Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Respons Terhadap Panggilan TUHAN Untuk Melayani

 

Respons Terhadap Panggilan TUHAN Untuk Melayani

Ditulis Oleh: Septo Sirangatun

Setelah kita belajar tentang PEMURIDAN Musa terhadap Yosua, kita akan belajar dari dua tokoh selanjutnya dalam PL yang sangat terkenal juga yakni Nabi Elia dan Nabi Elisa.

Raja-raja 19:19-21 ini menceritakan tentang panggilan Elisa menjadi pelayan Elia, kita belajar tentang proses panggilan Elisa atau our calling dan ini berbicara tentang special calling (panggilan khusus).

ayat 19 Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.

Ayat di atas sedang menceritakan awal perjumpaan Elia dengan Elisa, memang terkesan unik. Ada hal yang kita perlu pelajari dari bagian ayat 19 ini yakni saat ditemui Elia, Elisa sedang membajak, bukan sedang ongkang-ongkang kaki di rumah sambil minum teh dan makan goreng ubi. 

Hal ini menunjukan watak atau perangai seorang murid rajin, pekerja keras, bukan pemalas. Saat kita mendengar kata membajak, hal pertama yang terlintas dalam benak kita adalah tentang, sawah, ladang, padi, lumpur dan mencari nafkah. Dan hal ini tentu pekerjaan yang sangat melelahkan.

Ayat  20 Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."

Selanjutnya di ayat 20 kita belajar tentang reaksi atau respon Elisa terhadap panggilan TUHAN itu, yakni rela meninggalkan lembu, artinya alat kerjanya ditinggalkan, Elisa tidak mencoba membuat alasan, maaf ya pak Elia saya harus bekerja, siapa yang mengurus sawah dan lembu-lembu ini, apa yang dilakukan Elisa sangat tepat dia rela, bahkan siap meninggalkan alat kerjanya.

Tidak hanya itu saja, watak Elisa yang lain adalah dia pribadi yang sopan katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Elisa tidak serta merta langsung nyelonong pergi begitu saja, namun dia memilih untuk kembali kepada kedua orang tuanya serta meminta izin pamit sebelum pergi mengikuti Elia untuk menunaikan panggilannya sebagai pelayan Elia.

Elisa tidak membuat alasan, maaf ya pak Elia orang tua saya, sudah lanjut usia, tidak ada yang mengurusi, kalau mereka sakit bagaimana, siapa yang menjaga, dll.

Elisa dengan yakin dan taat pada panggilan TUHAN atas dirinya, inilah perangai seorang murid sejati, murid yang tidak banyak alasan, untuk mengelak, untuk lari dari panggilan Tuhan.

 Ayat 21 Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya. (1 Raja-raja. 19:19-21 ITB).

Pada ayat 21 ini kita belajar tetang respon Elisa terhadap panggilan TUHAN, tanpa ragu mengorbankan alat kerjanya, yakni menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; hal ini menunjukan sebuah keseriusan Elisa terhadap panggilan TUHAN, sampai-sampai alat kerjanya rela dia sembelih, supaya tidak ada alasan bagi dia untuk kembali ke rumah karena ada lembu atau alat kerjanya yang masih tinggal. 

Ini sebuah respons yang luar biasa terhadap panggilan TUHAN. Elisa benar-benar berkomitmen dan bertekad bulat untuk menunaikan panggilan mulia dari TUHAN itu. 

Cerita ini sama persis dengan apa yang menjadi jawaban nabi Yesaya tehadap panggilan TUHAN ayat 8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" (Yes. 6:8 ITB).

Frasa "Ini aku, utuslah aku!" (Here am I; send me. (Isa. 6:8 KJV), merupakan sebuah keyakinan, ketaatan dan ketundukan dan respons hati terhadap panggilan TUHAN. Respons yang tidak banyak orang ambil, tidak banyak orang bersedia dan rela hati.

PEMURIDAN mengajaarkan kita bagaimana menjadi seorang murid Kristus yang punya kerelaan hati serta merespons panggilan TUHAN dengan tegas dan luas IYA SAYA SIAP. Jalan via dolorosa yang harus Yesus Kristus Tuhan kita jalani dan ambil dengan penuh ketaatan kepada Sang Bapa-Nya  8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Fil. 2:8 ITB).

Taat sampai mati di kayu salib, merupakan puncak bukti ketaatan Yesus, yang rela mati untuk menebus manusia yang dikasihinya dari dosa. Ketaatan-Nya yang membawa manusia kepada hubungan yang dipulihkan kembali dengan Allah Sang Bapa-Nya.

Putera sorga turun ke dunia dengan kasih seluas samudera,  Sang Raja sorga rela meninggalkan takhta-Nya, hanya demi manusia yang bobrok, rusak, sampah, bebal, dan najis. Yesus mau menghampiri kita manusia, Dia membawa dosa kita yang hina dengan menanggungnya di kayu salib, darah Anak domba Allah bercucuran dari bukit kalvari bukti cinta-Nya bagi kita.

30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yoh. 19:30 ITB). Frasa "Sudah selesai." Artinya tidak tanggung-tanggung, semuanya benar-benar selesai, It is finished (Jn. 19:30 KJV) τετέλεσται, (Jn. 19:30 BGT). 

Tujuan Yesus ke dunia adalah MATI MENEBUS MANUSIA DARI DOSA, supaya hati Sang Bapa puas. Karena di hadapan Allah, manusia itu musuh, seteru, harus mati karena kutuk dosa. Namun amarah, kegeraman, murka itu Allah timpakan kepada diri-Nya sendiri yakni dengan mengirim Yesus Anak-Nya yang tunggal satu-satunya. 

Yesus ke dunia bukan untuk memulihkan keadaan ekonomi manusia, bukan untuk menyembuhkan manusia yang sakit, bukan untuk mencelikan mata yang buta, telinga yang tuli, kaki yang pincang supaya melompat-lompat, bukan itu. Karena masalah TERBESAR MANUSIA ADALAH DOSA. ITU SEBABNYA KEBUTUHAN TERBESAR MANUSIA ADALAH KEHIDUPAN KEKAL, MANUSIA BUTUH JURUSELAMAT. Bukan hal remeh-temeh lainnya, kalau hanya untuk hal-hal sepele, Yesus tidak perlu datang ke dunia ini. 

Yesus datang ke dunia supaya kita yang mati dalam dosa hidup kembali, DIA SANG HAKIM rela melepaskan jubah kehakiman-Nya demi kita. DIA YANG ADALAH KEBENARAN rela menjadi dosa karena kita. Sehingga kebenaran kita yang PALSU DIGANTIKAN, DENGAN KEBENARAN SEJATI-NYA.

Saya dan saudara diterima KARENA YESUS SANG RAJA DITOLAK. Saya dan saudara DISEMBUHKAN KARENA YESUS SANG RAJA SENGSARA DAN SAKIT UNTUK MENGGANTIKAN KITA. Saya dan saudara DIBEBASKAN KARENA YESUS SANG RAJA MENJALANI HUKUMAN MENGGANTIKAN KITA. Saya dan saudara  PUNYA HIDUP KARENA YESUS YANG MATI buat kita.

Salib KRISTUS yang merupakan lambang kutukan diubah oleh TUHAN menjadi LAMBANG KESELAMATAN DAN PENGHARAPAN.

INILAH INJIL

DAN INJIL MENGUBAH MAKNA SALIB DARI KUTUK MENJADI PENGHARAPAN.

DARI MAUT MENJADI KESELAMATAN

DARI KEMATIAN MENJADI KEHIDUPAN.