Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 10:7 Hidup Sebagai Orang yang Mendatangkan Berkat

Renungan Amsal 10:7 Hidup Sebagai Orang yang Mendatangkan Berkat

Amsal 10:7 (TB) Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

Merenungkan kitab Amsal adalah satu sisi dari realita dunia di mana anda dan saya berada saat ini, ini adalah Firman Tuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kita lainnya terutama kitab hikmat yang Salomo tulis yaitu kita Pengkhotbah. 

Untuk menemukan keseluruhan hidup yang utuh dan benar-benar berdasarkan apa yang Allah lihat tentang dunia. Dan bagaimana Allah sendiri yang menyelesaikan masalah itu, lalu mengundang kita untuk bersama Dia berproses untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada. Masalah ini adalah dosa. 

Ayat di atas sepertinya menunjukkan suatu penghiburan bagi anda, ketika dikatakan bahwa orang benar akan mendapatkan berkat. lalu anda merasa bahwa Andalah orang benar, atau anda langsung berpikir, jadi saya harus berjuang menjadi benar. Ini sangat berbahaya, bukanya menjadi benar, kita bisa saja terjatuh dan sudah pasti pada pembenaran diri sendiri,

 Ketika kita mati nama kita akan tetap dikenang, karena kita telah menjadi berkat bagi banyak orang dengan kata lain hidup kita berguna. Saya percaya akan hal itu, tetapi kenangan itu pun sangat sementara bahkan Salomo diakhir hidupnya berkata, "semua itu sias-sia" tidak kekal dan lagi kita sudah ada di dalam kehidupan kekal/kematian.

Baca Juga: Renungan Markus 1:14-15

Mari kita berfokus pada kehidupan saat ini, sekarang. Tentang kehidupan yang benar, memang benar orang benar akan dikenang. Tetapi di sisi lain, Salomo menuliskan bahwa segala sesuatunya sia-sia ketika hidup kita terpisah dari Allah. Sehingga di sini bukanlah dikenang ataupun tidak dikenangnya kehidupan kita, yang penting adalah kebenaran yang berasal dari Allah yang telah menjadikan kita saat ini.

Baiklah, ketika kita tahu sekarang kebenaran menjadi sangat penting. Kebenaran adalah Allah sendiri, Dialah Sang Kebenaran, standar apa yang benar di dalam dunia. Manusia diciptakan untuk menuruti kebenaran Tuhan karena manusia adalah gambar-Nya, kita diciptakan untuk memuji Dia, melalui pujian kepada Dialah kita dapat puas, menemukan bahwa hidup tidak sia-sia. Itu mengapa tidak akan pernah ada kepuasan dari kehidupan yang memuji diri sendiri, memuji dunia ini dan segala harta dunia.

Beberapa orang sangat hancur karena memuji diri sendiri, mereka menemukan setiap kelemahan dalam diri sehingga mereka tidak ingin bergaul dengan sesama. Karena mereka takut kelemahan mereka diketahui dan tidak ada alasan bagi mereka untuk memuji diri sendiri.

Lalu setiap orang yang mengejar kemegahan dunia ini, betapa malangnya nasip mereka dan pada akhirnya di masa tuanya nanti. Sebelum kematian tiba, yang akan dipikirkan bukanlah apakah aku sudah melakuakn yang terbaik. Tetapi apakah aku sudah menemukan kehidupaku yang lebih bermakna di dalam Tuhan?

Betapa malangnya jika jawaban dari semua itu tidak, saudaraku, untuk memperoleh kebenaran kita harus dibenarkan oleh Allah sendiri. Karena kitalah orang fasik yang Salomo maksudkan, Andalah orang fasik itu, Andalah orang yang fasik yang pasti menjadi busuk. Sayalah orang fasik dan sayalah orang yang akan busuk itu.

Saya rasa Anda terkejut dengan pernyataan saya, memang seharusnya Anda terkejut. Karena Anda selama ini terlalu dinyamanankan dan tidak dibawa untuk menyadari bahwa kita lebih berdosa dari apa yang dapat kita pikirkan. Lebih busuk dari yang dapat kita bayangkan, kita takut mengakui hal itu karena kita takut tidak mendapatkan ap aitu kemuliaan.

Saya ingin Anda sadar, sejak dalam kandungan ibu kita, kita telah hidup dalam Adam yang berdosa dan karena itu kemuliaan yang Anda pikirkan dari diri Anda adalah kebohongan setan. Kebenaran Anda adalah kebohongan setan. Tahukah Anda yang alami hadir dari dalam kita adalah kebusukkan pemberontakan kita kepada Allah. Baca Juga: Renungan pagi Kristen

Kita yang memusuhi Allah dan betapa layaknya kita binasa. Inilah kita manusia fasik yang busuk, marilah kita renungkan. Jujur pada diri sendiri dan bertobat dari semua dosa dan kengerian pemberontakan kita, kita yang tidak mau bertemu dengan Tuhan, kita yang enggan untuk hidup bagi Tuhan dan lebih suka hidup untuk diri sendiri dan memanfaatkan Tuhan.

Kita enggan memiliki relasi dengan Tuhan, kita lebih suka meminta segala sesuatu yang kita harapkan Tuhan dapat berikan. Agar kita dapar berelasi dengan dunia ini, dengan diri sendiri dan memuliakan diri sendiri. betapa fasiknya kita, betapa busuknya kita betapa kita telah binasa dengan semua keinginan kita dan kita tidak menginginkan Allah. 

Marilah kita bertobat, melalui renungan ini ada undangan untuk bertobat dan datang kepada Sang Kebenaran. Dia yang membenarkan kita yang layak binasa, dengan darah yang Mahal, Dia telah melakukan pengorbanan yang sempurna dan ajaib, pengorbanan yang membenarkan dan menguduskan pendosa sehingga pendosa ini membenci setiap dosa dan datang kepada Allah untuk bertobat.

Puji Tuhan, di dalam Injil, kita dipanggil untuk bertobat, bukan berdasarkan kekuatan kita yang lemah dan rapuh, tetai berdasarkan kekuatan Kristus. Dia yang telah disalibkan dan menerima semua hukuman dos akita, Dia menjadi dosa untuk menebus kita.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Agar setiap pendosa besar yang percaya kepada Yesus menjadi milik Yesus dan dibebaskan dari perbudakan dosa dan hukuman dosa. 

Baca Juga: Renungan Paskah merenngkan Yesus

Orang benar yang ada di dalam Amsal, yang dikenang dan mendatangkan berkat yang melimpah. Adalah Yesus Kristus bukanlah kita, kita adalah orang busuk yang dihidupkan untuk menjadi berkat. Inilah Injil, inilah kasih karunia yang melimpah  dan inilah kehidupan yang dulu mati dan kini hidup.

Hanya di dalam Yesus dan merenungkan Dia dan taat kepada-Nya. Maka kehidupan kita tidak sia-sia, kita bertobat, kita melayani sesama kita karena kehendak Yesus. 

Kita menjadi hamba, apa pun bekerjaan kita, ketika Yesus ada di dalam kita dan kita di dalam Dia, kita dimampukan menjadi berkat dan kita menikmati relasi dengan Kristus dan kita dengan sesama kita, komunitas yang cinta pada Tuhan, kebenaran-Nya kesukaan kita.

Doa

Terimkasih telah membenarkan kami yang berdosa, terimakasih telah menjadikan kami orang-orang yang dapat menjadi berkat. Kami telah dipuaskan di dalam Yesus dan selalu saja hidup kami untuk melakukan kehendak Kristus. Tuhan, mampukan kami, untuk tetap berada dalam kehendak-Mu, bawalah kami untuk hidup berharap pada Injil, merenungkan Injil dan menjadi cahaya Injil bagi dunia yang ada di dalam kegelapan, di dalam nama Yesus. Amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 10:7 Hidup Sebagai Orang yang Mendatangkan Berkat"