Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Markus 14:50 Jumat Agung 2022 Ditinggal Sendiri Dihancurkan Agar Kita Menjadi Milik TUHAN

Judul Renungan; Ditinggal Sendiri Dihancurkan Hingga Mengalami Kematian

Markus 14:50 Lalu semua murid lari meninggalkan Dia

Malam di mana semua kesedihan dan penderitaan yang segera saja akan dimulai. Ditimpakan pada batin Kristus semua ketakutan karena dosa. Ia bahkan tiga kali berdoa agar mendapatkan kekuatan untuk menerima semua dosa, bukan hanya hukuman dosa. Tetapi dosa yang sangat Ia benci, menjadi sahabatnya ketika Ia akan dihancurkan oleh Allah Bapa.

Ini bukanlah penderitaan dan ketakutan tanpa makna, ini adalah bukti dari kasih yang sejati, kasih yang sangat dibutuhkan umat manusia. Kasih yang dicari oleh hati manusia yang telah mencintai dosa, kasih yang untuk itulah manusia diciptakan. 

Ini adalah kasih Allah, di mana Allah yang menciptakan manusia untuk diri-Nya sendiri, untuk hidup dalam relasi yang diikat cinta kasih yang penuh kemuliaan yang menghasilkan sukacita dan kegembiraan tanpa pemberontakan, tanpa dosa dan penderitaan.

Tetapi dosa telah masuk ke dalam dunia, sehingga kasih yang manusia cari adalah kasih yang penuh dusta dari diri sendiri dan dunia di mana manusia hidup sekarang ini. Kasih yang meninggalkan, kasih yang untuk keuntungan diri sendiri, kasih yang membawa kepada kebinasaan. Kasih yang penuh kerapuhan dan diselimuti oleh dusta yang mematikan. 

Seperti kasih yang ditunjukkan oleh sih ular tua, ketika mengobrol dengan Hawa, ia seolah-olah peduli dengan keadaan Adam dan Hawa yang terlihat terbatas. Dan dibatasi untuk tidak memakan buah pengetahuan. 

Tetapi pada dasarnya kepedulian sih ular tua adalah penipuan yang sampai hari ini, konsekuensi dari penipuan, nasehat ular tua dituruti oleh Adam dan Hawa kita rasakan. Di mana keturunan Adam dan Hawa terus dikuasai pemberontakan dalam diri, manusia yang telah menjadi tuhan atas diri sendiri. manusia yang tidak lagi menginginkan Allah dan berharap kehidupan kekal di dunia inilah tujuan dari kehidupan.

Sekarang kita beralih dari realita dosa, ke dalam Injil Markus di bagian di mana Yesus telah menunjukkan rasa takut-Nya di taman Getsemani. Di mana dalam ketakutan itu, Ia berdoa, tetapi bukan keinginan-Nya yang harus terjadi melainkan kehendak Bapa-Nyalah yang harus terjadi. Keinginan Allah untuk menyelamatkan manusia melalui Kristus yang disalibkan.

Dia yang ditinggalkan, akan membawa kita pada makna rohani yang sangat kayak dan melegakan. Setelah kita tahu bahwa kita adalah orang berdosa. Melalui renungan Jumat Agung ini, saya mengajak Anda untuk merenungkan Yesus yang ditinggalkan sendiri. Dia benar-benar sendiri, untuk apa kesendirian ini dan bagaimana ini dapat benar-benar relevan atas kehidupan kita hari ini. Mari kita merenungkannya lebih lagi.

Dia yang telah ditinggalkan agar kita tidak ditinggalkan

Kita dapat merenungkan ayat yang menjadi renungan Jumat Agung, yang menyatakan bahwa Yesus ditinggalkan oleh para murid. Setelah Ia berdoa, Yudas sih penghianat, yang menunjukkan kepada orang-orang suruhan para iman, untuk menangkap Yesus. mereka datang dengan pentungan. 

Seketika itu juga, para murid ketakutan dan meninggalkan Yesus sendirian. Tidak ada yang membela Yesus, mereka yang telah melihat bagaimana Yesus yang telah hidup dengan penuh kuasa. Malam itu, mereka diselimuti kabut ketakutan yang mendalam dan melihat Yesus yang tidak berkuasa. 

Para domba itu berserakan, menunjukkan kepada kita natur kita yang tidak setia, natur kita yang penakut, natur kita yang berdosa dan layak untuk binasa. Untuk merenungkan kasih Yesus, yang ditinggalkan dan betapa besar dan indahnya kasih itu, kita harus mengerti dan benar-benar mengerti bahwa kita adalah orang berdosa yang layak binasa.

Kita harus menyadari bahwa kitalah orang-orang yang memberontak dan yang meninggalkan Allah. Kita adalah orang yang tidak setia itu, kitalah yang telah menjual Yesus karena kitalah penderitaan itu ditimpakan kepada Yesus, dosa yang menjadikan kita binasa, layak dihukum, layak masuk ke dalam neraka dan terpisah dari kemuliaan selama-lamanya.

Semua itu ditimpakan kepada Yesus di atas kayu salib, sekarang mari kita memandang pada salib Kristus, pada kasih sejati yang berasal dari-Nya. Bahwa di sanalah kita dapat mengerti bagaimana dosa menghancurkan tubuh Yesus, ini gambaran nyata dari dosa yang selalu saja menghancurkan manusia.

Kebebasan yang ada di dalam manusia, membawa ia pada perbudakan yang menjauhkan dari Tuhan. Tetapi karena kasih karunia, kita diselamatkan dari perbudakan, ketika kita percaya, kita dapat bertobat, ini adalah kasih karunia, kita mempercayakan diri kita kepada Kristus.

Kita hanya berharap dan bersandar pada Kristus, kita dibenarkan oleh Kristus dan dikuduskan oleh darah Yesus yang telah dicurahkan dengan kesakitan yang dalam ditimpakan kepada-Nya.

Yesus ditinggalkan, agar kita yang meninggalkan Allah, diberikan kasih karunia untuk dapat hidup bersama Allah, kita tidak ditinggalkan. Allah yang mencari kita melalui Yesus Kristus, telah mengaruniakan berkat rohani yang melimpah. 

Yesus di atas kayu salib, ditolak oleh Allah Bapa, karena semua dosa ditimpakan kepada-Nya. Ia dihancurkan bukan hanya oleh cambuk rohani. Tetapi jiwanya hancur karena dosa, karena kehilangan kemuliaan Allah, ketika dosa masuk ke dalam diri Yesus, kita tidak dapat membayangkan puncak dari penderitaan Sang Anak Allah. Lebih lagi Allah Bapa, memisahkan dari-Nya dari Yesus, Yesus ditinggalkan oleh Allah, agar kita yang percaya kepada Yesus tidak pernah ditinggalkan.

Inilah makna Jumat Agung pada 15 April 2022, yang dapat saya renungkan dan bagikan kepada Anda. di mana pusat dari perayaan ini adalah Kristus yang disalibkan. Yesus yang ditinggalkan oleh para murid, Yesus yang setia menanggung semua hukuman dosa kita dan semua dosa kita ditimpakan kepada-Nya.  Kiranya renungan ini membawa anda pada pemikiran dan hati yang semakin taat kepada Yesus dan muji Dia.

Baca Juga: Yesus yang menjadi hina agar manusia menerima kemuliaan

Sekarang, ketika merenungkan ini, Injil Yesus Kristus, Jumat Agung yang indah. memikirkan betapa kasih karunia itu begitu besar. Yesus mengasihi kita dengan kasih yang serius, melepaskan kita dari dosa dan membawa kita selama hidup ini untuk terus melawan dosa dan semakin serupa dengan Dia. 

Kita dapat benar-benar bersyukur, kita dapat benar-benar bersukacita, kita dapat benar-benar menikmati kasih-Nya. Dan kasih inilah yang dapat kita bagikan kepada dunia, kepada orang-orang dan kehidupan kita memancarkan cahaya Injil, mereka dapat berkata, “orang ini benar-benar murid Kristus.” terpujilah TUHAN sampai selama-lamanya.

Doa Syafaat Jumat Agung 2022

Kami mendapatkan peneguhan bahwa Tuhan kami adalah kasih dan setia, kami orang berdosa yang bodoh telah diselamatkan dengan darah yang mahal. Engkau ditinggalkan agar kami tidak ditinggalkan, agar kami dipenuhkan dalam kasih Allah yang terus mengalir bagi kami yang percaya kepada Engkau yang telah disalibkan menggantikan kami. 

Terpujilah Allah Bapa, terpujilah Yesus Kristus, terpujilah Allah Roh Kudus yang telah bekerja untuk keselamatan kami. Sehingga saat ini, ketika membaca renungan ini, kami dapat melihat kekayaan Injil dan semakin bersemangat untuk taat kepada Kristus, visi-Nya yang ada di dalam-Nya.

Sekarang, berikan kami kuasa, kekuatan dan hikmat. Untuk memberitakan salib Kristus, memberitakan dosa yang adalah musuh setiap kami sebagai manusia. Dan memberitakan karya penebusan yang menyelamatkan manusia dari keberdosaan mereka. Bahwa keselamatan itu hanya di dalam Yesus saja. 

Melalui jumat agung kali ini, biarlah peneguhan, sukacita dan keberanian ada di dalam kami. Meskipun konsekuensi mengikut Yesus, penderitaan bahkan kesepian. Tapi kami tahu Yesus yang kami taati, telah lebih dulu mengalami penderitaan yang amat mengerikan. Teguhkan dan kuatkan kami, kami percaya Roh Kudus selalu ada bersama dengan kami.

Jadi kami percaya bahwa Allah sangat mengerti tentang kami dan kuasa Injil-Nyalah yang berkuasa untuk menguatkan dan meneguhkan dalam kasih yang sejati. terimakasih Yesus di dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.