Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Di Dalam Kristus; Menikmati Yesus Dalam Setiap Proses Kehidupan

 Hidup Di Dalam Kristus; Menikmati Yesus Dalam Setiap Proses Kehidupan

Menikmati Yesus dalam setiap proses kehidupanm

Pada tulisan ini saya ingin memulai dengan beberapa pernyataan untuk direnungkan bersama. 

Apa yang membuat kita puas dengan hidup ini? Hal apa yang membuat kita senang dan apa yang membuat kita begitu bergairah untuk terus hidup?

Dengan kata lain saya akan puas, senang dan bergairah jika.......... Masing-masing kita tentu punya jawaban yang mendasar dan sebenarnya dari jawaban-jawaban itulah yang membentuk konsep diri kita.

Selamanya kita adalah makhluk yang tidak pernah puas melakukan sesuatu, entah mengejar karir, studi, jabatan, mendapatkan pasangan dan lain sebagainya.

Kita selalu terdorong untuk lebih, lebih, dan lebih. Terkadang karena ketidakpuasan itu mendorong kita untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkan lebih. Sejauh pengamatan saya hal yang sering membuat kita menghalalkan segala cara adalah ketika bersentuhan dengan uang, kepuasan nafsu sebagai seorang pria, dan perhatian untuk dikasihi sebagai seorang wanita.

Rupanya Rasul Paulus menyadari betul akan hal ini sehingga ketika ia menulis surat kepada Timotius ia menjelaskan bahwa “ akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1 Timotius 6:10). Dan memberikan teguran untuk menjauhkan diri dari segala nafsu orang muda, (2 Timotius 2:22).

Saya menyadari bahwa saya pun butuh uang bahkan kita semua butuh yang namanya uang dengan tujuan untuk menunjang hidup kita. Sejauh kita membutuhkan uang untuk menunjang hidup kita itu tidaklah salah tetapi akan menjadi masalah ketika kita mulai berorientasi pada uang, segala sesuatu diukur dengan uang, uang dan uang. Kita semua memiliki nafsu, tetapi ketika ini tidak terkendali, kita selayaknya binatang yang tidak berpikir panjang untuk hidup bermoral sebagaimana kita adalah gambar Allah.

Di sinilah sebenarnya kita sedang ditawan olehnya, kita menjadi budak olehnya, baik itu uang dan nafsu dibaliknya, dan kita menjijikkan di mata Allah. Kita tidak menyadari bahwa kita mulai mencintainya, mentuhankannya, memujanya dan di alam bawah sadar kita ada satu frase yang selalu berteriak-teriak “ uang engkau segalanya bagiku”. Kita berkehendak, bahwa hidup ini tentang kepenuhan segala keinginan kita meskipun itu merugikan orang lain.

Saya akan mengangkat sebuah kisah yang ditulis oleh Jerry White tentang seorang pemain baseball yang terkenal, Ted Williams. Ketika Ted Williams berusia 40 tahun dan akan mengakhiri karirnya dengan tim Boston Red Sox, ia sedang menderita sakit saraf terjepit di lehernya.

Keadaannya begitu buruk, belakangan ia menjelaskan aku hampir tidak dapat memutar kepalaku untuk melihat si pelempar bola.

Untuk pertama kali dalam karirnya dia memukul kurang dari persentase 300. Singkat cerita ia merupakan pemain yang digaji tertinggi untuk tahun itu,  yaitu sebesar Rp 125.000.000, tahun berikutnya Red Sox menyodorkan kontrak yang sama padanya. 

Ketika ia menerimanya, ia mengirimkannya kembali dengan satu catatan bahwa ia tidak akan pernah menandatanginya sebelum mereka menurunkan bayarannya sampai jumlah yang patut diterimanya.

Lebih lanjut ia berkata, "aku tidak pernah mempunyai masalah dengan mereka tentang uang. Sekarang mereka menawarkan kepadaku suatu kontrak yang tidak patut kuterima. Dan aku hanya menginginkan apa yang patut kuterima."

Bagaimana jika anda dan saya di pihak Ted Williams apa yang akan kita lakukan? Akankah kita mengucap syukur kepada Allah atas gaji yang kita terima?

Jika kita menerimanya dapatkah kita mengucap syukur atas apa yang tidak seharusnya kita terima? Atau mungkin kita berpikir ah ini rejekiku yang sebenarnya kita sedang menipu nurani kita.

Ted telah menjadi contoh yang baik bagi kita, bahwa hidupnya tidak dikuasai oleh uang, sebaliknya dirinyalah yang mengendalikan uang itu. Saya mengganggap bahwa dia telah menang melewati ujian ini, ujian dimana kejujuran dan nuraninya dipertaruhkan.

Allah tahu kemampuan kita masing-masing, Allah membentuk konsep dirinya dari hal-hal yang kecil dan mungkin itu berpuluh-puluh tahun dan ketika tiba waktunya ia sudah siap dan ia menang. Hari ini pun mungkin Tuhan sedang membentuk kita dengan berbagai macam cara jadi nikmatilah.

Menikmati Tuhan

Menikmati Tuhan adalah satu-satunya cara untuk menikmati proses pembentukan Tuhan atas diri kita, karena ketika kita hanya menikmati proses tanpa menikmati Tuhan kita akan semakin kacau, karena kita sedang mengandalkan diri sendiri. Maka pandanglah kepada Kristus? Hidupmu adalah Yesus (Galatia 2:20).

Para Martir Kristus mereka adalah manusia-manusia terbaik dalam hal menikmati Yesus. Mereka menolak dengan keras untuk menikmati dunia, menikmati perbudakan dosa dunia ini. Semuanya mereka mengerti sia-sia. Sehingga pilihan hidup mereka adalah menguduskan Kristus, mengenal Kristus dan hidup ini adalah Kristus. 

Saudaraku, bukalah Alkitab Anda dan bacalah itu setiap hari. Renungkanlah dan lihatlah bagaimana Kristus hidup. Dia yang sempurna, menjadi dosa, disalibkan dan bangkit. Dia yang diberitakan sejak permulaan zaman dan diberitakan oleh nabi-nabi untuk menyerukan pertobatan dan pembebasan. yaitu ketika kita percaya kepada Dia, bertobat dan membenci kekerasan kepala kita, membenci setiap dosa kita dan berdoa untuk kehidupan yang benar-benar bertobat. Ini adalah titik di mana kita dapat menikmati Tuhan, kebenaran Yesus di dalam kita, kekudusan Yesus di dalam kita. Kita menerima kasih karunia yang melimpah dalam Kristus.

Ketika mereka menikmati Yesus kapan saja dimana saja setiap proses kehidupan, akan sangat mereka nikmati bahkan mati untuk Kristus bukanlah suatu masalah bagi mereka. Inilah kehidupan para martir, kehidupan orang-orang yang telah disalibkan bersama Kristus. Mereka sadar Yesus yang sudah menebus mereka dari dosa, Yesus itu juga yang akan memberikan kepuasan sejati ketika bertemu muka dengan-Nya.

Inilah kerinduan kita seharusnya, rindu akan Allah saja, ingin Allah saja, dan mencintai Allah saja untuk kemuliaan Allah saja. Ketika Anda dan saya mencintai Yesus dengan benar, maka tawaran untuk mencintai uang akan sia-sia bukanlah hal yang menyenangkan. Kita akan semakin membenci segala jenis nafsu yang menjauhkan kita dari kekudusan. Karena uang tidak akan menggoda kita, uang tidak lebih dari sarana yang kita gunakan untuk memuliakan Tuhan karena Tuhan menguduskan uang itu.

Allah melalui anak-Nya Yesus Kristus yang telah memberikan nyawa-Nya, Dialah harta berharga, kekasih hati dan segala-galanya bagi kita. Kiranya artikel kali ini menyadarkan kita untuk terus hidup dalam proses untuk menikmati Yesus, memuliakan Yesus, dan mengabarkan Yesus kepada sekitar kita setiap saat. AMIN.

Posting Komentar untuk "Hidup Di Dalam Kristus; Menikmati Yesus Dalam Setiap Proses Kehidupan"