Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Matius 9:12-13 Kehendak Yesus Yaitu Belas Kasih Atas Orang Berdosa

Renungan Matius 9:12-3  Kehendak Yesus Yaitu Belas Kasih Atas Orang Berdosa

Ayat Alkitab Matius 8:12-13

Judul Renungan: Kehendak Yesus Yaitu Belas Kasih Atas Orang Berdosa

Matius 9:12-13 (TB) "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajari firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak berdosa, hanya saja yang menjadi permasalahannya banyak orang tidak menyadarinya. Dosa hanya dianggap tentang perbuatan baik dan perbuatan jahat. Bukan hanya tidak menyadari, beberapa orang menyadari dosa dengan rasa cinta yang mendalam oleh dosa, mereka mengikat diri pada nafsu daging mereka. Ini adalah fakta di mana kita saat ini berada.

Jika Anda orang baik maka Anda bukan orang berdosa, jika Anda hafal ayat Alkitab maka Anda orang suci, jika Anda pendeta maka Anda kudus, jika majelis gereja maka ia lebih rohani dari yang lainnya. Seringkali kita sebagai orang Kristen terkecoh dengan semua jenis panampilan luar seseorang. 

Terutama dikalangan Kristen sendiri, tidak jarang seorang jemaat mentuhankan gembala atau pendeta. Ini kesalahan besar. Yang terjadi, di mana Kristus tidak lagi menjadi pusat dari kehidupan seseorang. Alkitab bukan lagi menjadi tolak ukur, karena jemaat tersebut lebih suka mendengarkan khotbah jadi dibandingkan belajar Alkitab.

Dosa adalah natur, jadi ketika Anda orang baik dan paling baik. Anda tidak lebih dari pada orang yang layak dibinasakan, begitu juga dengan saya.

Penyembahan-penyembahan hanya sebatas masuk gereja bernyayi dan berkata haleluyah, maka itu dikatakan penyembahan yang luar biasa. Hal ini memilukan, hal ini sangat-sangat menyedihkan. Karena penyembahan sejati ketika hatimu penuh belas kasihan melihat orang-orang berdosa. 

Inilah realita Kekristenan disekitar kita, kita tidak akan tajam dan tidak akan mengerti dan kritis jika kita dalam pembelajaran Alkitab tidak menemukan kedalaman Kebenaran Injil. Karena kita terlalu malas, terlalu suka diperbudak oleh berbagai keinginan kita yang berpusat pada hati dan pikiran kita.

Kita hanya memiliki pemahaman yang sangat dangkal tentang Yesus jika kita tidak secara serius, mempelajari siapa Yesus, tidak mengenal Dia seperti sahabat mengenal sahabat yang ia cintai. Seperti seorang isteri mengenal suami yang sangat ia hormati dan cintai. Jika kita tidak memiliki relasi yang mendalam yang menjadikan kita hanya tunduk pada firman Kristus, maka Kekristenan kita selama bertahun-tahu sangat sia-sia.

Maka mari hari ini, kita belajar salah satu sifat Allah Tritunggal yang menyelamatkan kita,Yesus pribadi kedua itu, mau menjadi manusia untuk menyatakan belas kasihan Allah. Untuk menjadikan orang berdosa seperti kita, seseorang yang kembali kepada Allah, untuk menyembah Dia, melalui kehidupan kita yang berbelas kasih kepada sesama. 

3 kelompok orang yang mendengar firman Yesus, di dalam teks yang kita baca di atas, yaitu Yesus dan para murid, pemungut cukai teman dari Matius yang baru saja menjadi murid Yesus dan para  teolog Yahudi yang pandai akan kitab suci (orang-orang farisi). Setelah Yesus memanggil Matius, seorang yang dikalangan masyarakat dikenal sebagai pengkhianat bangsa, orang berdosa.

Yesus memanggil dia untuk menjadi murid-Nya. Setelah itu Matius mengundang teman-temannya untuk datang ke sebuah pesta di rumahnya, agar mereka juga dapat berjumpa dengan seorang guru Yahudi yang sangat berbeda jika dibandingkan guru Yahudi yang lainnya. 

Tentu saja semua kawan Matius adalah orang berdosa yang merupakan pengkhianat negara, orang-orang yang suka menarik pajak dan mengambil lebih. Memeras sesama orang Yahudi pada waktu itu.

Lalu Yesus makan bersama para pengungut cukai, makan bersama orang-orang berdosa menurut anggapan masyarakat, bahkan para ahli kitab jijik jika harus berhadapan dengan orang-orang ini, terbukti. di dalam Matius 9:11 (TB) Pada waktu itu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada para murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Kejadian ketika Yesus bersama orang-orang berdosa ini, menjadikan orang-orang agamawi heran. Namun mari kita langsung saja masuk kepada Injil. Untuk melihat apa yang ada di dalam hati Yesus, bahwa Dia datang ke dalam dunia, untuk menunjukkan bahwa semua orang berdosa dan keselamatan hanya ketika manusia berdosa menerima belas kasih Yesus yang sempurna.

Jawab Yesus kepada mereka (orang Farisi) "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tapi orang sakit.”“ Bukan orang kudus orang suci orang yang hebat, baik, dan bangga atas segala pencapaiannya yang memerlukan kasih anugerah. "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Jika ia tidak merasa memerlukan anugerah itu, jika ia menginjak-injak kasih Allah. Bukan orang hidup yang memerlukan kebangkitan, tapi orang mati. 

Saudaraku dosa adalah kematian kekal. Jika Anda tidak mengerti betapa dalamnya dan kekalnya dosa-dosa Anda. Sama seperti pemungut cukai, sama seperti orang Farisi yang tidak memiliki belas kasihan, sama seperti para murid yang diam saja, karena tidak mengerti masalah agamawi. Maka akan begitu sulit kita dapat paham kedalaman dari Injil, kasih karunia Allah.

Ketiga kelompok ini menunjukan diri kita sebenarnya, Farisi, pemungut cukai, dan murid-murid. Ini adalah gambaran sempurna dari jenis hati Anda dan saya yang berdosa. 

Tapi di sinilah kabar baiknya bagi Anda dan saya yang berdosa ini. Bagi Anda dan saya yang sudah mati dan siap untuk dibinasakan saja, jika kita tidak menerima anugerah Allah dalam Yesus Kristus.

Belas kasihan Yesus Ia buktikan di atas kayu salib, di sanalah Ia menanggung semua kematian kekal kita, semua murka Allah Ia terima. Setiap pukulan, setiap rasa sakit yang Yesus terima seharusnya kitalah yang menerimanya.

Yesaya 53:7 (TB) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulunya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Tidakkah ini membawa kita pada pertobatan dan menyembah bersyukur kepada Allah.

Injil menyatakan pada mulanya adalah Firman, ini merupakan kemuliaan Allah. Allah yang mulia itu menjadi manusia untuk kemuliaan nama-Nya yang berdampak pada begitu besar kasih Allah pada Anda dan saya. Sehingga untuk kemuliaan Allah kita ditebus, agar kita sadar untuk apa kehidupan kita, kita ada hanya untuk memuliakan Allah saja.

Melalui menyebarkan Injil, memuridkan atau mendewasakan bayi-bayi rohani agar para bayi ini siap dan rela untuk mati bagi kemuliaan Allah. Begitu juga dengan kita.

Saudaraku belas kasihan Allah seharusnya menyadarkan kita, pada sumber kasih sejati yaitu Yesus. hal ini membawa kita pada pertobatan, buah dari pertobatan itu adalah mengasihi orang lain yang pada dasarnya mereka adalah gambaran diri kita yang berdosa. 

Mari renungkan Kristus dalam setiap kehidupan kita, biarlah pikiran dan perasaan kita dikuasai oleh Injil saja, oleh Yesus saja, dan hidup kita berlimpah dengan kasih dan damai sejahtera Allah Tritunggal. 

Sehingga kita dimampukan untuk mengerti kehendak Kristus yang bertujuan untuk berbelas kasih kepada para pendosa sama seperti Ia mengasihi pendosa Anda dan saya. Allah kiranya memampukan kita untuk mengasihi sama seperti Yesus mengasihi kita yang berdosa ini, sehingga Injil dapat dikabarkan melalui kehidupan kita. AMIN