Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Saat Teduh Itu Penting?

Mengapa Saat Teduh Itu Penting?

"Orang-orang yang melakukan paling banyak untuk Tuhan di dunia ini adalah mereka yang memelihara saat teduh pagi hari mereka. Dia yang menyia-nyiakan kesempatan dan kesegaran pagi hari dalam pencarian selain mencari Tuhan akan membuat sedikit kemajuan dalam mencari Dia sepanjang hari. Jika Tuhan bukan yang pertama dalam pikiran dan usaha kita di pagi hari, Dia akan berada di tempat terakhir di sisa hari itu." ~E.M. Bounds

Beberapa dari kita, mungkin diberikan penekanan di dalam Kekristenan kita untuk hidup lebih baik, mengasihi dan lebih sabar. Semua kehidupan moralitas Kristen dapat dirangkum pada buah roh (Galatia 5:22-23). Dan tujuan dari semua buah roh adalah kasih kepada sesama yang didahului dengan kasih kepada Tuhan.

Pada masa pandemi (Covid-19) 2020, satu pemikiran muncul di dalam diri saya, ini sangat alami dan tidak dipengaruhi oleh apa pun saya rasa. Pemikiran itu seperti ini kurang lebih, “untuk apa saya membaca Alkitab, toh saya sekarang di rumah saja, kuliah di rumah, belajar di rumah dan tidak bertemu orang lain, jadi saya aman di rumah. Tidak terlalu penting, jika saya harus bersaat teduh.”

Malam ini, 18/06/2022, saya kembali memikirkan pemikiran yang sudah cukup lama saya lupakan. Dan dapat dipastikan cara berpikir ini salah, sesat dan tidak ada kebenaran di sana yang dapat dihasilkan. Dipengaruhi oleh artikel yang baru saja saya baca di christianitytoday.com, yang berjudul “Jangan Mengharapkan Kepuasan Instan dari ‘Saat Teduh’ Anda.” Membawa saya pada pemahaman yang belum pernah ada di kepala saya tentang bersaat teduh. 

Pemahaman saya tentang saat teduh, seperti yang saya pikirkan pada masa pendemi, yaitu transaksional, di mana saya mengharapkan sesuatu yang instan. Tentang ketenangan jiwa saya, saya dapat menghadapi hari, saya dapat lebih baik dan memikirkan hal-hal rohani sehingga hidup lebih menyenangkan. Dan yang pasti, saya mendapatkan keamanan melalui saat teduh, bagaimanapun caranya. 

Baca Juga: Cara menulis renungan berpusat pada Injil

Pengenalan yang salah pada kita akan Tuhan, merupakan bentuk dari bagaimana kita memberi kepada-Nya (transaksional) dan kita akan menerima yang lebih banyak dan terbaik sesuai yang kita harapkan. 

Kita tidak pernah belajar esensi dari pengenalan akan Tuhan adalah jalan masuk untuk sebuah relasi (hubungan) yang mendalam, sehingga kita menikmati Pribadi Tuhan yang ada bersama-sama dengan kita dengan penuh pengharapan, meskipun semua hal yang kita harapkan dijauhkan dari kita. Untuk kita mendapatkan kepuasan di dalam Dia ketika kehendak-Nya menjadi impian terbesar kita. 

Saat Teduh yang benar, akan membawa kita pada relasi dengan Tuhan, bukan agar Tuhan, tetapi Tuhan telah memberikan kasih karunia, keselamatan, Kristus yang disalibkan menjadi milik kita. Mengenal Yesus untuk memberitakan Kristus, ini adalah wujud nyata dari kasih kepada Tuhan dan sesama.

Saat teduh adalah relasi (hubungan) dengan Tuhan, ini adalah dasar dari semua rasa kasih, yaitu komunikasi yang terus-menerus dilakukan. Kita belajar untuk mendengar Tuhan melalui Alkitab, kita merenungkan, menuliskan, menghafalkan dan berdoa berdasarkan setiap ayat yang kita baca. 

Ketika saat teduh hanyalah aktifitas untuk mendapatkan sesuatu, ini sangat berbahaya, anda tidak akan menemukan diri anda bertumbuh dalam buah roh. Karena anda masih memusatkan saat teduh pada keinginan alami anda yang salah. 

Inilah yang saya lakukan, inilah pengertian saya tentang saat teduh. Yang membawa saya pada akhirnya kering saat membaca dan merenungkan ayat Alkitab, hati dan pikiran saya melihat sesuatu yang sangat kecil dan tidak berharga, karena cara pandang saya yang salah ketika melakukan saat teduh. 

Saya bersaat teduh hanya dengan tujuan, agar saya mendapatkan informasi untuk saya lakukan, dan motivasi agar saya lebih bersemangat. tetapi saya tidak mendapatkan yang saya inginkan pada akhirnya, karena pengertian saya salah. Saat teduh pada dasarnya tidak untuk seperti yang saya inginkan, tetapi untuk keinginan Tuhan.

Sama seperti dua orang yang saling mengasihi, yang tidak ingin dipisahkan dan terus ingin bersama. Pondasi dari kebersamaan saling mencintai adalah komunikasi yang terus terjalin, ini adalah komunikasi yang terjadi karena kesatuan hati dan saling mengerti dan saling memuji. Demikianlah saat teduh adalah relasi yang berkomunikasi dan terus-menerus untuk menyatukan keinginan kita, sehingga kita taat pada keinginan Tuhan.

Membaca Alkitab, merenungkan Alkitab dan hidup berpusat pada Alkitab sehingga dapat berpusat pada Kristus, merupakan bentuk komunikasi berdasarkan kasih kita kepada Allah. Kasih kepada Yesus, Yesus yang telah lebih dulu memberikan kasih-Nya kepada kita, kita mempererat rasa cinta kita kepada Kristus melalui saat teduh.

Ini adalah perperangan rohani

Keinginan daging, merupakan musuh utama kita untuk bersaat teduh, bukan hanya itu, kedagingan kita juga menjadikan kita memiliki pemahaman yang salah tentang saat teduh. Ini adalah perperangan rohani, di sisi lain keinginan daging ingin selalu hidup menikmati dosa, pemberontakan terhadap Tuhan.

Di dalam Kristus, kita harus menyadari bahwa seharusnya kita mati atas dosa, atas keinginan daging. Dan ini terjadi dengan sengaja, dengan merenungkan kuasa Allah di dalam Yesus, Yesus yang telah disalibkan. Melalui perenungan akan salib, kita akan menyadari betapa dosa adalah musuh kita, keinginan daging membawa pada kebinasaan. 

Yesus yang disalibkan, kepada Dia, ditimpakan hukuman dosa kita, Ia menjadi dosa agar kita yang adalah orang berdosa dapat diselamatkan, hidup di dalam Roh yang membawa kita kepada Allah, di dalam Yesus kita mematikan keinginan daging, untuk hidup menginginkan keinginan roh dan menghasilkan buah roh.

Adanya pergumulan yang terus-menerus untuk bersaat teduh dan memiliki pemahaman yang benar tentang saat teduh. Bahwa saat teduh penting, karena ini adalah bentuk komunikasi yang intim bersama dengan Tuhan yang kudus dan mulia. 

Kiranya Roh Kudus, terus memberikan kepada kita kekuatan untuk terus bersaat teduh, dengan pemahaman yang benar.

Meleburkan Diri ke Dalam Kasih Karunia

Ini adalah jawaban dari pertanyaan, mengapa saat teduh itu penting? Karena saat teduh adalah bentuk dari kehidupan yang memiliki relasi (hubungan) terus-menerus dengan Allah di dalam Kristus, kehidupan yang memusatkan hati dan pikiran kepada kehendak Kristus dan ini menjadi kesukaan mutlak dalam kehidupan Kekristenan kita.

Meleburkan diri dalam kasih karunia, artinya kita mengarahkan seluruh tenaga, waktu, hati, pikiran, dan segenal keberadaan kita untuk menyatu dengan Yesus. Ini adalah pergumulan yang harus ada seumur hidup kita, sampai pada akhirnya, di masa sekarang dan tua nanti, Yesus saja menjadi bagian kita yang paling berharga, Dia menjadi kesukaan kita, Dia adalah kasih sejati yang mengarahkan kita pada kasih yang dapat kita bagikan kepada sesama kita.

Tindakan praktis dari meleburkan diri dalam kasih karunia, adalah merenungkan Alkitab, merenungkan Injil, Yesus yang telah disalibkan. Dialah yang harus kita renungkan. Ini sulit, tidak gampang, kita harus berjuang setiap hari untuk memiliki kesukaan yang kudus ini, kesukaan yang berharga dan bernilai kekal ini.

Bukanlah Kesenangan Instan yang Sementara 

Artikel yang ditulis oleh Jen Wilkin, memberikan penjelasan yang sangat mengubahkan cara berpikir saya tentang saat teduh setiap hari walau pun hanya 15 menit. Ia menjelaskan;

“Meskipun orang Kristen, melakukan saat teduh setiap hari tetapi orang Kristen tetap merasakan frustasi karena betapa mereka tidak dapat mengerti Alkitab mereka, saat teduh tidak menghasilkan efek informasi seperti yang diharapkan.”

Penjelasan ini, memberikan arahan betapa kita orang percaya, ingin sesegera mungkin mengetahui, mengerti apa yang Tuhan ingin katakan. Hanya dengan membaca beberapa pasal dalam satu hari. Atau yang sering dikenal sekarang 3 pasal 1 hari dan satu tahun anda dapat menghabiskan satu kitab. 

Baca Juga: Manfaat membaca Alkitab

Merenungkan Alkitab, dengan cara pandang yang salah sangatlah berbahaya. Kita membutuhkan mentor yang memiliki doktrin yang sehat, hidup yang saleh dan kudus. Untuk dapat mengarahkan kita, untuk belajar Alkitab lebih mendalam sehingga kita tidak memiliki mentalitas instan, untuk hanya sekedar setelah saya membaca Alkitab, saya pasti mendapatkan damai sejahtera.

Mengutip lagi apa yang ditulis oleh Jen Wilkin, “Sebaliknya, kita seharusnya mengambil perspektif rekening tabungan, di mana kita menabung dengan setia, menginvestasikan diri kita selama berhari-hari dan berminggu-minggu serta bertahun-tahun tanpa mengharapkan hasil emosional atau intelektual secara langsung.”

Tidak ada yang mudah, kita perlu waktu seumur hidup, hari-hari yang cukup panjang. Untuk dapat benar-benar merasakan kenikmatan sejati yang Alkitab dapat berikan. Di mana relasi dengan Tuhan, merupakan kepuasan sejati jiwa kita yang telah diselamatkan.

Saat teduh, berarti kita menabung, bukan hanya sekedar perasaan senang yang sangat sementara. Ini adalah tabungan untuk melewati hari-hari kelam di depan kita, untuk tetap hidup mengenal Allah yang benar. untuk melawan dunia yang selalu membully kita, untuk selalu tenang dalam badai hidup karena melalui saat teduh kita sadar Yesus ada bersama-sama kita di dalam perahu kehidupan kita, inilah yang menjadi pengharapan sejati.

Ketika kita memiliki pemahaman kesenangan instan, maka kita bersaat teduh. Kita akan memiliki mental untuk menghindari bagian-bagian Alkitab yang sulit dipahami. Kita bisa saja menafsirkan secara sembarangan sesuai keinginan kita, bukannya merenungkan dan mempelajari bagian tersebut dengan benar.

“Jika kita tetap berpegang pada pendekatan rekening debit (mentalitas instan), kita akan dengan sangat berhati-hati menghindari bagian-bagian Kitab Suci yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dipahami, atau kita akan menafsirkannya dengan tidak tepat untuk memenuhi harapan kita yang salah agar ayat-ayat tersebut sesuai dengan keinginan kita. Kita akan lebih memilih membaca renungan daripada membaca Alkitab secara langsung.”

Selanjutnya untuk menutup artikel ini, saya kembali mengingatkan anda, bahwa saat teduh adalah relasi kita dengan Tuhan. Ini adalah perjuangan kita untuk tetap hidup untuk tujuan Tuhan, karena untuk Dialah kita diciptakan dan ditebus sehingga hidup dalam Yesus. Lakukanlah saat teduh, saya berdoa kiranya anda terus bertumbuh dan dalam hari-hari anda, anda menawan segala pikiran anda ke dalam pikiran Yesus, amin.

______________________________________

Sumber kutipan dalam artikel;

Penulis: Jen Wilkin

Jen Wilkin adalah seorang istri, ibu, dan pengajar Alkitab. Dia adalah penulis dari Women of the Word dan None Like Him 

Judul Artikel: Jangan Mengharapkan Kepuasan Instan dari ‘Saat Teduh’ Anda

Link: https://www.christianitytoday.com/saat-teduh-firman-kepuasan-rohani-tabungan-id.html