Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Markus 1:35 Relasi yang Indah Bersama Allah

Renungan Markus 1:35 Relasi yang Indah Bersama Allah

Markus 1:35 (TB) Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.

Yesus adalah teladan kita, di mana kita dipanggil untuk semakin serupa dengan Dia. Selama Yesus hidup di dalam dunia ini, yang menjadi prioritas-Nya adalah terus memiliki hubungan dengan Allah Bapa. Ini adalah perenungan yang esensial dari Kekristenan inilah tujuan utama manusia diciptakan agar kita memiliki relasi yang penuh cinta dengan Allah.

Lalu bagaimana kita dapat hidup sama seperti Yesus memiliki relasi dengan Allah, relasi yang bukan berdasarkan jadwal maupun kehidupan agamawi yang kita bentuk. Tetapi berdasarkan cinta kasih kepada Allah dan cinta ini didasarkan kenyataan dari cinta Allah kepada kita melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.

Relasi yang indah bersama Allah adalah relasi yang ada di dalam Yesus, ketika kita bersekutu dengan Yesus pada dasarnya kita telah bersama Allah. Ada poin hal yang akan saya bagikan melalui renungan ini, untuk kita mengerti ap aitu relasi dan bagaimana itu bisa terjadi dan apa tujuan dari sebuah relasi.

1. Relasi dengan Tuhan adalah Prioritas Tujuan

Tuhan menciptakan kita untuk Dia, tetapi ketika manusia jatuh ke dalam dosa, kita telah terpisah dari Allah dan menjadi musuh Allah. Sehingga yang pada awalnya kita untuk Allah dan tujuan hidup kita adalah Dia. 

Kini kita tidak lagi memiliki tujuan itu, kita berpikir bahwa kita harus memiliki tujuan hidup. Kita berjuang mencari tujuan itu, tetapi pada akhirnya semua tujuan yang dikembangkan oleh pikiran manusia ada di jalan buntu yang tidak dapat diselesaikan oleh kehebatan manusia bahkan sampai kematian.

Baca Juga: Renungan Paskah 2021

Dosa merusak relasi yang indah itu, dosa menjadikan manusia tidak lagi mengenal Allah yang benar dan tidak dapat mengenal Allah. Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah dan benar-benar biasa. Hampa, kosong dan kehidupannya tanpa makna. 

Pada akhirnya, manusia tidak dapat menyelamatkan diri dengan terbuktinya manusia tidak dapat memiliki relasi dengan TUHAN. Tetapi puji Tuhan, sekarang kita mempelajari Injil, yang menjadi pusat dari setiap perenungan, pusat dari setiap langkah hidup dan keputusan yang harus diambil. Di mana Injil menjadi pondasi yang kokoh.

Injil adalah firman Allah, memberitakan Pribadi yaitu Tuhan Yesus, Dialah berkat terbesar yang dikaruniakan bagi kita dan oleh Dia kita memperoleh pengampunan. Sehingga dapat melihat betapa pentingnya relasi dengan Tuhan, kita menemukan apa yang harus diperjuangkan. Dengan melihat pada Yesus yang telah bangun pagi-pagi benar untuk berdosa.

Ini bukanlah sekedar himbauan untuk bersaat teduh, membaca Alkitab dan berdosa secara pribadi. Ini juga tentang bagaimana kita merenungan Injil, melihat dengan jelas bahwa Allah itu nyata, bergumul di hadapan Dia dan hidup dengan hati yang menginginkan Dia. 

Kita harus terlebih dahulu sadar, bahwa relasi dengan Allah dimulai dari Allah, melalui salib. TUHAN memperdamaikan diri-Nya dengan kita hari ini. Sehingga kita menemukan titik yang indah, di mana kita dapat dipuaskan dalam Dia dan memiliki kerinduan untuk memiliki relasi dengan Dia, kerinduan ini tumbuh karena kasih karunia.

Kerinduan inilah yang harus terus tumbuh di dalam hati kita, di dalam pikiran kita, semakin sering kita bersekutu dengan Kristus melalui firman-Nya yang melekat dipikiran kita. Maka semakin rindu kita untuk terus memiliki hubungan dengan Dia. 

Relasi dengan Allah sangat penting karena inilah tujuan hidup kita, tujuan dari penebusan Yesus tujuan dari alam semesata ini ada. Selanjutnya, ketika relasi kasih kita kepada Allah memuaskan kita di dalam hati dan pikiran. 

Kerohanian kita bertumbuh segar, oleh karena relasi dengan Allah, secara ajaib relasi kita dengan sesama akan semakin baik. Orang-orang dapat merasakan kehadiran Allah melalui hidup kita, resikonya kita dibenci seperti Yesus pada akhirnya disalibkan. Yang lain kita disukai dan orang-orang akan memuliakan Allah melalui diri kita.

Apapun respon masyarakat ketika kita bena-benar dipuaskan di dalam Yesus, maka Allah tetap dimuliakan. Inilah tujuan hidup kita, yaitu Allah sendiri Dia yang menciptakan kita dan memanggil kita untuk menikmati relasi yang indah bersama-Nya, untuk membenci dosa dan melayani orang-orang yang untuk mereka juga Yesus mencurahkan darah-Nya.

 Renungan Markus 1:35 Relasi yang Indah Bersama Allah

2. Obrolan yang menyenangkan bersama Tuhan

Pada poin ini, saya mengajak anda merenungkan bahwa kebohongan terbesar setan, yang ia tanamkan di dalam hati dan pikiran kita. 

Bahwa mempelajari Alkitab tidak ada gunanya, anda akan tetap hidup dan sukses tanpa mempelajari Alkitab. Beberapa tahun terakhir tidak lagi belajar Alkitab anda tetap sehat dan baik-baik saja. 

Demikianlah setan berbicara kepada kita, membuat semuanya cerah tanpa ayat alkitab, tanpa firman menjadi pondasi kehidupan.

Tanpa kita mengerti bahwa tujuan kita hidup untuk mempelajari Alkitab sehingga kita mengenal Allah dan menginginkan Dia sebagai tujuan hidup kita, relasi dengan-Nyalah tujuan kita, memuji Dia itulah tujuan kita, sadar bahwa kemuliaan hidup kita peroleh ketika kita taat kepada-Nya.

Saudaraku, ketika kita sudah ditebus oleh Kristus dan kita percaya kepada-Nya. Kehidupan lama selalu ingin kita tinggalkan. Dan hal yang paling menyenangkan kini bersekutu dengan Kristus, mempelajari Alkitab dan berjuang untuk melihat Yesus semakin nyata dalam hidup.

Obrolah yang menyengkan itu, dimulai dari pengetahuan yang benar akan Yesus, kita mengenal Dia melalui Alkitab, melalui orang-orang saleh yang membawa kita mengenal Yesus. 

Kita bergumul, berdoa dan memegang firman Tuhan, sebagai pengharapan dan arah tindakan yang kita ambil. Firman Tuhan sebagai hikmat pengetahuan Allah yang terus ditanamkan di dalam hati dan pikiran. 

Inilah kesenangan itu, ketika kita mengerti realitas dunia yang berdosa dan diri kita pendosa, tetapi kita dikasihi. Kita didik untuk berhikmat, sehingga kita mengenal Allah dan semakin hari bertumbuh dalam Dia. betapa kehidupan semakin cerah, semakin nyata kemuliaan itu dan keindahan Yesus tidak dipengaruhi keadaan dunia yang telah jatuh dalam dosa.

Hubungan pribadi bersama Allah yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Di mana saja dan kapan saja. Kita bebas merenungkan firman-Nya, kita bebas berdoa kepada-Nya. Dan kita bebas untuk menyampaikan perasaan kita kepada-Nya. Kita dapat bertobat kapan saja ketika kita menyadari bahwa kita telah berdosa.

Marilah kita berdoa untuk kesenangan yang sama seperti yang Yesus miliki. Pada ayat-ayat sebelumnya Markus 1, Yesus sangat sibuk. Tetapi Yesus tetap bergairah untuk datang kepada Allah Bapa dalam hening. 

Baca Juga: Ciri orang saleh

Kekristenan kita membutuhkan waktu yang hening dengan Allah, marilah kita menghenningkan diri di kedalaman diri kita dan sampai akhirnya kita benar-benar menikmati Allah dan firman-Nya menyerap dalam diri dan menjadi pegangan di hari-hari yang tidak menenti saat ini. Inilah kesenangan Kekristenan kita, mengobrol bersama Kristus.

Tuhan kami yang mengasihi kami, mampukan kami terus melangkah untuk taat pada-Mu. Kami seringkali tidak mampu menikmati kebersamaan dengan-Mu. Tetapi kami percaya kasih setia-Mu selalu ada bagi kam, janganlah membiarkan kami tersesat dan tolong kami terus ya Tuhan. Segala pujian dan kemuliaan hanya bagi-Mu sampai selama-lamanya. Dalam nama Yesus. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Markus 1:35 Relasi yang Indah Bersama Allah"