Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Hosea 6:1-6 Murka dan Belas Kasihan Allah

Hosea 6:1-6 (TB) 

1”Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan,

sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita,

yang telah memukul dan yang akan membalut kita.

2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari,

pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita,

dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

3Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan;

Ia pasti muncul seperti fajar,

Ia akan datang kepada kita seperti hujan,

seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”

4 Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim?

Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda?

Kasih setiamu seperti kabut pagi,

dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.

5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi,

Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku,

dan hukum-Ku keluar seperti terang.

6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan,

dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.


Kitab Hosea adalah salah satu kitab yang memberikan kepada kita penampakan cerita yang menyedihkan dan mengherankan dan tidak masuk di akal sehat. Kita akan dengan mudah menggelengkan kepala kita ketika membaca kitab Hosea dengan pertanyaan. 

  • Apa pelajaran yang dapat saya ambil dari kitab ini?
  • Apakah saya harus menikahi seorang sundal/pelacur seperti nabi Hosea?
Menjawab pertanyaan yang pertama, kita harus melihat bahwa esensi dari Hosea menikahi Gomer adalah Injil.

Menjawab pertanyaann ke dua, tentu tidak. Ini mengacu pada hukum yang utama yaitu kasih kepada sesama. Sama seperti kasih Yesus kepada Anda dan saya yang pada dasarnya Gomer masa modern.

Baiklah kita memikirkan kebenaran ini, bahwa Anda dan saya adalah orang sundal, baiklah kita melihat bagaimana Allah bekerja pada masa itu, untuk menunjukkan sifat-Nya. Untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang setia. Ketika Anda dan saya melihat bagaimana kemarahan Allah, bagaimana Ia akan sesegera mungkin membinasakan orang Israel, di mana pada saat itu, Hosea secara khusus melayani di Kerajaan Israel Utara.

Hal ini menunjukkan kepada kita, sifat Allah yang adil, Allah yang membenci bukan hanya dosa tetapi juga pendosa. Ia yang menyediakan kebinasaan tanpa kemuliaan. Bagi orang-orang yang menolak-Nya, orang-orang yang memberontak dan tidak mau menyembah Dia dan memberikan diri menjadi milik-Nya. 

Ketika manusia diciptakan, manusia adalah satu-satunya mahluk yang paling unik, sebab mereka/kita adalah gambar dan rupa Allah yang kudus, Allah yang memiliki kemuliaan. Dan jika Anda memperhatikan apa yang hilang dari kehidupan Anda dan saya sekarang. Pada dasarnya menjadikan Anda dan saya tidak mulia (Hosea 3:7), kita telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).

Mengapa kita kehilangan kemuliaan Allah? Karena kita telah bersundal, kita menyembah ciptaan, kita lebih percaya pada khotbah dari ular, khotbah licik yang memberitakan bahwa Allah tidak setia. Allah berdusta dan Allah tidak ingin Anda dan saya menyaingi Dia. Hal ini terlihat jelas ketika Ia berkata kepada Hawa, “Kamu tidak akan mati, melainkan akan menjadi seperti Allah.”

Betapa binasanya manusia, ketika kitab Hosea memberikan gambaran bahwa Anda dan saya adalah orang-orang sundal. Bukankah hal ini, memperlihatkan kepada kita betapa tidak mulianya kita, betapa kita harus binasa. Dan demikianlah orang-orang Efraim, dibinasakan, sebab mereka telah menjadi merpati tolol yang berharap pada ciptaan (Hosea 7:11).

Mari bersama-sama kita mulai dari Hosea 1:2 (TB) “Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Nabi Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN.” Ada yang mengatakan bahwa apa yang diperintahkan Allah kepada Hosea tidak benar-benar terjadi, namun hanya sebagai gambaran.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa pada awalnya Gomer adalah memang isteri dari Hosea, namun ia pergi dan bersundal. Lalu Allah memerintahkan kepada Hosea untuk mendatangi Gomer dan membawa Dia kembali kerumahnya untuk dijadikan Istrinya. Sebagai wujud dari kesetiaannya. Dan ini memberikan gambaran betapa Allah adalah Dia yang setia.

Hosea melayani Kerajaan Utara Israel. Karena pada waktu itu, setelah Salomo meninggal, Israel terbagi menjadi dua Kerajaan. Yaitu Kerajaan Israel Selatan dan Kerajaan Israel Utara. Di mana Kerajaan Israel Selatan di diami oleh 2 Suku yaitu suku Yehuda dan 10 suku yang ada di Kerajaan Israel Utara (1 Raja-raja 12:1-24).

Pada masa itu, kehidupan secara politik dan ekonomi, semuanya terlihat baik-baik saja tidak ada masalah. Namun yang menjadi permasalahan pada waktu itu adalah mereka menyembah berhala, mereka tidak mengindahkan Allah, mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada Allah tetapi pada saat yang sama. Kejahatan, ketidakadilan, bahkan kedangkalan pengenalan akan Allah terjadi di Kerajaan utara pada waktu itu.

Justru ketika semuanya terlihat baik-baik saja, kita harus terbangun dari tidur, untuk sadar bahwa Anda dan saya saat ini ada di dalam dunia yang telah jatuh di dalam dosa. kita harus melihat kembali iman kita, kita harus memperhatikan kembali kepada siapa dan apa iman kita ditaruh. Atau kita memberikan diri kita sebagai sumber kehidupan, keamanan, dan sukacita sejati. Hal inilah yang harus kita perhatikan, sebelum kita masuk lebih dalam. Bagaimana murka Allah dan belas kasihan Allah.

Saya akan membawa Anda merenungkan. Siapa kita, apa kecenderungan kita, dan bagaimana kita seharusnya melihat kedalaman diri kita sendiri. Melalui pelajaran kita Hosea kali ini.

1. Bersundal yang Menajiskan diri dan Murka

Hosea 6:10 (TB) Di antara kaum Israel telah ku lihat hal-hal yang mengerikan; di sana ada Efraim bersundal dan Israel telah menajiskan diri.

Hosea 11:1-2 (TB) Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-anak-Ku itu. Makin Kupanggil mereka makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.

Hosea 11:6 (TB) Pedang akan mengamuk di kota-kota mereka, akan memusnahkan palang-palang pintu mereka, dan akan memakan mereka di benteng-benteng mereka.  

  • Mengapa manusia begitu gampang, terpaut pada berhala?
  • Mengapa berhala begitu menarik?

Ketika saya memikirkan kedua pertanyaan di atas, saya sedikit bingung, jika kita kembali ke kitab Keluaran 32. Bahwa jelas Allah yang kudus, mulia dan berkuasa telah menuntun Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, namun mereka tetap menginginkan sejenis Allah yang terbuat dari patung untuk disembah.

Ketika melihat bagaimana kegilaan berhala mengikat hati manusia dan pernyataan dari Harun yang saat saya telah bertobat. Ini membuat saya kesal, membuat saya berpikir keras dan bertanya-tanya mengapa? Mengapa berhala begitu mengikat hati manusia pada saat itu?

Keluaran 32:4 (TB) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!”

Anda perhatikan tulisan yang telah saya buat hitam dan diperbesar, sebagai penekanan saya, untuk menunjukkan betapa aneh dan tidak masuk di akal. 

Jelas bahwa Allah telah membebaskan mereka dari tanah Mesir, jelas bahwa Allah telah memberikan mereka cara hidup baru. Lalu bagaimana mungkin mereka berpikir Anak Lembu Emas yang Harun ciptakan, patung tersebutlah yang membebaskan mereka dari tanah Mesir.

Saudaraku, ketika saya merenungkan hal ini, saya tidak sedang mengajak Anda untuk melihat orang lain, memikirkan kesalahan bangsa Israel pada waktu itu dan saya tidak ingin Anda berpikir bahwa memang benar aneh adanya lalu Anda berkata bahwa Anda baik-baik saja. Tidak. Ini adalah kenyataan dari isi hati dan pikiran kita yang telah jatuh ke dalam dosa.

Ketika saya menunjukkan betapa dalamnya dosa penyembahan berhala, betapa berhala pada dasarnya hadir di kedalaman hati dan ketika hal itu dipikirkan dibuahkan maka terwujudlah lembu emas.

Pada zaman sekarang, Anda dan saya tidak lagi membuat patung untuk disembah, saya percaya Anda yang membaca artikel ini, adalah orang Kristen sejak lahir. Jika saya salah maafkan saya. Tetapi yang ingin menjadi penekanan saya, bagaimana penyembahan berhala yang dilakukan oleh 10 suku yang ada di Kerajaan Israel utara dan pada masa Mereka keluar dari tanah Mesir. 

Tetaplah menjadi masalah Anda dan saya saat ini, tetaplah menjadi permasalahan utama Kekristenan kita saat ini dan inilah yang harus kita hadapi dalam pergumulan untuk tetap bertumbuh di dalam Kristus. yaitu kita harus melihat diri kita, karena setiap kita, tidak bisa tidak. Kita memiliki berhala-berhala modern yang kita sembah, kita kagumi dan kita hidup untuk hal itu selama kita hidup.

Karena pada dasarnya kita semua adalah penyembah, kita semua adalah materi yang diciptakan untuk puas pada kekaguman akan keindahan. Lalu kita mengagumi keindahan dan kekaguman adalah inti dari penyembahan, karena kita kagum maka kita memuji dan memuliakan suatu objek. Ketika Anda dan saya kagum kepada sesuatu, maka kita harus sadar, itu adalah esensi dari penyembahan berhala. 

Saudaraku, Anda dan saya sadar atau pun tidak, ada di dalam dunia yang suka menyembah. Orang Ateis, menyembah logika mereka, karena mereka pandai berargumen, suka kebebasan dan mereka tidak percaya akan adanya Tuhan, maka mereka pada dasarnya mentuhankan pikiran mereka, diri mereka sendiri. Dan inilah sedikit contoh dari penyembahan berhala.

Anda seorang Kristen, jangan mengira Anda lepas dari penyembahan berhala, Anda kagum pada suara Anda, Anda kagum pada kemegahan gereja Anda, Anda kagum pada pelayanan Anda yang sukses dan berhasil. Maka itulah berhala Anda. 

Ketika Anda seorang anak muda, mengagumi seorang lawan jenis, lalu Anda menginginkan dia, lalu Anda ingin ia menjadi milik Anda. Dan Anda berpikir, ketika ia di samping Anda maka Anda akan puas dan diri Anda lebih berharga, maka itulah berhala Anda, pada dasarnya Anda sedang menyembah orang tersebut untuk kepuasan diri Anda. 

Apa pun yang ada disekitar kita, mencuri hati dan pikiran kita, di mana hal itu menjadi lebih berharga dari pada Kristus yang telah disalibkan. Maka itulah berhala dan penyembahan berhala adalah akar dari segala kejahatan. 

Karena kainginan untuk memiliki maka Anda dan saya membenci sesama kita, beberapa orang menempatkan harga diri pada kekayaan dan benda-benda yang mewah, maka kita menemukan mereka frutrasi karena hal itu tidak memberikan kepuasan. 

Para pemimpin dimasukkan ke dalam sel penjara karena mencuri uang rakyat, karena ia mengagumi kekayaan dan kemewahan hidup dan cara hidup yang lebih nyaman, lebih baik, dan lebih terpandang karena memiliki segala hal yang mewah.

Penyembahan berhala pada masa modern sekarang ini, di mana Allah melihat kengerian dari kehidupan Anda dan saya. bukan berdasarkan apa yang kita lakukan, tetapi Ia melihat kedalaman hati kita, yang di dalam diri kita, motivasi kita bertindak. 

Kita bisa saja berkata bahwa kita melayani Allah, namun pada saat yang sama kita sangat ingin menerima pujian karena kita telah melakukan hal-hal yang menakjubkan, seolah-olah ketika tidak ada kita di sana semuanya tidak akan berjalan dengan lancar dan baik dalam pelayanan tersebut. Maka kita sedang menjadikan diri kita tuhan atas pelayanan.

Ketika kita mementingkan pelayanan lebih dari apa pun, kita merasa bahwa ketika kita tidak mendapatkan kedudukan dalam pelayanan. Maka kita tidak berharga dan tidak bahagia, maka pada dasarnya pelayanan itu telah menjadi tuhan atas diri kita.

Saudaraku, artikel ini akan sangat panjang, ketika saya harus menuliskan satu persatu berhala yang ada di dalam hati kita, di mana semua itu menjadi pusat dari penyembahan kita dan kita tidak sedang menyembah Allah yang kudus, kita tidak sedang menginginkan Allah. 

Kita bisa saja berdoa dan meminta banyak hal kepada kepada Allah, karena pada dasarnya kita tidak sedang menyembah Allah, kita sedang menginginkan segala hal yang Allah dapat berikan untuk kita sembah. 

Inilah yang membuat Allah cemburu, inilah yang membuat Allah murka. Inilah definisi dari persundalan modern umat Allah, di mana Kekristenan kita sedang melakukan semua ini. Bagaimana tidak, gereja-gereja memberikan pengajaran yang berpusat pada keinginan dan pemenuhan daging kita.

Kita diajari, bahwa Yesus adalah mesin penjawab segala kebutuhan dan keinginan kita. Di mana Ia akan memberikan segala hal yang kita inginkan. Maka dari mimbar gereja ada seruan, “andalkan Tuhan”.

Hanya saja harus melalui berbagai proses kehidupan. Untuk dilatih, kita hanya perlu sedikit bersabar karena semua akan indah pada waktunya, melalui proses inilah Yesus akan memberikan yang kita rindukan, Yesus memberikan berhala-berhala hati dan pikiran. Kepuasan mata, kepuasan daging, keinginan hidup dan segala hal yang menjadikan kita angkuh dan cinta diri sendiri. 

Inilah kesesatan yang tersembunyi di mimbar-mimbar gereja hari-hari ini, kita harus bangun dari tidur, kita harus bertobat dan kita harus kembali kepada Injil yang murni dan sejati. 

Injil yang berpusat pada Yesus saja dan menginginkan Yesus saja dan hanya Yesus yang menjadi apa yang kita pikirkan dan menyentuh perasaan kita sehingga kita melayani Dia dan hidup untuk Dia saja karena kita dapat menikmati setiap keindahan dan kekaguman yang semakin mendalam kepada-Nya. Hnaya Yesus yang pantas menerima semua kehidupan kita. 

Pada poin yang kedua, saya akan membawa Anda mendalami hal ini. Bagaimana kita dapat kagum kepada Yesus dan menyembah Dia. Dan hubungannya dengan Hosea yang menikahi Gomer yang telah bersundal.

Poin ini akan ditutup dengan kehancuran Kerajaan Israel Utara pada tahun 732 SM, di mana penduduk Israel dibuang ke Asyur atau Babel. Maka genaplah yang dinubuatkan oleh Hosea, karena Allah sangat murka dan akan mendidik Bangsanya pada waktunya Allah sendiri akan memulihkan mereka.

2 Belas kasihan yang Memulihkan

Hosea 14:5-9 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab Murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.

Pada akhirnya belaskasihan Allah Ia nyatakan bagi Bangsa Israel, sebuah janji dari Allah yang setia Ia berikan di akhir nubuatan dari Hosea. Saudaraku, kita langsung saja, masuk ke dalam perjanjian Allah bagi manusia kepada Adam dan Hawa (Kejadian 3:15). Di mana pada akhirnya kuasa dari ular tua akan diremukkan oleh seorang keturunan dari Wanita.

Ini adalah kabar baik, di mana murka ditegakkan namun pada saat yang sama kasih setia dinyatakan. Di mana hukuman dikumandangkan dan harus ditanggung. Pada saat yang sama Allah menjanjikan akan datang Dia yang akan menanggung semua beban dosa. Untuk menggenapi Hosea 6:6.

Jelas bahwa Anda dan saya tidak setia, jelas bahwa kita lebih suka membayar Allah tanpa ingin mengenal Allah. Kita kira, kita dapat memberikan sesuatu kepada Allah lalu kita bebas dari murka dosa dan kita bisa berbuat seenak kita dan kita berpikir kita, “saya orang baik, mengapa saya harus dihukum.”

Panggilan pertobatan baru saja diserukan, melalui ayat-ayat terakhir kitab Hosea. Ini adalah janji pemulihan yang digenapi di dalam Kristus. Pada akhirnya pemulihan Bangsa Israel di mana mereka kembali ke asal mereka setelah dari pembuangan. Untuk menggenapi definisi dari kesetiaan dan pengenalan akan Allah.

Bahwa Firman yang menjadi manusia itu, Dialah yang mampu menjadi seseorang yang melakukan apa yang Allah inginkan di Hosea 6:6. Di mana Yesus adalah manusia yang Allah kasihi (Matius 3:17). Dialah yang benar dari Allah dan menjalani kehidupan yang sempurna untuk taat kepada Allah Bapa. Sampai pada puncaknya, Ia merendahkan diri sampai mati di kayu salib.

Nasehat bagi Anda dan saya, pada penutupan kita Hosea;

Hosea 14:10 (TB) Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahui; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Kita adalah pemberontak, maka kita tergelincir kita ada di bawah murka kekal Allah. Kita adalah orang-orang yang mati di dalam dosa-dosa dan kita pada dasarnya cinta dosa. Karena kita lebih suka menyembah apa yang terlihat dan fana dan kita mengabaikan teguran dan nasehat yang berpusat pada kitab Suci. Kita bahkan malas membaca Alkitab, karena kita tidak menyukai Allah, kita membenci Allah karena kita berdosa dan tidak kudus.

Dia yang benar adalah Yesus sebab Dialah jalan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6). Dia disalibkan untuk menerima semua dosa Anda dan saya, sehingga di dalam Dia saja kita dibenarkan karena semua dosa kita telah ditimpakan kepada Dia.

Seolah-olah Yesus yang bersundal, Yesus bukan hanya menjadi Hosea yang memanggil dam menebus Gomer, tetapi pada saat yang sama Yesus menjadi dosa (2 Korintus 5:21). Berarti Dia telah menjadi Gomer, menjadi pendosa. 

Jika Hosea hanya menikahi Gomer tanpa merasakan penderitaan, kesepian, kebosanan, kepahitan, kemalangan, kesedihan, kekosongan, kehampaan, dan semua hal buruk akibat dosa. Yesus menerima semua itu, Yesus menjadi seseorang yang paling berdosa ketika Ia di atas kayu salib. Sehingga ketika kita datang kepada-Nya, melihat kepada salib-Nya. 

Untuk mencari kelegaan dan dibebaskan dari semua belenggu dosa, Yesus adalah Pribadi yang tepat. Karena Dia mengerti bagaimana penderitaan akibat dosa menekan seluruh aspek kehidupan sampai pada titik paling menakutkan, yaitu Yesus benar-benar kehilangan kemuliaan Allah, maka Yesus berteriak, “Allah mengapa Engkau meninggalkan aku.” 

Ia mewakili kita, di mana kita tidak mengerti apa yang hilang dari diri kita, apa yang harus kit acari dan bagaimana kita dapat menemukan kesejatian hidup. Dan pada siapa kita dapat berseru. Yesus lebih dulu, memberikan kepada kita pelajaran penting, tentang teriakkan pendosa, di mana kita pada dasarnya menginginkan Allah yang sejati, hanya saja kita tidak mampu. Maka kita harus ditebus dan dibersihkan dengan darah yang mahal, sehingga kita dijadikan anak oleh Allah.

Yesus bukan hanya mengambil kita menjadi mempelai Wanita-Nya, Dia menjadi seperti kita, bahwa lebih parah. Menjadi manusia paling hina, sehingga tidak ada orang yang terlalu hina untuk datang kepada Yesus dan bertobat dan mengakui semua dosa dan menyerahkan diri kepada Yesus. 

Yesus disalibkan, semua dosa ditimpakan kepada-Nya. Inilah Injil, di mana Allah yang datang kepada pendosa, Allah yang membersihkan manusia dari dosa dan untuk hidup bagi Dia dan melakukan yang berharga bagi kemuliaan dan memancarkan terang kasih Kristus bagi dunia ini.

Yesus adalah wujud nyata dari tema perenungan kita di kitab Hosea tentang murka dan kasih. Di mana Yesus secara sempurna menerima murka kekal Allah dan pada saat yang sama Yesus adalah Anak Allah yang paling dikasihi. Kita yang layak menerima murka kini menerima pengampunan dosa, kita dibawa untuk bertobat dan menjadi orang-orang yang membenci dosa, membenci setiap kecenderungan yang melawan Allah dan suka menyembah ciptaan. 

Untuk menutup poin ini, di mana Injil adalah pusat dari setiap tulisan saya, saya rindu Anda merenungkan Titus 3:4-8;

4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, 5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, 7 supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.

8 Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.

3. Kembali kepada Injil yang Murni

  • Melalui Injil, ada panggilan pertobatan. Bertobat bukanlah tentang Anda menjadi semakin baik dan dari yang kasar menjadi tidak kasar. TIDAK. Dari yang tidak rajin ibadah lalu rajin datang ke ibadah Gereja.
  • Pertobatan yang saya maksudkan adalah bertobat dari perbuatan baik Anda dan perbuatan jahat Anda di mana semua perbuatan itu menjadi sumber kebanggaan Anda. Yang adalah penyembahan berhala, karena Anda berbangga atas diri sendiri.
  • Bertobat dari kehidupan agamawi Anda yang menginginkan ini dan itu tetapi tidak pernah menginginkan Yesus yang telah disalibkan. 
  • Anda harus bertobat dari keinginan Anda percaya Yesus agar masuk ke sorga? Karena percaya Yesus pada dasarnya disatukan dengan Dia untuk menjadi sama dengan Dia, menyangkal diri dan taat kepada Allah sampai mati.
  • Bertobat dari pengetahuan Alkitab yang tidak berpusat pada Yesus, yang justru menjadikan Anda merasa bahwa diri Anda bukan pendosa yang layak binasa. 

Mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya (Filipi 3:10)

Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang  pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Yesus (2 Korintus 10:5)

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ia  adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)

Mari kita bertobat dan hidup hanya untuk menginginkan Yesus, merindukan Yesus dan berserah taat kepada Yesus. Roh Kudus memampukan kita. Amin.