-tama kita akan sadar dengan hati nurani, bahwa karena berdosa, kita layak binasa. Dan Alkitab meneguhkan hal itu. Bukankah karena dosa, Sodom dan Gomora dihancurkan oleh Allah, bukankah karena dosa Ananias dan Safira seketiga meninggal di hadapan Petrus. 

Allah yang mengetahui dosa sangatlah serius, dengan keadilan-Nya. Membinasakan pendosa, bukan hanya dosa, tetapi pendosa. Yang artinya setiap pribadi yang telah jatuh ke dalam dosa, sejak dalam kandungan berdosa. Dibinasakan.

Siapakah yang dapat lari dari murka kekal Allah, siapakah yang dapat bertahan dari api murka yang berkuasa. Sehebat apa pun manusia akan sangat takut, gentar dan gemetar. Baiklah saat ini ketika Anda membawa tulisan ini, menyadari betapa Allah adalah api yang menghanguskan dalam kemahatauan diri-Nya. Dan betapa dosa yang terjadi di dalam dunia ini, telah menjadikan Allah yang baik itu murka.

Saya akan terus memberitakan murka Allah dengan jujur, untuk menunjukkan kepada Anda, bahwa hikmat yang sejati bertolak dari pengenalan akan Allah yang benar. yaitu Allah yang mahatahu, kudus dan murka terhadap orang berdosa.

Untuk melihat respon Allah yang mahatahu, kedua. Kita akan masuk pada poin di mana Allah yang tahu bahwa manusia berdosa. Allah yang tahu manusia yang tidak mungkin mampu setia. Allah yang tahu betapa manusia yang Ia ciptakan berdasarkan citra-Nya, telah memberontak. Allah yang mahatahu yang sama ketika Ia adil dan murka. Ia juga berbelaskasihan kepada manusia, Allah yang ingin manusia kembali kepada-Nya dan memiliki persekutuan yang penuh cinta dengan-Nya dan juga mencintai sesama seperti diri sendiri. 

“Allah yang mahatahu itu Adil, pada saat yang sama Ia adalah Allah yang mengasihi manusia. Inilah Injil, sifat Allah yang sempur. Membawa manusia pada keselamatan jiwa yang memberikan harapan.”

2. Allah yang mengetahui bagaimana cara menyelamatkan manusia

Sejak zaman purbakala, Allah telah menyatakan diri-Nya dalam sejarah umat manusia. Sampai hari ini, melalui Alkitab, Ia terus bekerja mengubahkan hati manusia. Melalui para pemberita Injil yang setia, melalui mereka yang terus mengkhotbahkan Injil Yesus Kristus. Melalui mereka yang merelakan kehidupan yang sangat sementara ini, untuk pergi keseluruh dunia dan memberitakan Injil Yesus Kristus.

Tidak ada yang dapat menghentikan Dia, Dia yang menyatakan diri-Nya, kemuliaan-Nya dan kuasa-Nya. Semua ini bermula, ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka yang pada awalnya telah membertontak dan tidak lagi menginginkan Allah. Tetapi pada saat yang sama, panggil itu terus terngiang sampai hari ini “Adam di manakah engkau?” Ini panggilan untuk bertobat, untuk mengakui dosa dan untuk menyerahkan diri kepada Allah, bahwa diri mereka memang bersalah.

Inilah esensi dari dosa, dalam perkataan yang sangat logis dan bermanfaat bagi kita untuk membela kebenaran diri sendiri. Untuk membela diri bahwa diri tidak bersalah. Padahal diri mereka memang bersalah. Bukankah Anda dan saya seringkali merasa bahwa kita orang benar, tidak bersalah, bahkan merasa sangat layak untuk hidup sesuai dengan kesenangan kita, keinginan kita dan segala hal yang kita pikirkan itu baik.

Masalah kebinasaan kekal ini, hanya dapat diselesaikan oleh Allah, Ia yang memanggil Adam dan Hawa. Pada akhirnya datang ke dalam dunia. Marilah kita perhatikan ini, bahwa Alkitab ketika kita melihatnya dengan kacamata Injil, akan sangat indah.

Manusia yang tidak ada harapan, berdosa dan tidak layak. Kini menerima pengampunan dosa, Allah yang adil itu, berbelaskasihan kepada manusia. Ia yang datang ke dalam dunia, memberikan diri-Nya sebagai korban yang sempurna. Melalui kematian-Nya kita diselamatkan dan ini hanya oleh karena Allah yang berbelas kasih. Hanya melalui apa yang Allah kerjakan, kita mendapatkan keselamatan.

Saya mengutip tulisan dari Timothy Keller dalam bukunya “Making Sense Of God.” 240-241

Allah bekerja di dalam dunia ini, melalui Yesus Kristus, Dialah satu-satu-Nya pendiri agama di dunia ini yang mati dengan keadaan sangat tercela, para murid bahkan lari daripada-Nya. Mereka yang ia kasihi, tidak ada disekeliling, bahkan Bapa-Nya tidak peduli dengan Dia.

Dia adalah korban dari keadilan yang tidak dijalankan dan Dia mati ditindas dan benar-benar tidak berdaya. Keselamtan yang dari Kristus datang kepada kita melalui kemiskinan, penolakan dan kelemahan-Nya.

Dan orang Kristen diselamatkan bukan berdasarkan kekuatan mereka yang dapat mereka kumpulkan dan tidak dapat mereka kumpulkan. Bukan berdasarkan perbuatan besar yang mereka lakukan. Tetapi melalui pengakuan yang sungguh-sungguh bahwa mereka memerlukan juruselamat.

Alkitab mencatat anugerah Allah yang terus bekerja melalui orang-orang yang tidak mencarinya, yang tidak layak mendapatkannya, yang terus menerus menolaknya, dan yang tidak menghargainya bahkan setelah mereka diselamatkan olehnya.

Salib adalah kabar buruk dan kabar baik itu, ketika Yesus disalibkan, Allah yang mahatahu itu, menyatakan diri-Nya secara langsung. Di mana kasih dan keadilan-Nya dipertemukan. Yesus menerima keadilan Allah, Yesus dihancurkan di atas salib, Yesus menerima kematian kekal kita dan oleh karena kasih-Nya kepada kita Yesus merelakan diri-Nya ditimpakan semua murka Allah.

Hanya melalui salib, kita tahu sekarang, Allah menyelamatkan kita dari kutuk dosa dan dosa. ketika kita percaya kepada Yesus, bertobat dan menyadari bahwa diri kita tidak benar. kita dipindahkan dari dalam Adam ke dalam Yesus, sehingga kita sekarang menjadi Anak Allah.

Baca Juga:

Allah tahu, bahwa semua usaha kita tidak akan pernah berhasil untuk lepas dari kuasa dosa. Maka Ia mengutus Anak Tunggal-Nya untuk melakukan semua kehendak-Nya, hidup benar dan suci. Tetapi pada saat yang sama Ia menderita karena dosa, Ia menderita karena menanggung semua beban dosa dan sampai disalibkan puncak dari penderitaan itu. Menunjukkan kepada kita, bahwa Allah yang adil tidak pernah main-main menyikapi dosa dan terus mengasihi manusia dengan kasih yang kakal. Sampai hari ini hikmat yang berasal dari Allah terus dikabarkan yaitu Injil Yesus Kristus.

Dia yang mati dan bangkit, itulah harapan kita, Dialah kesukaan jiwa kita dan Dialah hikmat kita ketika kita benar-benar mengenal Dia dan masuk ke dalam visi dan tujuan-Nya bagi dunia. Segala pujian hanya bagi Allah yang mahatahu, kebutuhan terbesar manusia. Amin.