Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri-ciri Orang Saleh Menurut Alkitab

Ciri-ciri Orang Saleh Menurut Alkitab

Kehidupan yang baru di dalam Yesus, ditebus dengan darah yang kudus, ini adalah pertukaran yang menakjubkan dari Tuhan yang berkuasa. Di mana Yesus menerima semua kutuk hukuman dosa kita dan kita menerima semua kekudusan dan kebenaran Kristus. 

Di dalam Yesus, kita dipanggil untuk hidup kudus dan membenci setiap dosa yang terkecil di dalam diri kita, di mana dosa inilah yang menjauhkan kita dari Allah. Kita harus menjadi orang-orang yang saleh, kita harus mendisiplinkan diri untuk semakin hari semakin mengenal Yesus dan membenci dosa.

Kita harus semakin percaya kepada Yesus, bahwa pengampunan dari-Nya sangatlah nyata. Bahwa kita diselamatkan bukan karena kesalehan kita, tetapi untuk dijadikan saleh bersama Dia. Inilah Injil, memberitakan bahwa kehidupan kita kini berjalan bersama Yesus, kita hidup tidak sendiri, kita bersama Tuhan yang selalu menyertai.

Buku-buku klasik sangatlah baik untuk dibaca, karena buku-buku ini tetap sama, menjelaskan hal yang sama dan akan tetap relevan sepanjang zaman. Mulai dari Alkitab, buku paling klasik, lalu tulisan-tulisan orang-orang terdahulu yang sangat mengasihi Yesus dan mereka yang merasakan kasih Yesus.

Baca Juga: Renungan Roma 10:17

Pada dasarnya, setiap tulisan ini, membawa kita pada kehidupan yang taat kepada kehendak Kristus. Kehidupan yang saleh, kehidupan yang benar di dalam Yesus dan itu dapat terlihat bagaimana kita diubahkan oleh Kristus untuk mengasihi sesama.

Bagaimana kita peduli pada sesama. Dan yang terpenting, apa yang kita kerjakan ketika kita sendiri di dalam kamar kita. 

Tulisan klasik oleh J.R. Miller berikut ini, membawa kita melihat kembali diri kita, belajar untuk menjadi orang saleh. Tulisan klasik ini, akan saya bawa ke dalam konteks kehidupan saat ini. Selamat merenungkan. Baca versi Asli: Gambaran Orang yang Seleh

Gambaran Orang yang Saleh oleh J.R. Miller (1840-1912) berdasarkan Mazmur 1:1-3

Mazmur 1:1-3 (TB) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi lairan air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Dalam kitab Mazmur ini, gambaran orang saleh yang pertama adalah “tidak”:

1. Orang saleh dapat melihat yang penting sehingga yang tidak penting ia berani berkata tidak pada hal itu.

• Ia tidak pernah melakukan hal-hal tertentu yang tidak seharusnya.

Kita harus melihat sekarang, apakah yang kita kerjakan membawa kita pada dosa, terutama kemalasan. Malas bekerja, malas belajar, malas untuk hidup dalam kesusahan karena berjuang. 

Selanjutnya orang yang saleh akan selalu memperhatikan dirinya, ketika ia melakukan sesuatu yang baik, ia akan selalu mempertanyakan dirinya. Apakah aku sedang memuliakan Allah ataukah memuliakan diri sendiri.

Meninggalkan setiap tindakan yang memang tidak penting, melihat akar permasalahan dengan hikmat yang berasal dari Allah. Karena dosa pada dasarnya adalah pemberontakan terhadap Allah, jadi orang saleh akan selalu belajar untuk taat kepada firman. 

Ketika sebuah keputusan atau godaan bertentangan dengan prinsip firman, dengan tegas berkata tidak. Kiranya Roh Kudus memampukan kita. Baca Juga: Renungan pagi Kristen

• Ia tidak pernah terlihat berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya.

Ia tidak berada di sebuah tempat untuk membuang waktu hanya untuk bersantai, terkecuali memang waktunya untuk beristirahat untuk kembali bekerjak, kembali melayani. 

Setiap waktu santai haruslah dilakukan dengan obrolan yang benar-benar bermakna dan saling membangun. Dengan sesama yang mengasihi kristus dan selalu ingin bertumbuh ke arah Yesu. 

Adakah temanmu ketika kamu berjalan bersamanya bukan Kristus yang menjadi pusat obrolan kalian. Maka lebih baik tinggalkan perlahan-lahan orang yang semikian, jangan menghabiskan waktu bersamanya.

Tetapi jika ia ingin belajar untuk semakin bertumbuh ke arah Yesus, belajar untuk terus mengobrol dengan pembicaraan yang benar-benar bermakna. Maka teruslah hidup dengan sahabat yang demikian, kita harus mempengaruhi orang-orang yang mau dipengaruhi oleh Injil, jika ia enggan lebih baik kita yang menjauh. Inilah kehidupan yang saleh.

• Ia tidak menjadikan orang yang jahat sebagai penasihatnya.

Tinggalkan orang-orang yang membawa pengaruh buruk. Kita harus tegas dengan hal ini, orang jahat di sini bukan hanya sekedar orang lain. 

Ini juga diri Anda sendiri, karena kita pada dasarnya jahat, pendosa yang seringkali apa yang kita kerjakan mencelakan diri sendiri dan tidak saleh. Maka lebih baik kita tidak mendengarkan apa yang hati kita katakan. 

Carilah nasehat dan orang-orang saleh lainnya mereka yang mengasihi Yesus, bergumullah bersama mereka, temukan nasehat dari Tuhan melalui Firman Allah. 

• Ia tidak terlihat bersama dengan mereka yang jahat.

Kita harus hidup, untuk membela yang lemah, tidak untuk menindas, kita harus berlaku adil dan penuh kasih setia. tinggalkan kejahatan hati dan tinggalkan persahabatan yang selalu meremehkan orang lain. Kita harus selalu memandang pada Kristus untuk hidup lebih saleh dan tidak dipengaruhi kejahatan.

• Ia tidak pernah terlihat di antara para pencemooh.

Tidak membully sesamanya, tidak mencemooh atau mengolok-ngolok sesamanya sampai ia merasakan rasa sakit. Sebagai orang Kristen, kita harus benar-benar mengenakan kasih kepada sesama kita dalam pertemanan, relasi dan hubungan.

Tidak mecemooh orang yang tidak kita kenal, teman sekelas, tema kerja, keluarga yang gagal, saudara kita, pasangan kita, dan semua orang yang dapat kita lihat. Marilah kita memiliki cara pandang Yesus untuk melihat sesama dengan penuh belaskasihan. 

Demikianlah, orang saleh ini dikenal dari apa yang tidak pernah ia lakukan. Hidup berjuang untuk melakukan apa yang telah Yesus lakukan. Saudaraku, marilah kita hidup melihat diri sendiri. memperhatikan sikap hati dan tindakan. Dan bertobat.

Nasehat Paulus kepada Timotius ini, kiranya dapat juga kita pegang sebagai pondasi dari kehidupan yang saleh dan didasarkan pada kebenaran Kristus. 

1 Timotius 4:16 (TB) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu sendiri dan semua orang yang mendengar engkau.

Kemudian ada hal-hal tertentu yang ia lakukan sebagai orang yang saleh.

2 Kesukaan dari orang saleh dalam kesendrian

• Ia mencintai firman Tuhan; ia membaca dan merenungkannya.

Tidak ada yang lain, selain memikirkan kebenaran firman yang harus ditaati, harus menjadi gaya hidup. Orang saleh mengasihi Allah, maka mempelajari firman. Ia ingin selalu mengenal Allah, ingin selalu taat dan tidak membiarkan pikirannya diisi oleh yang sia-sia, ia suka jika kepalanya diisi oleh firman Tuhan, ia merenungkan firman. 

Inilah orang saleh, ia diubahkan dari dalam ke luar, ia dihidupkan di dalam Injil dan dimatikan di atas segala dosa dan dosa tidak lagi berkuasa atas dirinya. 

Betapa firman-Mu adalah madu yang sangat manis bagi bibir jiwa kami.

Betapa firman-Mu terang yang bercahaya bagi langkah kami.

Betapa firman-Mu membawa kami mengenal-Mu dan menikmati kemuliaan.

Yesus kekasih kami, Dialah Firman yang telah menjadi manusia ada bersama kami.

• Ia berjaga-jaga dalam hidupnya sebab hidupnya dipelihara oleh aliran kasih karunia.

Kehidupan yang berjaga-jaga, sebab setiap langkah nama Yesus lah yang dibawa. Kasih karunia menjadi satu-satunya sumber kekuatan. Untuk semakin mengenal Yesus, selama hidup dalam dunia yang rusak dan terus hidup dengan sukacita yang berasal dari Allah. 

Air kehidupan dialirkan dari diri orang saleh kepada sesama manusia. Ia melayani sesama, ia hidup memberikan buah bagi kemuliaan Allah dan ini pun kasih karunia. 

Akar yang kuat merupakan sumber dari setiap buah ini, orang saleh menempel pada pokok Anggur, ia dekat dengan aliran Air itu, selalu dan terus adanya relasi yang indah antara dirinya dan Kristus. 

Betapa malangnya hidup kita, jika kita menjauh dari Kristus, kita tidak akan menemukan kesegaran dan kepenuhan. Akan Air kehidupan bagi jika. Kesalehan adalah kedekatan dengan Kristus, mengenal Dia dan berbakti kepada-Nya.

• Akibatnya, ia seperti pohon yang indah dan subur. Buah yang dihasilkan adalah ujian dari karakter orang Kristen. Hidup orang yang saleh tidak akan layu dalam keadaan panas atau kering.

Seorang yang saleh akan terus bertumbuh, semakin serupa dengan Yesus, sekarang periksalah hidup kita, mohonkanlah belas kasihan. 

Jika kita terlalu cacat untuk dapat menjadi seperti Yesus, tetapi saudaraku. Sadarilah anugerah Allah untuk selalu menolong kita menjadi orang saleh, akan selalu ada, Ia akan dengan senang menolong kita melewati lembah-lembah kelam dosa kita dan memulihkan kita sehingga karakter kita terbentuk. 

Sehingga kita kuat melewati masa kering berikutnya dalam lembah kehidupan. Ingatlah terus kepada Dia, Yesus, yang sudah tekun hidup bagi kita bahkan sampai mati disalibkan. 

Semua itu ditunjukkan kepada kita agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa, tetapi menjadi kuat, ketika Injil benar-benar menyerap ke dalam diri kita dan hidup kita berpusat pada Injil saja.

Baca Juga: Renungan Amsal 10:7

Dua poin Gambaran Orang yang Saleh baik itu yang tidak dilakukan dan yang dilakukan. Kehidupan ini bersifat kekal, dan terus hidup di segala jenis cuaca. 

Karakter dan Sifat lain dari hidupnya adalah bahwa segala sesuatu yang ia lakukan berhasil – ini tidak selalu dalam hal-hal duniawi, orang saleh ini masih diberkati saat ia sedang kehilangan atau dalam pencobaan. 

Sebab, "Kita tahu sekarang, bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan" (Roma 8:28). ~  J.R. Miller

Jadi marilah kita bersama Yesus oleh kuasa kekuatan yang dari Roh Kudus, yang telah membukakan kebenaran Injil. Kita terus belajar hidup saleh, kita menghidupi firman dan kita bertobat setiap hari. Kita memperhatikan cara hidup kita, kita dengan keras mengkritik hidup kita dan kita dengan penuh kesedihan hati yang hancur bertobat dan kembali hidup dengan hidup baru di dalam Yesus yang telah mengaruniakan diri-Nya sebagai korban penebus dosa yang sempurna. Terpujilah Tuhan. Amin.