Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Harian Yeremia 3:14 (Charles H. Spurgeon)

 Aku telah menjadi tuan atas kamu. Yeremia 3:14

Kristus Yesus digabungkan bersama umat-Nya di dalam kesatuan pernikahan. Dalam kasih Dia menikahi Jemaat-Nya sebagai perawan suci, jauh sebelum Jemaat jatuh di dalam kuk perhambaan. 

Dia bekerja keras dengan penuh bara kasih sayang seperti yang dilakukan Yakub demi Rahel, hingga seluruh harga pembeliannya dilunasi, dan sekarang, setelah menemukan Jemaat melalui Roh-Nya, dan membawa Jemaat untuk mengenal dan mencintai-Nya, Dia menunggu saat-saat yang mulia ketika kebahagiaan mereka disempurnakan pada perjamuan kawin Anak Domba. 

Mempelai laki-laki yang mulia belum mempersembahkan kelengkapan dan kesempurnaan tunangannya di hadapan Keagungan surga; Belum pula mempelai wanita benar-benar memasuki kenikmatan martabat sebagai istri-Nya dan sang ratu: dia masih seperti pengembara di dunia celaka, penghuni kemah-kemah Kedar; tetapi saat ini pun, dia adalah pengantin, mempelai Yesus, dekat dengan hati-Nya, berharga di mata-Nya, tertulis di tangan-Nya, dan bersatu dengan pribadi-Nya. 

Di atas bumi, Tuhan memberikan semua kasih sayang-Nya kepada mempelai perempuan sebagai Suami. Tuhan memberi rezeki yang melimpah untuk keinginan mempelai tersebut, membayar semua hutangnya, mengizinkannya untuk mengadopsi nama-Nya, dan ambil bagian dalam kekayaan-Nya. 

Tidak pernah Dia bertindak sebaliknya padanya. Kata cerai tidak pernah Dia sebutkan, sebab “Dia membenci perceraian.” (Maleakhi 2:16)

Kematian harus memutuskan ikatan perkawinan antara ciptaan-ciptaan yang paling saling mengasihi sekalipun, tetapi tidak bisa memutus hubungan dalam pernikahan yang kekal ini. Di dalam surga, mereka tidak menikah, melainkan seperti malaikat-malaikat Allah; tetapi ada satu pengecualian menakjubkan terhadap peraturan ini, bahwa di dalam Surga, Kristus dan Jemaat-Nya akan merayakan upacara pernikahan yang penuh sukacita. 

Kedekatan ini akan bertahan lama, sehingga lebih dekat daripada pernikahan duniawi. Meskipun cinta seorang suami [duniawi] tidak akan pernah menjadi sedemikian murni dan sungguh-sungguh, biarlah ini menjadi gambaran redup api yang membakar di dalam hati Yesus. 

Melampaui semua pernikahan manusia, terjadi keterikatan mistis terhadap Jemaat, yang mana Kristus meninggalkan Bapa-Nya, dan menjadi satu daging dengan Jemaat.

Marilah Kita Setia

Kita tidak lagi ada di dalam perhambaan dosa yang menjadikan kita budak merana tanpa harapan dan tidak menemukan perteduhan sejati. Marilah kita sekarang kembali di mana saat-saat kita ditemukan oleh Kristus Sang Mempelai Pria yang mengasihi kita, Dia yang telah disalibkan untuk menerima dosa kita dan kutuk hukuman dosa kita.

Marilah kita sekarang mengucapkan doa pertobatan dan mengakui betapa celaka dan tidak berdayanya hidup kita. Betapa kita adalah orang-orang binasa, ciptaan yang telah memberontak menjadi musuh Allah. Tetapi kini kita dapat menemukan diri kita dikasihi lebih dari yang dapat kita bayangkan. Kita telah menjadi mempelai Kristus ketika kita mengakui bahwa kita pendosa layak binasa dan tidak berdaya, kita telah dibawa untuk menikah dengan Dia dan pengharapan kita kini hanya di dalam Dia.

Marilah kita merenungkan salib Kristus, di mana kita dapat diampuni, disucikan, dikuduskan dan dibenarkan oleh karena Kristus memberikan semua itu kepada kita. Saudaraku yang kekasih, kita adalah mempelai Kristus yang tidak setia, kecenderungan kita yang jahat marilah kita matikan itu dan belajar untuk berjalan di jalan kesetiaan. Jalan keteduhan yang indah dan sejati, di mana Kristus telah merelakan diri-Nya untuk menjadi korban yang sempurna sehingga kita sekarang dimampukan untuk setia.

Marilah kita lihat diri kita kini adalah milik Kristus, ini seharusnya menjadi perenungan harian kita, perenungan yang tidak pernah selesai. Dan di lakukan sampai kematian menjemput kita di mana kita dapat melihat wajah kekasih kita yang sejati. Dia adalah TUAN kita yang setia, Dialah yang layak menerima semua ketaatan kita, sampai selama-lamanya terpujilah Kristus. Amin.

____________________

RENUNGAN PAGI (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).

Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.

Renungan karya Charles H. Spurgeon ini, telah menjadi kutipan wajib oleh penulis selaku pembaca, hasil refleksi pribadi pelajaran-pelajaran rohani yang menguatkan dan memperkenalkan kepada Allah yang sejati. (Marilah kita setia)

Posting Komentar untuk "Renungan Harian Yeremia 3:14 (Charles H. Spurgeon)"