Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 41:1-4 Keadilan Sebagai Watak Orang Percaya.

Renungan Mazmur 41:1-4 Keadilan Sebagai Watak Orang Percaya.

Ayat Alkitab Mazmur 41:1-4

Judul Renungan: Keadilan Sebagai Watak Orang Percaya
Mazmur 41:1-4 (TB) Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! TUHAN membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya. 

"Memandang sesama seperti cara pandang Allah, karena kita telah menikmati persekutuan yang indah bersama dengan TUHAN."

Teringat perkataan Yesus ketika Ia bersama murid-murid-Nya, “para penguasa memerintah dengan tangan besi, tetapi tidaklah demikian diantara kamu hendaklah kamu saling mengasihi.” 
 
Betapa seringnya kita sebagai manusia berdosa membenci manusia berdosa lainnya, kita selalu menuntut kesempurnaan dari orang lain. Tanpa kita sadari kita sedang mencari orang untuk kita muliakan. 

Pada akhirnya pencarian itu gagal, dan kita mencintai diri kita sendiri, karena seberapa bersalahnya diri kita, akan dengan mudah memaafkannya. Dan justru kita akan sekuat tenaga membela diri, untuk menyembunyikan kesalahan dan kelemahan kita.

Pada dasarnya kita sangat ingin memimpin dengan tangan besi, menjadi penguasa jauh lebih menyenangkan. Sehingga ketidakadilan terjadi, kita meremehkan yang lain, lalu memuja yang lain. 
Pemazmur kembali mengingatkan kita sebagai orang yang merasa diri bukan orang lemah, ditambah lagi kita sudah menikmati kasih Yesus secara nyata dalam hidup, yang menyadarkan betapa dalamnya dosa-dosa dalam diri kita. Maka Mazmur 41:2, “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka.”

Berbahagia ketika kita, dapat mengasihi orang lemah. Semua itu dapat terjadi karena kesadaran oleh Roh Kudus dalam diri kita, bahwa Yesus sudah mati, bangkit, dan sampai hari ini tetap mengasihi Anda dan saya. Keadilan yang dapat kita terapkan kepada sesama kita, kita tidak berpikir bahwa apa yang kita miliki sekarang milik kita, tetapi juga kita bertanggungjawab untuk berbagi. Hanya ketika kita  benar-benar menikmati makna salib bagi diri kita, sehingga hati kita diubahkan dan kasih kita dapat mengalir bagi orang-orang lemah.

Maka setiap orang yang telah hidup dalam kasih Yesus akan mengasihi dan berlaku adil terhadap sesama, ia tidak akan takut terhadap orang kaya tetapi mengasihi jiwa orang kaya yang akan ke neraka, dan ia juga akan sangat mengasihi orang lemah karena jiwa orang itu sedang berjalan menuju kebinasaan.

Daud sedang merana kasakitan, ia adalah seorang raja penguasa Israel. Hal paling indah dari sang penguasa yang dapat melakukan apa saja dalam arti menindas yang lemah. Tetapi hal terbalik yang Daud serukan, ia percaya ketika keadilan ditegakan atas dasar kasih Allah padanya. Ia akan TUHAN luputkan pada waktu celaka. Ini adalah pengharapan sejati seorang percaya yang telah Roh Kudus 
sentuh, hatinya. 

Maka ia tidak akan menggunakan logika dan perasaannya untuk melindungi dirinya. Hanya dengan berharap pada Allah saja.

Saya sangat suka kata, “ia disebut berbahagia di bumi,” kata-kata ini menunjukan kepuasan persekutuan dengan TUHAN, membuahkan buah-buah Roh sama seperti ribuan tahun berikutnya Paulus menuliskan, Galatia 5:22-23 (TB) "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” ternyata telah dinyatakan dalam Mazmur. Dan bila Anda baca dalam mazmur 119, sangat jelas bahwa kebahagiaan sejati hanya ada dalam firman Tuhan.

Suatu hal yang sungguh membahagiakan ketika hidup berharap hanya pada Allah, “Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! TUHAN membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya.” Musuh terberat kita adalah dosa-dosa kita, dan kesakitan di tempat tidur adalah kesakitan akibat dosa-dosa itu, dosa kita semua selalu menghasilkan buah penderitaan, karena dosa mengeringkan jiwa.

Daud menyatakan pengharapan dan ini mengacu pada Injil, dosa memperbudak kita, ia mendustai kita, kita merasakan rasa sakit, jiwa kita habis olehnya. Puji Tuhan, Yesus mati di salib untuk memulihkan hubungan kita dengan Allah. Rasa sakit yang selama ini umat manusia rasakan adalah rasa sakit keterpisahan dari Allah yang Kudus, hanya oleh persekutuan yang intim bersama-Nyalah kita dapat hidup dalam kepuasan seperti Daud. 

Maka ada undangan untuk membenci dosa, untuk tidak lagi mencintai dosa bila kita sadar ada kasih Allah, hidup disiplin untuk mematikan nafsu daging. Dan mengikut Yesus secara sepenuh hati. Ketidakmampuan kita; oleh karena kasih karunia Allah kita dimampukan untuk menyembah dan berserah pada Yesus.

Sampai pada akhirnya hanya Yesus keinginan kita, kita meninggalkan perbudakan dosa karena Yesus mencintai kita, dan hal itu membuat kita berjuang dan dimampukan untuk membenci dosa, pada akhirnya secara sempurna tidak melakukan dosa. 

Kita telah Yesus benarkan, selamanya kita berdosa tetapi kabar baiknya selamanya juga Yesus membenarkan kita, agar kita menerima persekutuan indah bersama Allah, sama seperti Daud.

Kiranya Anda, semakin rindu untuk mengenal Yesus dan menikmati kasih-Nya secara nyata, amin.

Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 41:1-4 Keadilan Sebagai Watak Orang Percaya."