Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Pengkhotbah 2:1-2 Kesia-siaan Kesenangan Hidup

Renungan Pengkhotbah 2 1- 2 Kesia-siaan Kesenangan Hidup

Ayat Alkitab Pengkhotbah 2:1-2 

Judul Renungan; Kesia-siaan Kesenangan Hidup

Pengkhotbah 2:1-2 (TB) Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia." Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"

Kenikmatan apa yang anda cari untuk pembaharuan dan penyegaran? Apakah anda menemukan kesegaran yang sama karena berada di hadirat Allah dalam Firman-Nya? Kenapa tidak? ~ Timothy Keller

Kita harusnya mempertanyakan kembali tentang apa yang kita kerjakan, apa yang kita nikmati. Biarlah hati dan pikiran kita gelisah karena hal ini dan mempertanyakan apakah gunanya semua kesenangan yang ingin kita capai dan nikmati.

Ini adalah bagian paling frustasi yang ada di dalam diri manusia. Meskipun kesenangan itu ada di depan muka dan dilakukan dengan penuh kegirangan dan kegembiraan. Ada hati yang bertanya-tanya, pada akhirnya kesenangan tidak dapat benar-benar memuaskan manusia. Itu bukanlah penyelesaian masalah kehidupan kita.

Timothy Keller menjelaskan di dalam bukunya  The Way of Wisdom “sekarang pengkhotbah menyoroti cara hidup hedonism dan ekspresi diri sebagai solusi ata Kesia-siaan hidup. Tertawa merupakan kata yang menunjukkan  adanya semangat yang tinggi ini merupakan kesenangan. Dalam bahasa Ibrani smha yang bisa dimengerti dengan reflekstif kegembiraan karena keindahan atau keunggulan sesuatu.”

Namun pada akhirnya semua yang dapat disenangi, diinginkan, dan diperjuangkan. Itupun sia-sia. kesenangan tidak menghasilkan apa-apa. Karena mencari kesenangan, banyak orang membuang waktu mereka, membuang uang mereka. 

Selanjutnya mengejar kesenangan seperti menangkap angin, karena ini seperti diri kita sedang menangkap sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan. Pada akhirnya Salomo menyimpulkan bahwa semua ini sia-sia belaka. Dan dapatkan anda sekarang memikirkan Kesia-siaan hidup ini, saya berasumsi anda bisa memikirkannya sekarang.

Pengkhotbah 2:11 (TB) Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

Dunia selalu menawarkan angin untuk kita tangkap sampai pada hari kematian kita, betapa sia-sianya hidup ini. Kita hidup untuk menangkap angin, bukankah kita pada dasarnya hidup untuk hal yang lebih mulia untuk dicapai atau ditangkap. 

Tidak mungkin kita yang berpikir, kita yang hidup dan dapat memiliki cinta hanya hidup untuk mencintai angin yang datang dan pergi entah kemana. Kesenangan bukanlah tujuan hidup. 

Jika Anda berpikir kesenangan, kebahagiaan, ketenangan adalah tujuan hidup Anda selama di dunia, perhatikan ini. Pada dasarnya anda sedang terperangkap dalam doktrin setan yang menjadikan hidup anda sia-sia dan lebih sia-sia lagi.

Kesenangan yang Salomo nikmati pada akhirnya, membuat ia berkesimpulan bahwa apa yang ia kejar selama ini. Dengan segala kekayaan, kemewahan, hikmat dan kedudukan. Semua itu untuk kegembiraan dan kesenangan adalah sias-sia. mari pikirkan ini dan renungkan tentang Kesia-siaan hidup dan selanjutnya mari kita masuk pada apa yang tidak sia-sia adalah hidup ini.

Kembali pada TUHAN 

"Kehidupan yang sia-sia, TUHAN pakai agar manusia kembali kepada-Nya. Sekilas pristiwa Yesus yang disalibkan. Merupakan realita yang mengecewakan pada waktu itu bagi para murid. Tetapi di dalamnya terkandung kuasa yang besar, yang menyelamatkan umat manusia dari hidup sia-sia untuk masuk pada kehidupan yang bersama Yesus."

Kita harus kembali pada bagaimana Salomo mendapatkan hikmat, itu berasal dari Allah. Lalu ia menuliskan ayat yang sangat indah di dalam Amsal. Yang menjadi pusat dari semua tulisan hikmat yang ia tulis. Dari pusat inilah yang pada akhirnya mengantarkan kita untuk merenungkan Injil Yesus Kristus.

Amsal 1:7 (TB) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

Inilah hikmat itu, hidup yang tidak sia-sia ketika kita menjadi seseorang yang takut akan TUHAN, menghormati Dia dan mengenal Dia. Salomo tidak pernah menulis di dalam Pengkhotbah bahwa mengenal TUHAN adalah sia-sia. jika demikian betapa tidak adanya makna dalam hidup.

Tetapi akhir kitab Pengkhotbah, Salomo pada akhirnya membawa kita para pembaca untuk kembali pada TUHAN. Sekarang ketika kita merasa hidup sia-sia, hidup tidak ada artinnya. Kemanakah kita datang, kemanakah kita mencari makna hidup ini dan berharap.

Saudaraku, harapan sejati yang dapat diandalkan dan menjadi seharusnya menjadi pondasi hidup adalah firman Tuhan. Kebenaran ini akan membawa kita pada pengenalan akan Allah yang merupakan tujuan dari kehidupan alam semesta. 

Kita diciptakan untuk memuliakan Allah, inilah kesenangan tertinggi manusia yang dikuduskan dalam Yesus, tujuan kita bukanlah apa yang mati, apa yang indah dan apa yang diciptakan. Tujuan kita adalah pencipta. Hanya ketika kita memiliki relasi dengan Dia, maka kita menemukan bahwa hidup yang sia-sia penuh makna dan Kesia-siaan hanyalah sementara. 

Ada pengharapan akan menikmati  hidup yang sejati bukan di dunia, tetapi kehidupan yang bertemu muka dengan Yesus, di mana dosa tidak lagi berkuasa atas hidup. Tahukah Anda dosa adalah sumber masalah kita, dosalah biang dari semua Kesia-siaan hidup. Kita bekerja keras tetapi merasa sia-sia tidak puas. Karena pekerjaan kita ada dalam kutuk akibat dosa.

Tetapi karena kasih karunia, kita melihat pekerjaan Allah yang ajaib, Dia yang mau dikenal oleh kita dan telah memberikan Yesus sebagai penebus dosa. hidup yang tidak sia-sia adalah hidup yang telah di dalam Yesus dan melakukan kehendak Yesus.

Kehidupan yang terus  merenungkan salib, kehidupan yang merasakan keindahan Allah masuk ke dalam diri dan memuaskan jiwa yang bersukacita. Sekarang apa yang harus kita lakukan? Marilah bersama kita terus membangun hubungan dengan Yesus, merenungkan Injil dan bertumbuh ke arah Yesus. 

Menemukan sukacita di dalam Firman, kita harus meninggalkan setiap kesenangan palsu. Kemalasan dari membaca Alkitab, hari-hari yang terus bermain hp. Kita harus memulai cara hidup baru yaitu tidak lagi berpusat pada diri sendiri melainkan pada Kristus.

Belajar mengasihi sama seperti Yesus mengasihi, belajar untuk melihat dunia sama seperti cara pandang Alkitab melihat dunia. Tempat di mana kita tinggal sekarang sedang berjalan menuju kebinasaannya. Tetapi yang diam dalam Yesus, menemukan kekekalan bahkan sebelum kematian itu datang. Inilah sukacita kita, inilah kehidupan sejati untuk Allah dan semua ini dari Allah marilah kita bersekutu dengan Dia.

Terimakasih Tuhan telah membukakan kepada kami kesia-siaan hidup. Dan membawa jiwa kami kepada-Mu. Segala kemuliaan hanya bagi-Mu saja sampai selama-lamanya dalam nama Yesus. Amin.