Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuan Kematian Yesus; Signifikansi Kematian Yesus Kristus Bagi Orang Berdosa

Tujuan Kematian Yesus;  Signifikansi Kematian Yesus Kristus Bagi Orang Berdosa
Kisah Para Rasul 4:12 (TB) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Kematian Yesus Kristus adalah yang sangat nyata dalam kehidupan manusia. Alasan ini sangat perlu kita pertahankan sebagai bagian dalam pengakuan iman kita dan kehidupan kita yang menyatakan secara tegas :

Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,

yang dikandung dari Roh Kudus,

dilahirkan oleh Perawan Maria;

yang menderita sengsara

dalam pemerintahan Pontius Pilatus,

disalibkan, wafat, dan dimakamkan; 

Akan tetapi, mengapa sebagian besar orang-orang berdosa yang belum menerima Kristus menolak akan kematian Kristus ini. 

Bahkan kitapun sebagai orang percaya enggan mempercayakan hidup kita untuk beriman kepada Pribadi Allah Putra ini?

Dalam pandangan Islam

Secara lazim dan umum, pandangan Islam secara umum menolak akan kematian Yesus Kristus. Dimana mereka percaya bahwa Isa Al-Masih, Allah mentakdirkan keselamatan sang beliau dari kezhaliman orang-orang pemerintah dan Isa menerobos di antara orang-orang yang berkumpul itu tanpa seorang pun yang mengetahuinya.  Seperti yang dibuktikan dalam (Surah an-Nisa : 157) :

“Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengna Isa bagi mereka.” 

Secara kesimpulan mereka menolak kematian sang Isa itu sendiri, dan menolak menyatakan bahwa Isa disalibkan. Secara tak langsung menolak kematian dari Yesus Kristus. Tetapi disini timbul pertanyaan yang sangat membekas dan perlu didiskusikan lebih lanjut : 

1. Bagaimana yang tokoh terbesar sepanjang masa itu bisa lolos tanpa diketahui oleh orang-orang jikalau dia adalah manusia berpengaruh?

2. Bagaimana caranya tokoh yang disebutkan tersebut bisa tercatat sangat berbeda dengan catatan sejarah yang tulis oleh orang-orang sezamannya? 

3. Bagaimana seseorang bisa mengimani kebangkitan dan naik ke dalam kerajaan Surga tanpa melalui kematian dari tokoh yang terbesar sepanjang sejarah ini?

Catatan: History Membuktikannya Kematian Yesus Kristus

Sebagian besar sejarah sangat membuktikan mengenai kematian Kristus ini. 

1. Flavius Josephus. Sejahrawan yahudi (37 – 100 M). “Ketika Piatus, Mendengar Dia (Yesus) Ditutuh oleh orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di antar kami, telah mengutuk Dia untuk Disalibkan.” – Josephus, Antiquities, 18. 63-64;

2. Cornelius Tacitus. Sejarahwan terbesar Romawi (55-120 M). “Nero memikul dosa (pembakaran Roma) dan memberikan siksaan yang hebat untuk kasta yang ia benci karena kekejian mereka, yang disebut orang Kristus oleh rakyat. Kristus dari situlah nama itu berasal, menderita hukuman ekstrem selama masa Pemerintahan Tiberius di tangan salah satu kejaksaan kami, Potius Pilatus.” Cornelius Tacitus, The Annals 15.44; 

3. Lucianus dari Samosata, Satiris Yunani (125 – 180 M).  “Kamu tahu orang-orang Kristen menyembah seorang pria sampai hari ini – ia adalah tokoh terkemua yang memperkanlkan ritus-ritus yang baru pada mereka, dan disalibkan karena itu.” – Lucian of Samosata, The Death of Peregrine, 11 - 12;

4. Mara Bar-Serapion, Filsuf Syaria (56 – 117 M). “Keuntungan apa yang diperoleh oleh orang Yahudi dengan menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Sejak waktu itulah kerajaan mereka dileyapkan” (Mara Bar-Serapion, 73M);

5. Talmud Yahudi, Tulisan Kerabian Yahudi (+- 70 – 200 MM). “Pada malam Paskah, Yesus digantung.” (Talmud, Sanhedrin 43a, Bdk. Luk. 23:39; Gal. 3:13). 

Tetapi Sangat jelas Injil Memberitakan Kematian Kristus 

Injil sangat jelas untuk kita ketahui. Bahkan Injil sangat jelas menjelaskan kematian sang Kristus di kayu salib. Bahkan kematiannya adalah kematian yang sangat tragis dan sadis dalam kehidupan manusia. Bahkan dapat dibilang, Injil mencatat penderitaan sang Kristus. 

Beberapa bagian Injil sangat mengajarkan kematian Kristus. Seperti yang diungkapkan pada Matius 27, Markus 12, Lukas 23, dan Yohanes 18 – 19. Dimana kempat Injil ini jauh menjelaskan sangat jelas bagaimana Kematian Kristus disalibkan dalam kayu salib. Oleh sebab itu, kita perlu mengimani Injl yang telah menyelamatkan kehidupan kita.

Kristus yang Adalah Allah Mau Merendahkan Diri kepada Manusia

Salah satu yang penting dalam iman kita sendiri adalah Kematian sang Kristus dimana Allah sendiri merendahkan dirinya menjadi manusia. 

Kematian Kristus adalah sangat penting sebab : Kematian Yesus Kristus sebagai peristiwa sejarah beserta kematian Yesus Kristus sebagai bagian dan rencana Allah. Dimana kedua hal ini jelas-jelas benar terjadi dalam kehidupan manusia. 

Kematian Kristus adalah salah satu dari perendahan diri Kristus dan kehinaan Kristus yang perlu kira renungan. Dia adalah Allah yang berinkarnasi sebagai manusia yang mau merasakan kehinaan dalam Kristus yang menjadi manusia adalah sesuatu yang penting. 

Kematian Kristus harus  dilihat berdasarkan titik pandang keadilan hukum. Allah menjatuhkan hukuman mati atas diri Sang Pengantara secara adil menurut Hukum, sebab Sang Pengantara kita dengan suka rela mengambl alih pembayaran atas upah dosa umat Kristus. 

Di mana Kristus mengambil natur Manusia dalam segala kelemahannya, dan hal ini terjadi setelah kejatuhan umat manusia. Dimana Kristus sebaai manusia yang penuh penderitana dan sangat sering mengalami dukacita. 

Seperti apa yang diungkapkan dalam katekismus heidelberg Pertanyaan 37 Jawaban 37 :

Pert. 37 Apakah artinya bahwa Ia menderita?

Jawaban : 37 Bahwa Ia sepanajng waktu Ia hidup di bumi, tetapi khususnya pada akhir hidup-Nya, Ia menanggung di dalam tubuh dan jiwa, murka Allah terhadap dosa seluruh umat manusia, agar dengan sesangsara-Nya, sebagai satu-satunya korban yang mengerjakan pendamaian, Ia bisa menebus tubuh dan jiwa kita dari hukuman kekal dan memperoleh bagi kita anguerah Allah, kebenaran, dan hidup yang kekal. 

Seluruh kehidupan Tuhan kita ini melibatkan penderiaan. Ia ada bersama Bapa sebelum dunia dijadikan. Bahkan seandainya Ia menjadi seorang manusia sbeelum Kejatuhan manusia, Ia pun tetap akan menajdi tindakan perendahan diri yang amat sangat. 

Pencipta kita “turun” ke tingkat ciptaan merupakan hal yang luar biasa pada dirinya sendiri, bahkan seandainya dosa tidak ekssi. Tetapi perlu kita renungkan, Kristus benar-benar datang, umat manusia sudah terjatuh, dan dosa merajarela di dalam dunia ini.  Tetapi sang Kristus mau mengalami kematian dan menebus kehidupan orang-orang yang percaya kepadanya.

Apa respon bagi kehidupan kita?

Pertama kali dan harus kita lakukan adalah mempercayai dengan Iman. Sebab Allah telah memberikan kita Iman di dalam Kristus untuk percaya kepada sang Kristus. Iman ini penting sebab dalam kehidupan kita perlu namanya iman agar kita diselamatkan oleh Allah. 

Iman ini pemberian anugerah Allah. Iman kita juga harus mengimani sang Dwinatur Kristus termasuk kepada kematian Kristus. 

Kedua, kita harus hidup di dalam kekudusan. Setelah kita beriman kepada Dwinatur Kristus. Sikap kita harus menjaga kekudusan hidup kita. Dimana kekudusan hidup adalah bagaimana kita dipisahkan dari dunia. 

Kekudusan yakni pembaruan terhadap antur kita, yakni perubahan arah daripada subtansi. Dalam mengudusakn kita, Allah memampukan kita untuk menggunakan karunia-karunia yang telah diberikan kepada kita itu dengna cara benar dan bukan dengan cara yang berdosa. Sehingga kehidupan kita bisa berkenan dihadapan Allah. 

Ketiga Pemberitaan Injil tetap ditegakan pada diri kita. Bukan berarti ketika kita beriman hanya beriman buta kepada sang Kristus. Tetapi kita perlu menginjili setiap kehidupan kita. 

Seperti apa yang ditulis di penutup buku Sen Senjaya “Mengihidup Injil dan Mengijili Hidup” Bahwa kita harus mengkhotbahkan Injil pada diri Anda Sendiri. Khotbahkan Injil pada diri Anda secara Intensional dan Intensif, dan ulangi langkah ini.  Dan akhirnya kita lakukan kepada orang lain.

Laksanakan Amanat Agung. (Matius 28 : 19 – 20). Dimana dalam Amanat Agung ini kita perlu melaksanakan Pemberitaan Injil kepada Seluruh Umat manusia dan akhrinya kita pengajaran kepada mereka agar tidak melupakan pengajaran-pengajaran dan doktrin-doktrin yang benar dalam kehdiupan kita. Terlebih mengenai sang Juru Selamat Kita, Yesus Kristus yang telah menebus kehidupan kita.

___________________________________

Penulis: Nahason Bastian

Blog    : Verum Cultum

IG       : Verum Cultum 

___________________________________

Sumber Referensi:

  • Pengakuan Iman Rasuli
  • Ahmad Syalaby, Pengantar Memahami Kristologi, (Jakarta : Pustaka Da’i, 2004), 22 (buku ini ditulis dalam sudut pandang Islam
  • Instagram Apologetika Indonesia, 2020 “Apakah Jum’at Agung adalah Mitos” https://www.instagram.com/p/B-zarZahXw1/ (diakses pada Maret 2022). 
  • Louis Berkhof, Teologi Sistematika 3 : Doktrin Kristus, (Surabaya : Momentum, 2017), 83
  • G. I. Williamson, Katekismus Heidelberg, (Surabaya : Momentum, 2017), 74
  • Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 256
  • Sen Sendjaya, Menghidupi Injil dan Menginjili Hidup, (Surabaya : Literatur Perkantas Jawa Timur, 2021), 249