Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 10:12-13 Orang Lemah yang Menyerahkan Diri Kepada Allah


Ayat Alkitab Mazmur 10:12-13

Judul Renungan; Orang Lemah yang Menyerahkan Diri Kepada Allah

Mazmur 10:12-14 TB Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas. Mengapa orang fasik menista Allah, sambil berkata dalam hatinya: ”Engkau tidak menuntut?” Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.

Dunia yang telah dipenuhi pemberontak, di mana manusia telah melawan Allah sejak dalam kendungan. Akar dari segala kejahatan ada di dalam hati manusia adalah cinta diri sendiri yang berujung pada diri ini pusat kehidupan. Ini dimulai dari Adam dan Hawa, ketika kita mempelajari Alkitab, kita akan melihat realitas kejahatan di muka bumi ini, kita akan selalu mengingat dua tokoh yang telah ditanamkan benih pemberontakan oleh setan sih ular tua. 

Kita adalah keturunan Adam dan Hawa dan sedang berada di dunia yang telah dipenuhi oleh keturunan lainnya yang ada dalam cengkraman dosa, mereka hidup semaunya mereka. Ada dalam kekuasaan yang digunakan untuk menindas orang lemah. Mereka adalah orang-orang yang ingin selalu mendapatkan kemuliaan dunia ini, hidup berdasarkan pemikiran yang sia-sia dan pada akhirnya kekuasaan mereka tidak pernah menyelamatkan mereka dari kematian.

Demikianlah orang berdosa hidup, mereka ada dalam kematian kekal, mereka diperbudak oleh ilah setiap zaman. Dan mereka ada dalam kelamnya lembah dunia yang membawa mereka pada pemikiran. Jika mereka dapat menindas, dapat kekuasaan, dan hidup dalam kemuliaan dunia, mereka akan berbahagia, mereka akan disenangkan dan dipuaskan. 

Namun faktanya, mereka tetap ada di dalam kekosongan dan kesepian yang teramat dalam. Yang menyebabkan mereka semakin keras menindas. Keterpisahan dari Allah, menjadikan manusia hidup tanpa kasih kepada sesama, ia hidup untuk mengasihi dirinya sendiri, ia menggunakan orang lain untuk kepuasan diri dan tidak pernah mau tunduk pada TUHAN. Sebab baginya dirinya sendirilah Tuhan, penguasa dan sumber kehidupan.

Betapa setan, dengan senang setiap saat menanamkan doktrin semacam ini, ‘bahwa anda tuhan atas diri anda, anda berkuasa, anda pusat hidup anda dan jika anda memiliki kesempatan kuasailah juga orang lain, jadikan diri anda pusat bagi pribadi lain, baik itu kota, perusahaan, dan bidang apa pun. Jika anda tidak menjadi pusat hidup dan orang lain tidak memberikan apa yang anda mau, anda tidak akan mendapatkan apa yang anda inginkan dalam dunia.’ 

Kesesatan hati yang telah ditanam benih kejahatan oleh setan inilah yang melahirkan penindasan bagi orang lemah. Hal yang harus kita ingat, bahwa Allah sendirilah musuh dari sih penindas, ini kebenaran yang menakutkan ketika direnungkan. 

Allah yang adalah musuh penindas, merupakan Allah yang berkuasa, Allah yang dapat melakukan apa pun, tanpa persetujuan manusia. Karena Dia adalah yang memiliki alam semesta bahkan dunia ini.

Dia adalah Allah yang menolong orang lemah, rendah hati, tidak berdaya, miskin dan orang yang berharap belas kasihan-Nya. Dia adalah Allah orang-orang yang mau bertobat dan percaya kepada-Nya untuk masuk ke dalam kemuliaan dan menyembah Dia.

Hati yang memiliki kecenderungan untuk fasik

Sekarang, saya mengajak anda melihat diri kita, saya tidak ingin kita merenungkan kefasikan tanpa melihat ke dalaman diri sendiri. kita tahu bahwa kita berada di dalam dunia yang jahat. Tetapi pada saat yang sama kita harus sadar bahwa diri kita adalah bagian nyata dari dunia yang jahat. Bahwa kitalah orang fasik yang tinggal di dunia.

Kefasikan adalah natur manusia, sebab kita ini memiliki natur berdosa sejak dalam kandungan. Kita bisa menjadi baik di hadapan sesama kita tetapi di hadapan Allah, kita tidak dapat berbohong. Kita fasik bukan hanya karena melakukan kesalahan dan kejahatan kepada sesama kita, tetapi juga kepada Allah, pada dasarnya semua dosa kita adalah dosa terhadap Allah.

Pemberontakan manusia kepada Allah, menjadikan manusia fasik. Alkitab dengan jujur menyatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Tidak ada yang benar, tidak ada yang baik, semua bodoh, bebal dan telah menjadi musuh Allah.

Saudaraku, saya harus mengatakan ini, kitalah orang fasik yang memiliki kecenderungan menindas. Dalam konteks kehidupan kita, kita harus memikirkan hal ini. Seorang suami bisa saja menindas isterinya dan anak-anaknya. Seorang ayah bisa saja menindas isterinya. Anak sekolahan yang seringkali menindas teman-temannya.

Siapa pun kita, kita adalah orang fasik yang pada dasarnya suka hidup berdasarkan kemuliaan diri. Dan kita harus bertobat, sebab musuh sih penindas adalah TUHAN. Betapa buruknya dan menyedihkan hidup kita jika jatuh ke dalam tangan TUHAN, jika Ia membalas perbuatan kita, jika kebencian-Nya memuncak. Tidak ada yang dapat lari dari tangan TUHAN yang berkuasa. 

Keterpisahan dari TUHAN, merupakan kengerian yang nyata, ini adalah esensi dari neraka. Dosa adalah yang memperbudak kita, dosa telah membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Narsis, kemuliaan diri, dan keinginan yang menindas merupakan jalan untuk semakin jauh dan jauh dari TUHAN yang lemah lembut, penyayang dan kawan orang-orang lemah. Dan musuh sih congkak.

Setiap kita harus bertobat, setiap kita harus melihat diri kita yang berdosa. Dan tunduk di bahwa tangan TUHAN yang kuat. Pada akhirnya, orang fasik akan binasa dalam kefasikan. Tetapi orang-orang fasik yang bertobat, akan mati dalam kefasikan dan bangkit kembali dalam kemuliaan TUHAN, ia akan dijadikan orang lemah yang hanya berharap hanya pada TUHAN. Inilah Injil, panggilan bagi anda dan saya untuk bertobat.

Bertobat dari kefasikan dan meminta pertolongan

Pada dasarnya, orang-orang berdosa yang fasik, merupakan orang-orang lemah yang membutuhkan keselamatan yang berasal dari Allah. Sebab orang fasik ini adalah budak dosa, perlu bertobat dan dibebaskan dari kehidupan yang salah, kehidupan yang tersesat. 

Tetapi puji TUHAN, Allah yang dimohonkan oleh Pemazmur untuk mengulurkan tangan dan menolong orang tertindas. Telah menjadi manusia, Pribadi ke dunia dari Allah Tritunggal, telah menjadi manusia untuk ditimpakan kepada-Nya segala hukuman dosa, segala kesesatan manusia untuk membebaskan manusia dari dosa.

Dia adalah Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia. Hidup sebagai hamba yang menderita di muka bumi. Dalam segala kemuliaan yang ada di dalam-Nya, perbuatan baik, kasih sejati, kehidupan yang tidak mengasihi pendosa dan mengkritik pemuka agama yang cinta diri sendiri dan haus kehormatan. 

Yesus telah melakukan semua yang sempurna, berkenan kepada Allah Bapa, Ia bukan hanya berkenan oleh karena kasih karunia. Yesus telah melakukan semua perintah Allah Bapa dengan sempurna, Ia telah digoda tetapi tidak pernah jatuh ke dalam dosa. Yesus yang banyak pengikut, tidak pernah gila kehormatan. Dia memiliki kuasa, tidak pernah Ia menjadi angkuh dan menindas manusia yang lemah.

Yesus adalah kawan orang miskin, orang berdosa yang mau bertobat, orang sakit bahkan yang bagi dunia yang paling menjijikkan, Yesus menjadi kawan mereka. Karena Ia tahu bahwa untuk orang-orang itulah, untuk kita yang berdosa yang menjijikkan Ia datang dan pada akhirnya Yesus disalibkan, menjadi sangat hina, menjadi sangat tidak layak dan dibinasakan dalam murka kekal Allah Bapa yang kudus.

Yesus menjadi dosa, karena menanggung semua dosa kita dan semua hukuman dosa. Dia kawan orang berdosa. Jadi siapa yang percaya kepada-Nya, berserah kepada Dia dan mengaku dosa-dosa yang ada di dalam diri. Ia diampuni, dihidupkan kembali dalam kemuliaan Allah, disalibkan bersama Kristus oleh kuasa Allah, dibangkitkan bersama Kristus. Dan inilah Injil.

Tentang Yesus yang telah menebus kita dari dosa dan kutuk hukuman dosa, tentang Yesus yang menggantikan kita di atas kayu salib. Tentang kita yang berdosa dan harus bertobat, meminta pertolongan Yesus untuk dibebaskan dari semua dosa yang melekat di dalam darah dan daging kita. 

Kita merupakan orang fasik yang suka menindas, tetapi dalam Yesus kita dimatikan atas kefasikan. Dan dibangkitkan bersama Yesus, untuk hidup dalam kasih, kita bertobat dari segala dosa dan hidup untuk terus mengenal Yesus melalui Alkitab, komunitas, dosa dan hidup sehari-hari yang memuji dan memuliakan Dia.

Kehidupan yang baru dalam Yesus, merupakan kehidupan yang lemah menurut dunia. Kita kini tidak lagi berpusat pada diri, tetapi bersandar, berserah hanya pada Kristus, untuk melayani Dia dan sesama dalam kasih TUHAN, yang telah melekat dalam hidup yang baru. Kita melakukan segala sesuatu, bergumul, bekerja dan mendisiplinkan diri. Hanya untuk satu tujuan, yaitu Kristus, visi-Nya bagi dunia dan menjadi semakin serupa dengan Dia. Dalam kasih kepada Allah Bapa dan Roh Kudus terus memampukan kita semua. Amin.