Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Matius 19:21-22 Undangan Dari Sang Guru “Jual Semuanya!”

Renungan Matius 19:21-22 Undaungan Dari Sang Guru “Jual Semuanya”

Matius 19:21-22 (TB) Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada semua orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di sorga, kemudian datanglah ke ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Sekilas orang muda yang kaya ini, sangatlah sopan dan ia mengerti bahwa Yesus guru yang baik. Maka dengan penuh rasa hormat ia bertanya kepada Yesus, “bagaimana cara hidup untuk mendapatkan hidup yang kekal.” Dan Yesus menjawab hal itu dan sih pemuda dengan penuh semangat menjawab kembali “semua itu telah saya lakukan dari sejak saya kecil”

Perintah yang Yesus jelaskan adalah hukum Taurat moralitas yang harus dituruti. Seperti jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Orang muda yang kaya ini tentu melakukan semua itu, ini terlihat dari bagaimana ia menemui Yesus tetapi ada sesuatu yang salah di sini. Terutama kesalahan anak muda yang kaya raya. Memang dari segi sikap, ia telah menjadi sopan. Tetapi ada keinginan tersembunyi di baliknya kita akan melihat hal ini lebih jauh.

 Saya sangat suka ketika merenungkan ayat ini, bagaimana Yesus tidak memuji samasekali semua perbuatan baik yang telah dilakukan orang muda ini. Yesus tidak serta merta merasa bangga ketika ia disebut guru yang baik. Jawaban yang cukup aneh bagi saya. Bahwa yang baik hanya Allah saja. Yesus memperlihatkan kepada kita, bahwa Ia tidak suka dengan kemunafikan, meskipun itu terlihat memuji Dia.

Kita dapat belajar sikap yang sangat penting dari Yesus, Ia bukanlah pribadi berkasih karunia karena kebaikan manusia. Melainkan ini memang karena belaskasihan-Nya. Pujian yang muncul dari mulutnya adalah kasih sejati yang tidak berdasarkan pencapaian manusia. Di mana imanlah pencapaian terbesar yang dapat manusia berikan kepada Yesus. Saya akan menjelaskan apa itu iman yang sejati di dalam poin renungan ini.

Jika diperhatikan, jika dilihat dan masuk ke masa sekarang. Orang muda kaya ini adalah sumber daya pelayanan yang berlimpah. Andai saja Yesus mau untuk sedikit memberikan pujian dan jika bisa dapat juga meminta sokongan dari orang muda ini dalam hal dana pelayanan.

Bukankah ini yang sering dilakukukan oleh orang-orang yang mengaku pelayanan Tuhan masa kini. Mereka tersenyum ramah dan penuh hormat kepada orang kaya. Mereka menghormati orang kaya karena mereka dapat memberikan lebih banyak sumber daya. Mereka yang tunduk kepada orang kaya dan berharap pelayanan mereka akan bahkan telah menerima sokongan dari orang kaya.

Ini suatu kesempatan yang baik, untuk terlihat baik di depan orang kaya. Agar mereka memuji kita sehingga mereka membagikan uang mereka untuk pelayanan. Tetapi baiklah para pelayan Tuhan yang demikian bertobat dari dosa yag mengerikan ini. Bahkan tidak jarang, para pelayan ini memuji-muji orang kaya. Karena kekayaan mereka.

Baiklah para pelayan Tuhan ini melihat pada Yesus yang dengan penuh ketegasan dan tanpa menunjukkan keakrapan maupun rasa hormat yang berlebih kepada orang kaya. Melainkan memerintahkan untuk menjual semua hartanya dan setelah itu, ikutlah Dia.

Lebih mengherankannya lagi, hasil dari semua penjualan harta itu, bukan untuk diberikan bagi pelayanan Yesus melainkan diberikan kepada orang miskin. Saudaraku, masa itu sangat banyak orang miskin yang membutuhkan harta untuk makan, terutama di kalangan orang-orang Yahudi, karena mereka ada di bawah jajahan orang Romawi.

Dengan kata lain, Yesus tidak butuh sokongan dana, bagi-Nya uang bukanlah yang utama yang harus diperjuangkan untuk didapatkan. Terutama dari orang kaya seperi orang muda ini. Bagi-Nya orang kaya bukanlah sumber dana, melainkan mereka tidak lebih dari orang-orang yang binasa di dalam dosa mereka dalam segala keangkuhan dan dengan cara pandang salah tentang keselamatan.

Pada bagian akhir Yesus mengomentari orang kaya yang binasa itu. “Lebih mudah seekor Unta masuk ke lubang jarum daripada orang kaya masuk ke dalam kerajaan Sorga.” Cara padang seperti inilah yang harus dimiliki orang Kristen, terutama para pelayan Tuhan.

Untuk melihat jemaat Anda sebagai orang-orang binasa, orang berdosa yang gampang sekali hidup dalam keangkuhan. Dan ketika mereka angkuh musuh mereka adalah Tuhan. Tugas kita sebagai hamba Tuhan, bukanlah menjadi penjilat untuk mendapatkan uang dari orang kaya.

Melainkan untuk mengkritik cara hidup yang salah. Doktrin yang sesat dianut oleh orang kaya. Jika orang kaya karena diberitakan kebenaran dan ia teringgung, pergi dari Anda atau gereja Anda karena menolak Injil yang sejati. Tidak perlu memohon agar ia kembali.

Inilah sikap yang seharusnya dimiliki seorang hamba Tuhan yang mengasihi jiwa-jiwa dan kasih ini didasarkan pada kasih Yesus yang telah disalibkan dan bangkit dari kematian.

Kita harus belajar dan terus belajar dari Yesus dan kepada Yesus untuk tidak menjadi bodoh dihadapan Allah meskipun kita dipandang bodoh oleh dunia.

Memikirkan bahwa orang kaya adalah segala-galanya untuk sumber dana dari pelayanan. Ini sesat, ini salah, dan ini tidak benar.

Perintah Yesus kepada orang muda, untuk menjual semua hartanya dan mengikuti Yesus, memiliki makna yang indah dibaliknya. Kita akan belajar hal ini dan bagaimana ini menjadi gaya hidup kita.

Orang muda kaya yang datang kepada Yesus, ia tidak memerlukan roti karena ia sudah kaya. Tetapi ada hal lain yang ia inginkan dan hal inilah yang menjadi alasan ia pergi pada akhirnya. Orang ini menginginkan penerimaan dan pengakuan.

Bukankah ini sifat kita, seringkali kita ingin diakui, karena pencapaian kita bahkan kita seringkali menginginkan pujian. Kita harus bertobat dari sikap hati dan pikiran kita yang sesat ini.

Bagaimana Yesuslah jawaban dari semua pertanyaan orang muda itu dan hal ini sangat mengecewakan orang muda. Sehingga ia pergi dengan rasa sedih. Karena apa yang ia inginkan tidak tercapai.

Renungan Matius 19:21-22 Undangan Dari Sang Guru “Jual Semuanya!”

Melihat motivasi kita yang salah

Melalui cerita orang muda yang kaya ini, dan bagaimana respon Yesus terhadapnya membawa kita untuk terus melihat hati kita ketika kita mengikuti Yesus. Untuk memurnikan hati kita dan melihat dengan jelas apa yang menguasai hati kita dan bagaimana kita harus bergumul hanya Yesuslah yang harus menguasai hati dan pikiran kita.

Saya sangat suka dengan apa yang D.L Moody katakan, “aku lebih suka mempercayai Tuhan daripada mempercayai hatiku (pengertianku yang sendiri) yang licik.”

Sama seperti anak muda yang datang kepada Yesus, ia tidak sedang mencari Allah melainkan sedang menunjukkan betapa ia adalah orang kaya yang baik hati dan pantas untuk mendapatkan keselamatan. Ini adalah kelicikan yang nyata dari seorang pendosa.

Dengan pengertian yang salah bahkan marasa layak untuk menerima pujian dari Kristus. Bahwa karena perbuatan baiklah ia dapat diselamatkan. Marilah kita lihat hati kita, jangan-jangan selama ini, Kekristenan kita adalah jenis ini, kita datang kepada Yesus karena kita merasa kita layak, kita orang baik dan orang benar. kita harus bertobat, jika demikian sesat pengertian kita tentang keselamatan Kekristenan.

Kita harus mengerti saudaraku, bahwa apa yang kita kerjakan tidak pernah membuat kita berkenan di hadapan Tuhan.

Sangatlah jelas bahwa kita semua berdosa, tidak benar dan mati dalam segala dosa (Efesus 2:1). Allah memandang bersalah setiap kita dan betapa ketidakpercayaan kepada Tuhan.

Percaya pada perbuatan kita merupakan esensi dari dosa, walaupun yang kita percayai adalah perbuatan yang paling baik dan benar berdasarkan cara padang kita sendiri dan dunia, bahkan sesama manusia.

Standar keselamatan di dalam Kristen sangatlah tinggi, karena Allah orang Kristen adalah Tuhan yang besar dan berkuasa. Dia pribadi yang memiliki aturan secara sepihak karena Dia berkuasa, hikmat-Nya tidak terselami dan karena itu sangatlah pantas jika aturan kekudusan, kebaikan dan kebenaran tidak membutuhkan persetujuan manusia fana yang hanya debu tanah yang layak binasa karena telah melawan TUHAN.

Kita memiliki hati yang licik, yang seringkali sama seperti anak muda yang sedang berhadapan dengan Yesus pada saat itu. Pada saat yang sama kita percaya kasih karunia, namun pada saat yang sama kita seringkali menjadi orang yang percaya pada perbuatan baik kita dan menyangkal bahwa keselamatan kita karena karya Yesus di atas kayu salib.

Marilah kita bertobat dan mengaku dosa kita pada Allah di dalam Yesus selalu ada pengampunan. Karena dosa ini sangatlah tersembunyi.

Berdasarkan Mazmur 26:2, Mazmur 139:23-24 Marilah kita berdoa.

“Selidikila aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah bantinku dan hatiku.” “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”

Saudaraku, inilah yang esensi yang harus kita kerjakan ketika Anda dan saya menjadi murid Yesus, pergumulan kita untuk menjadi sangat murni di hadapan Allah. Melihat pengajaran yang benar, dan memangkas pengertian yang dihasilkan dari khotbahnya setan kepada kita yang menyatakan bahwa perbuatan kita ambil bagian dalam keselamatan.

Doktrin yang terus setan ajarkan kepada Anda dan saya, sehingga kita hidup dalam Kesia-siaan. Adalah kebaikan kita, yang menghalangi kita untuk percaya kepada Yesus dan ini juga yang menghalangi orang-orang yang belum percaya kepada Yesus, kebaikan mereka. Sehingga Injil menjadi sangat aneh bagi mereka. Marilah kita berdoa untuk orang-orang ini (mereka yang belum percaya Yesus) agar mereka dapat melihat kekayaan Injil dan melihat betapa miskinnya diri mereka.

Melihat pada Yesus dan marilah taat

Ketika melihat, membaca dan merenungkan pada ayat, yang telah mendasari renungan kali ini. Kita dapat melihat bahwa anaku muda itu pergi dengan sedih karena hartanya sangatlah banyak. Dan Yesus sedang menyatakan panggilan yang sangat radikal di sini, untuk mempertontonkan kepada kita apa yang sedang menjadi sedang mengikat hati anak muda tersebut.

Jelas bahwa ia sedang melakuakn penyembahan berhala, karena rasa cintanya pada hartanya telah menjadikan dia tidak menemukan makna indah dari Injil. Kita harus sadari ini, saya tidak sedang memerintahkan Anda untuk menjual harta Anda. Karena saya pun sekarang tidak memiliki harta seperti anak muda itu miliki.

Lalu apa maksud Yesus untuk menjual semua hartanya. Jadi kita harus mengerti bahwa Yesus adalah Allah yang Mahatahu. Ia tahu bahwa anak muda ini sangat cinta pada hartanya. Dan hari ini Yesus yang sama tahu apa yang sangat Anda dan saya cintai. Dan Ia memerintahkan kita untuk memberikan apa yang kita cintai demi Dia, untuk melayani Dia, sebagai satu-satunya yang pantas menerima cinta dari kita.

Melalui renungan ini, ada undangan untuk kita melepaskan yang kita cintai dan ikutlah Yesus. Jelas bahwa kita tidak dapat mencintai dua tuan. Saudaraku, jika hari ini saya sangat cinta menulis. Pada dasarnya saya suka menulis puisi cinta, puisi yang pada masa kini sangat banyak orang suka membacanya.

Ketika saya sadar bahwa Allah mengundang saya untuk meninggalkan cara saya menulis, kesukaan saya menulis kecintaan saya menulis puisi cinta dan mengalihkan saya untuk selalu menuliskan Injil.

Maka saya harus taat dan belajar dengan sungguh-sungguh untuk merenungkan Injil dan memberitakan Injil melalui tulisan renungan saya. Dan inilah yang dimaksud dengan menjual apa yang Anda cintai.

Jika Anda sekarang cinta harta Anda, pakailah lebih banyak untuk melayani. Saya tidak sedang, mengundang Anda untuk memberikan persembahan yang banyak bagi gereja Anda maupun memberikan perpuluhan dan buah sulung.

Yang saya maksudkan melayani adalah di mana Anda memberikan hidup Anda untuk mengerti Injil, terus mencari kebenaran dan menjadi pemberita kebenaran Injil melalui hidup Anda.

Berilah uang Anda kepada pelayanan yang benar-benar melayani kemajuan Injil, orang miskin yang membutuhkan dan orang-orang yang saat ini dapat Anda jangkau ketika mereka membutuhkan kelebihan Anda.

Tindakan yang terpenting, gumulkan hal ini. Berdoalah mintalah hikmat untuk dapat melayani dan itu benar-benar melayani Tuhan. Bukan ego Anda, bukan diri sendiri yang ingin pujian dan setan yang ada di dalam diri Anda.

Temukan komunitas yang sehat yang berpusat pada Yesus, sehingga uang Anda benar-benar untuk pelayanan bukan memperkaya pemimpin gereja. Saya harap Anda memperhatikan nasehat ini dan saya berdoa bagi Anda, kiranya hikmat Allah melimpah bagi Anda sehingga hidup Anda berpusat pada Injil.

Anak muda, jika Anda cinta belajar dan sekolah pakailah itu untuk melayani dan juallah itu dan ikutlah Yesus. Pada dasarnya mengikut Yesus tidak serta merta menjadikan kita tidak melakukan apa-apa. Karena kita akan melihat hikmat yang melimpah ketika Injil menjadi pusat hidup kita.

Justru ketika Anda mengikut Yesus, Anda akan menemukan diri Anda dikembangkan oleh Yesus dengan cara pandang yang baru. Ketika kita taat kepada-Nya, Ia memanggil kita untuk melakukan segala sesuatu dengan cara pandang kekal dan hidup menjadi berkat bagi banyak orang dan inilah sumber kepuasan dan kesenangan sejati. Anda akan menikmati hal ini.

Pada dasarnya anak muda itu cinta uangnya, ia tidak pernah menginginkan Yesus dan pada akhirnya ia pergi dengan sedih. Kita harus bertobat dari ekspetasi tentang mengikut Yesus, bahwa mengikut Di akita dapat mencintai hal lain menjadi lebih utama. Mengikut Yesus adalah kematian yang mutlak sama seperti Dia yang telah mati disalibkan.

Kita yang hidup di dalam Dia, kita hidup untuk Dia. Inilah panggailan yang sama, seperti yang Yesus nyatakan kepada pemuda kaya, “juallah hartamu.” Saudaraku, tinggalkan semua hal yang Anda cinta dan ikutlah Yesus, semua ini dapat terjadi ketika Injil menyerap ke dalam hati dan pikiran Anda dan Anda percaya pada Yesus Sang Injil.

Berita salib adalah tentang Yesus yang menjadi dosa karena kita pendosa yang layak binasa. Tetapi kebinasaan itu ditimpakan kepada Yesus sehingga Ia hancur di atas salib. Dan inilah kasih karunia itu, kebenaran Yesus, kekudusan Yesus dan semua ketaatan-Nya selama Ia hidup diberikan kepada kita.

Terpujilah Tuhan, semua ini adalah kemampuan, kuasa yang Allah berikan kepada kita untuk mampu menjual semua hal yang mengikat hati kita dan kita dapat bertekuk lutut di hadapan Yesus mengakui semua dosa kita.

Berita salib adalah pusat untuk menjadi seseorang yang memberikan hidup untuk Yesus. Tetapi pada saat yang sama kuasa setan tidak menyerah, seringkali berita salib diselewengkan. Seperti yang dijelaskan oleh A. W. Tozer berikut ini;

Berikut ini adalah pengamatan A. W. Tozer tentang berita salib yang diselengkan oleh para penghotbah-penghotbah modern:

“Salib yang baru tidak membunuh pendosa; melainkan hanya mengubah arahnya. Ia membawa pendosa kepada cara hidup yang lebih bersih dan lebih menyenangkan dan mempertahankan harga dirinya.

Pada orang yg percaya diri, salib baru mengatakan,”Marilah dan tonjolkan dirimu bagi Kristus.”

Pada orang yang sombong ia berkata,” Marilah dan bermegahlah di dalam Tuhan.”

Pada yang suka berpetualang ia berkata,”Marilah dan nikmatilah petualangan hidup Kristen yang melimpah.”

Pemikiran di balik Salib baru ini mungkin saja tulus, namun ketulusan saja tidak dapat membenarkan kesalahannya. Salib baru sama sekali gagal menyampaikan makna sepenuhnya dari salib.

Salib adalah SIMBOL DARI KEMATIAN.

Salib menandakan kesudahan yang mengerikan dan sekonyong-konyong pada seseorang. Allah menyelamatkan orang dengan meremukkan dia dan kemudian membangkitkannya dan membawanya kepada kehidupan yang baru.

Biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati. Allah kemudian menganugerahkan kehidupan, tetapi bukan hidup lama yang telah diperbaiki. Barangsiapa yang ingin memilikinya harus lewat di bawah tongkat gembala-Nya. Ia harus menyangkali dirinya sendiri dan menerima hukuman Allah yang adil terhadapnya.

Bagaimana theologia ini bisa diterjemahkan ke dalam kehidupan? Sederhana saja, orang non-Kristen harus bertobat dan percaya. Ia harus meninggalkan dosa-dosanya dan bahkan menyangkali dirinya sendiri. Janganlah ia menutupi apa pun. Janganlah ia berusaha tawar-menawar dengan Allah, tetapi hendaklah ia menundukkan kepalanya dihadapan murka Allah dan mengakui dirinya layak mati.”

Menjual harta, merupakan kehidupan yang mati bersama Yesus dan bangkit bersama Dia dalam kehidupan yang baru (2 Korintus 5:17). Kita hidup dengan cara yang baru, sesuai dengan cara Yesus dan hidup dengan tujuan yang baru sesuai dengan tujuan Yesus dan hanya oleh iman saja kita diselamatkan (Efesus 2:9-8).

Menutup renungan ini, saya akan membawa Anda pada definisi iman yang benar. Bukan iman sesat yang seringkali digaungkan oleh Pengkhotbah modern. Baiklah definisi ini kembali membawa kita pada Kristus dan hidup untuk Dia saja sampai selama-lamanya. Inilah kepuasan kita.

Iman adalah menginginkan Tuhan

Kita harus mengerti bahwa iman adalah kasih karunia yang Allah berikan kepada kita. Jadi ketika ada seseorang maupun hamba Tuhan yang memuji orang lain dan diri sendiri karena iman yang besar. Ini merupakan suatu kesalahan, tidak ada pengertian iman yang besar maupun iman kecil. Besarnya iman tidaklah penting. Yang terpenting adalah kebenaran dari iman itu sendiri.

Banyak pengajaran modern yang salah mengerti iman, iman seringkali berpusat pada manusia. Berimanlah lebih besar, maka Tuhan akan memberikan apa yang Anda Imani. Ini bukan iman, ini adalah nafsu daging yang menginginkan dua dan diberitakan seolah-olah itulah iman. Ini adalah kesesatan pengertian iman yang salah.

Bukanlah orang muda kaya itu percaya bahwa Yesus akan memuji segala keberhasilannya baik itu secara moral dan pencapaian. Tetapi karena iman yang salah ini ia kecewa, pergi dengan sedih hati. Dan tidak menjadi murid Yesus.

Kita harus mengerti iman adalah kekalahan terhadap Tuhan kita yang memberontak menyerah dan diberikan kehidupan untuk dapat taat kepada Dia. Ini adalah kematian atas semua keinginan, ekspetasi dan keterpusatan pada diri senidiri. Dan memilih untuk taat kepada Allah apa pun yang terjadi dan yang akan Ia kerjakan kepada diri Anda dan saya.

Tentang janji Tuhan, kita tidak bisa mengambil ayat Alkitab sembarangan lalu menyatakan itu janji Tuhan untuk kita secara pribadi lalu percaya hal itu seolah-olah itu iman yang sejati.

kembali lagi, iman adalah taat kepada Allah, sama seperti Abraham yang pada taat kepada Allah dan percaya Allah akan memberikan kepadanya seorang anak.

Iman bukanlah kehebatan diri untuk dapat percaya, jika saya percaya maka iman saya besar. Tidak ini salah.

Iman yang sejati adalah menyerah pada Tuhan dengan hati yang hancur dan kerendahan diri yang nyata. Melihat diri yang rendah di hadapan Allah tanpa harapan. Iman tidak bisa dipisahkan dari pertobatan. Mengakui dosa dan mengaku bahwa kita pada dasarnya tidak mampu untuk percaya.

Iman adalah mempercayai Allah sepenuhnya dan tidak lagi berharap hal lain selain berharap Allah saja menjadi milik kita dan kita menjadi milik-Nya.

Iman percaya bahwa ada pengampunan dosa ketika bertobat, iman percaya bahwa hal terburuk yang terjadi saat ini membawa kita untuk semakin dipuaskan di dalam Yesus untuk menginginkan Yesus. Meskipun sangat menderita.

Ayat-ayat Alkitab berikut akan membawa Anda untuk kembali merenungkan iman yang sejati. untuk tidak selalu hidup dalam ekspetasi, imajinasi dan iman buatan sendiri yang sesat.

Kejadian 15:6 (TB) Lalu percayalah Abraham kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Roma 4:3 (TB) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Yakobus 2:23 (TB) Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. “Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”

Galatia 3:5 (TB) Secara itu jugalah Abraham percaya, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Efesus 2:8 (TB) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah,

Ibrani 11:1 (TB) Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Semua ayat-ayat di atas, berpusat pada Allah di dalam Kristus, Dialah yang datang kepada manusia dan mengubahkan manusia yang mati menjadi hidup. Dia yang telah mencurahkan darah-Nya, menjadi dosa dan memberikan pengampunan kepada pendosa.

Baca Juga:

Terpujilah Tuhan yang dapat dipercaya, Ia tidak mencari kehebatan dan kelebihan sehingga manusia menjadi munafik di hadapan-Nya. Untuk memuliakan diri sendiri. Sebaliknya ketika kita percaya kepada-Nya dengan berani kita mengakui dosa bertobat.

Kita berduka, karena pada dasarnya kita sama seperti anak muda yang kata, kita penyembah berhala dan cinta pada berhala kita. tetapi karena iman yang Allah anugerahkan, kita diselamatkan, diundang untuk membenci dosa dan melayani Dia dalam kasih dan sukacita yang melimpah. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Matius 19:21-22 Undangan Dari Sang Guru “Jual Semuanya!”"