Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penggunaan Perjanjian Lama Sebagai Kutipan Oleh Perjanjian Baru: 3 Golongan Kutipan PL Dalam PB.

Penggunaan Perjanjian Lama Sebagai Kutipan Oleh Perjanjian Baru 3 Golongan Kutipan PL Dalam PB.

Penggunaan Perjanjian lama sebagai kutipan oleh Perjanjian Baru: 3 golongan kutipan PL dalam PB. Oleh Gilbert Pramana Saputra 

Hermeneutika merupakan sarana menggali dan menganalisis teks yang bertujuan untuk memahami maksud Allah yang disampaikan dalam Kitab Suci. Salah satu contohnya adalah saat penulis mencari ciri khas Anak Allah yang disematkan pada Yesus Kristus dari Injil Sinoptik dengan pendekatan intertekstual. Dalam pendekatan intertekstual tentunya melibatkan penyelidikan dalam kitab suci sendiri yang memuat banyak kutipan-kutipan PL bertebaran di PB dengan maksud tertentu. Kemunculan teks PL dalam PB dapat dikategorikan menjadi 3 golongan. 

Pertama, kutipan langsung. Kutipan langsung mudah untuk dikenali dalam PB. Formula yang menjadi penanda satu teks PL dalam PB menjadi kutipan langsung sering muncul seperti;

  • -“benarlah nubuat Yesaya" (Markus 7:6) 
  • -"ada tertulis" (Markus 14:27)
  • -"apa yang tertulis" (Lukas 22:37)
  • -"Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi (Yohanes 6:45)
  • -"Bukankah ada tertulis" (Markus 11:17)
  • -"tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat" (Yohanes 10:34)
  • -"Tidak pernahkah kamu membaca nas ini" (Markus 12:10)
  • -"Tidakkah kamu baca dalam kitab Musa?" (Markus 12:26) 
  • -"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang 
  • kita" (Matius 5:21, 27, 33, 38, 43)
  • -"Karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi" (Matius 2:5), 
  • -"Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi" (Matius 1:22, 21:4) 
  • -"Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia " (Matius 27:9)
  • -"Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi" (Matius 2:23) 
  • -"Supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya" (Matius 4:14)"
  • -"Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya" (Matius 8:17, 12:17) 
  • -"Kalau hukum Taurat tidak mengatakan" (Roma 7:7)
  • -"Itulah sebabnya dikatakan" (Efesus 5:14)
  • -"Bukankah Kitab Suci berkata" (1Timotius 5:18)
  • -"Seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci" (Yohanes 7:38)
  • -"Karena Musa telah berkata" (Markus 7:11)
  • -"Daud sendiri... berkata"(Markus 12:36).
  • - "la [Allah] berkata" (Ibrani1:6, 2:12)
  • - "la berkata" (Ibrani 1:7)
  • -"Setelah la berfirman" (Ibrani 10:16)
  • -"Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami" (Kisah Para Rasul 13:47).

Cukup mudah mengidentifikasikan sitasi tersebut sebagai kutipan langsung karena telah memberikan tanda formulasi kalau teks tersebut benar-benar dikutip dengan memberikan alamat dimana teks yang dijadikan kutipan sebagai kutipan langsung. Baik itu ditampilkan alamatnya secara langsung ataupun tidak langsung. Namun perlu diketahui yang harus dicermati untuk mencari alamat yang benar di kitab PL apa penulis PB mengutip teks PL tersebut sebagai kutipan langsung, terkadang juga memiliki kasus khusus yaitu 1 nas PB memuat 2 teks PL sekaligus. Salah satu contoh ialah Efesus 4:8 yang memuat 2 teks PL yaitu Mazmur 68:19 dan mengalusikan konteks Bilangan 8.

Kedua, alusi. Berbeda dengan kutipan langsung, alusi merupakan kutipan nas PL yang muncul secara sadar di PB. Alusi muncul tidak memberikan tanda formulasi eksplisit seperti kutipan langsung tetapi bisa diketahui kemunculannya dengan menyadari adanya segmen-segmen, tema, tokoh, konsep pola historis PL yang menjadi kutipan di PB. C. H Dodd menambahkan kalau alusi memiliki kontribusi yang lebih nampak menyampaikan gagasan kitab PL yang dijadikan referensi dalam PB kalau didalam alusi sering kali mengasumsikan konteks luas alusi kitab PL yang dijadikan referensi. Contoh dari kemunculan alusi teks PL dalam PB seperti peristiwa Yesus yang diburu untuk dibunuh pada hari pondok daun (Yohanes 7) merupakan penggenapan pendahuluan hyme Musa(Ulangan 31:14-30), teriakan Kristus disalib mengalusikan penderitaan Daud (Mazmur 22:2), perbandingan kehidupan Adam (Kejadian 3) dengan Kristus di Roma 5:12-21, janji Tuhan yg diucapkan kepada Musa untuk Israel semasa di Mesir dan exodus digunakan Paulus sebagai pengajarannya (Keluaran 4-20) di Roma 9:4, perjanjian keturunan Abraham dengan Tuhan (Kejadian 21) yang menjadi dasar pengajaran Paulus tentang umat pilihan.

Ketiga, Echoes/gema. Gema mempunyai kemiripan dengan alusi, namun kemunculannya di teks PB tidak seintens alusi. Christopher A. Bettham membuat daftar perbedaan alusi dan gema.Inti penyampaiannya adalah kalau gema tidak seperti alusi. Gema bisa muncul berdiri sendiri tanpa melibatkan konteks PL yang digemakan dan kutipan ini muncul tanpa disadari oleh penulis PB. Bahkan Bettham menyebut gema sebagai  "flash di otak" karena kemunculannya tidak seintens dan eksplisit alusi.

Sumber:

Chrishtopher A. Betham. 2008. Echoes of Scripture in The Letter of Paul to The Collosians. Leiden. Brill.

C. H Dood. 1952. According To The Scriptures. London. Nisbet&Co.

G.K Beale. 2015. Buku Panduan Penggunaan Perjanjian Lama Oleh Perjanjian Baru: 

Eksegesis & Interpretasi. Malang. SAAT Literature. 

Roy B. Zuck. 2014. Hermeneutik:Basic Bible Interpretation. Malang. Gandum Mas

Posting Komentar untuk "Penggunaan Perjanjian Lama Sebagai Kutipan Oleh Perjanjian Baru: 3 Golongan Kutipan PL Dalam PB."