Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Yesus Disebut Anak Allah? (Yesus Anak Allah Dalam Alkitab)

  Mengapa Yesus Disebut Anak Allah? (Yesus Anak Allah Dalam Alkitab)

Mengapa Yesus Disebut Anak Allah?

1. Ciri khas istilah Anaka Allah untuk Yesus dalam Injil Matius: Pendekatan Intertekstual. 

Oleh; Gilbert. P. S.

Samuel Sandmel membuat peringatan tentang interpretasi dengan pendekatan intetekstual dalam jurnalnya yang diterbitkan Hebrew Union College. Peringatan yang ia berikan untuk hati-hati akan ketergantungan melihat satu tulisan dengan tulisan lain secara berlebihan, konsep ini disebut parallelomania, yang menjelaskan fenomena dalam teks dimana sebagai pembaca melihat ada unsur kesamaan yang kelihatan paralel baik secara analogi ataupun pola yang nampaknya ada korelasi-koherensi dari 1 nas dengan 1 nas lain yang terbentang jauh secara historis dan waktu, secara sederhananya berusaha membangun dengan pendekatan cocoklogi. 

Matius 5:17 - Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya

Jauh dari peringatan Sandmel, Yesus Kristus sudah membuat petunjuk yang jelas ketika membaca teks PL kalau dalam keseluruhan teks TANAKH (PL) memiliki petunjuk korelasi dengan segala sesuatu yang dilakukan Sang Logos yang berinkarnasi menjadi manusia, Yesus yang adalah Kristus, atau dengan kata lain, kedatanganNya berinkarnasi menjadi manusia merupakan tujuanNya untuk memenuhi apa yang sudah dinubuatkan dalam keseluruhan isi dari TANAKH. 

Maka dari itu sebagai Kristen, bukan sesuatu yang berlebihan ketika TANAKH tidak dibaca secara terpisah dengan teks PB yang meliputi Injil Sinoptik yang mencatat kehidupan Kristus di dunia, kitab Sejarah yakni Kisah Para Rasul yang memuat  zending para Rasul dan Murid, surat-surat epistel yang memuat ajaran tentang Kristus & Wahyu Yohanes yang mencatat pekerjaan Kristus dengan Gereja dimasa eskatologis. Di Injil Matius, kita akan menemukan apa yang dicatat tentang ciri khas Kristus sebagai Anak Allah.

Injil Matius dibuka dengan deskripsi detail silsilah Yesus dalam kodrat kemanusiaanNya, kalau Yesus berasal dari keturunan Daud, yang darinya Allah berjanji kalau dari Daud, Allah mendirikan kerajaan yang kokoh untuk selama-lamanya (2Samuel 7:15-16). 

Di Matius 2 dideskripsikan kembali dimasa kanak-kanakNya, Kristus beserta orangtuanya pergi ke Mesir atas perintah Malaikat karena Herodes hendak membunuh Yesus setelah mendengar kesaksian orang Majus, kalau Kristus yang lahir merupakan Raja orang Yahudi, hal ini yang membuat Herodes geram. Ketika Yesus dengan orang tuaNya pergi ke Mesir, Matius memberikan keterangan kalau peristiwa ini merupakan penggenapan dari nubuat Nabi Hosea yang berkata "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.". Dari pengutipan Hosea 11:1 sebagai nubuatan yang digenapi dalam peristiwa menyingkirNya Kristus ke Mesir, ada 1 aspek profetis yang disorot.

Dari pengutipan Matius 2:15, tidak lain memang itu dikutip dari Hosea 11:1. Salah satu pesan yang ditampilkan dalam konteks kitab Hosea 11:1 adalah hukuman untuk Israel utara yang kembali jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Keluarnya Israel dari Mesir dalam Hosea 11:1 meretrospeksi peristiwa exodus Israel pertama dari Mesir yang tercatat dalam Bilangan 24:8. bandingkan dengan yang versi LXXnya. 

Bilangan 24:8 (LXX)  θεος ωδηγησεν αυτον (kata αυτον merupakan ganti orang ketiga, diterjemahkan menjadi dia) εξ αιγυπτου ως δοξα μονοκερωτος αυτω εδεται εθνη εχθρων αυτου και τα παχη αυτων εκμυελιει και ταις βολισιν αυτου κατατοξευσει εχθρον.

Bilangan 24:8 Terjemahan dari Orthodox Study Bible - God led Him out of Egypt, And He has the glorious appearance of a unicorn. He shall consume the nations of his enemies And deprive them of their strength. He shall shoot the enemy with His missile

Dari struktur Bahasa Yunaninya kalau yang dikeluarkan oleh Allah dari Mesir adalah objek tunggal yaitu  Dia-Him bukan mereka yang merupakan objek jamak seperti yang diterjemahkan oleh LAI. Disini letak aspek profetiknya, ketika Bileam hendak mengutuk Israel dalam perjalanan eksodus dari Mesir, bukannya mengutuk, Bileam dihinggapi oleh Allah yang membuat ia menuturkan nubuat-berkat teruntuk Israel, isi pesan itu adalah sosok yang hadir dimasa mendatang [Bilangan 24:7, yang disebut sebagai Dia yang dikeluarkan dari Mesir ini adalah seorang Raja yang melebihi Agag (jika dalam LXX, kata Agag menjadi Gog)], selain itu Dia yang dikeluarkan dari Mesir dalam Bilangan 24 disebut juga sebagai Singa yang kuat (Bilangan 24:8-9), istilah-istilah ini juga yang dipakai oleh Hosea yang disematkan kepada Allah karena keperkasaanNya (Hosea 5:14, 11:10, 13:7-8). Hosea yang mengutip exodus pertama dalam kitab Bilangan tidak hanya menjadi narasi retrospeksi belaka namun Ia memakainya juga untuk dimasa mendatang (Hosea 11:10), jika Israel Utara dibawa keluar dari tanah kediaman ke tanah jajahan karena ketidaktaatan mereka kepada Allah (Hosea 11:5), Kristus dibawa keluar dari tanah kediaman ke tanah Mesir karena ketaatanNya. Kehidupan Kristus yang sempurna merekapitulasi sejarah kehidupan Israel yang merosot namun dipulihkan oleh Allah.

Jadi, Kristus sebagai Anak Allah tidak lain adalah Raja yang lebih tinggi dan perkasa yang dijanjikan dalam TANAKH yang telah tergenapi dalam hidupNya yang membawa pemulihan bagi umatNya (Matius 11:29, 28:18)

Referensi.

Andrew Wilson, Did Matthew Misinterpret Hosea?, https://thinktheology.co.uk/blog/article/did_matthew_misinterpret_hosea, dikutip pada 23 Maret 2022, pukul 21:04.

G. K Beale. 2015. Buku Panduan Penggunaan Perjanjian Lama oleh Perjanjian Baru: Eksegesis & Interpretasi. Malang. Literatur SAAT.

Samuel Sandmell. 1962. Parallelomania. Hebrew Union College - Jewish Institute of Religion. Journal of Biblical Literature, Vol. 81, No. 1. 1-13.

St. Athanasius Academy of Orthodox Theolog .2008.The Orthodox Study Bible: Ancient Christianity Speaks to Today’s World. USA. Thomas Nelson Publisher.


2. Ciri khas istilah Anak Allah untuk Yesus dalam Injil Markus: pendekatan intertekstual. 

Markus 1:3 (TB) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",

Seperti tertulis di dalam Markus 1:1, Markus membuka kitabnya dengan pernyataan Yesus adalah Anak Allah kemudian Markus menyadur Yesaya 40:3 sebagai penjelasan selanjutnya untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan "Anak Allah" dalam tulisannya dengan memberi keterangan "seperti ada tertulis dalam kitab Yesaya".

Ide utama dari nubuat dalam Yesaya 40:3 adalah aksi TUHAN yang membebaskan mereka dari jajahan Babel.

Jauh sebelum Israel dibuang ke tanah Babel, dijanji yang sama, TUHAN pun pernah berjanji yang mengandung ide pembebasan umat dari jajahan bangsa asing, yaitu Mesir. Janji ini dinyatakan dalam Keluaran 23:20-21, dimana TUHAN menjanjikan Sang Utusan yang membebaskan mereka dari jajahan Mesir (Exodus).

Utusan - מֲלְאָךְ yang dijanjikan oleh TUHAN dalam Keluaran 23:20-21 memiliki kuasa yang tidak sekedar membebaskan umat dari jajahan saja, keterangan bahwa Utusan - מֲלְאָךְ ini mempunyai kuasa mengampuni dosa.

Bandingkan dengan catatan Markus 2:5 yang memberikan keterangan paralelisasi antara aksi Utusan yang dijanjikan TUHAN di kitab Keluaran dengan aksi Yesus kepada orang lumpuh yang sama-sama mengampuni dosa.

Rikkie Watts dalam disertasinya menerangkan kalau Markus menuliskan Injilnya dengan tema exodus yang baru, yang tereferensi dari kitab Yesaya dan Keluaran. Jika diperhatikan dengan seksama, prolog Injil Markus menggunakan term εύαγγέλιον - gospel, kabar baik yang ditujukan kepada aksi Yesus, prolog ini tidak lain disadur dari Yesaya 40:9; 41:27; 44:22; 43:25 52:7; 60:6; 61:1 yang memang berisi εύαγγέλιον - gospel, kabar baik bagi umat Israel yang dikerjakan oleh Allah, membebaskan umatnya dari tanah jajahan dan mengampuni mereka dari dosa

Jadi, sebutan "Anak Allah" yang disematkan pada Yesus tidak lain adalah menunjuk kepada identitas TUHAN itu sendiri yang membebaskan umat dari dosa yang sudah dijanjikan.

Kita sering menemukan istilah anak Allah di Alkitab (LAI) disematkan kepada beberapa objek seperti malaikat(Ayub 16 LXX versi Brenton οι υιοι του θεου - anak-anak milik Allah), Israel (Roma 9:4 NA28 ἡ υἱοθεσία - anak angkat), & Yesus (Markus 1:1 NA28 υἱοῦ θεοῦ - Anak milik Allah). 

Disini penulis akan memberikan ciri khas penyematan istilah Anak Allah yang diperuntukkan kepada Yesus yang tentunya ciri khas penyematan istilah ini tidak ditemukan pada Israel dan malaikat menurut Injil Markus dengan pendekatan intertekstual. 

Markus 1:1-3 (TB)  Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;  ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",

Markus memberikan prolog pada tulisanya di Markus 1:1, kalau yang Ia tulis adalah Injil yang mendeskripsikan Yesus sebagai Anak Allah. Di Markus 1:2-3, secara konteks dekat, penggunaan Yesaya 40:3 oleh Yohanes Pembaptis menjadi dasar eskalasi seruannya di padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Orang yang menerima sambutan Yohanes pembaptis sendiri adalah adalah Yesus (Markus 1:9-10). Konteks jauh Yesaya 40:3 yang dikutip Yohanes Pembaptis adalah seruan Yesaya yang berisi nubuatan kalau TUHAN (YHWH) yang membawa kelepasan untuk Israel dari belenggu jajahan bangsa Babel.

Jauh peristiwa sebelum Israel mengalami jajahan di Babel. Israel pernah hidup dibawah jajahan Mesir. Dengan pola historis yang sama dengan peristiwa di Babel, Allah pun berjanji kepada Israel kalau mereka dibebaskan dari jajahan bangsa asing, yaitu Mesir. Janji ini dinyatakan dalam Keluaran 23:20-21, dimana TUHAN memberikan Sang Utusan yang menuntun mereka keluar dari jajahan Mesir. 

Utusan - מֲלְאָךְ yang dijanjikan oleh TUHAN dalam Keluaran 23:20-21 memiliki kuasa yang tidak sekedar menuntun umat keluar dari belenggu Mesir namun Utusan - מֲלְאָךְ yang TUHAN berikan kepada umatNya mempunyai kuasa mengampuni dosa sehingga umat harus tunduk kepada Dia. 

Bandingkan dengan catatan Markus 2:5, Yesus mengampuni dosa orang lumpuh dengan aksi Utusan yang dijanjikan Allah di kitab Keluaran 23:20-21 & Yesaya 55:7, TUHAN yang memberikan pengampunan kepada Israel

Maka dari itu, Rikkie Watts dalam disertasinya memberikan kesimpulan kalau Markus menuliskan Injilnya dengan tema exodus yang baru, yang tereferensi dari kitab Yesaya dan Keluaran, PL itu sendiri. Diperhatikan dengan seksama, prolog Injil Markus menggunakan istilah εύαγγέλιον - Injil, kabar baik yang disematkan kepada Yesus & ide prolog serta semua Injil Markus memiliki gagasan & pola historis yang sama dengan Yesaya 40:9; 41:27; 44:22; 43:25 52:7; 60:6; 61:1 yang memang berisi εύαγγέλιον - gospel, kabar baik bagi umat Israel ditengah keterpurukan. Janji yang diberikan kepada Israel ikerjakan oleh Allah yang membebaskan umatNya dari tanah belenggu jajahan sekaligus mengampuni mereka dari kesalahan-kesalahan.

Jika di era PL Allah membebaskan umatNya dari jajahan bangsa asing yang membelenggu mereka. Injil Markus menyampaikan pesan kepada pembacanya dengan tema exodus yang sejati yang berisi berita baik kalau Yesus datang kedunia untuk membebaskan umatNya dari belenggu dosa dengan memberikan nyawaNya sendiri bagi kita (Markus 10:45) seperti yang ternubuatkan dalam kitab Yesaya sendiri. 

Yesaya 53:4 LXX versi Brenton - Dia menanggung dosa-dosa (τας αμαρτιας - tas hamartias) kita, dan menderita karena kita, namun kita menganggap Dia berada dalam kesulitan, dan penderitaan, dan penderitaan.

Jadi, sebutan "Anak Allah" yang disematkan pada Yesus tidak lain adalah pembebas umatNya dari belenggu dosa, yang mengampuni setiap umatNya dari dosa. 

Source :

G. K Beale. 2015. Penggunaan Perjanjian Lama oleh Perjanjian Baru. Malang. Literatur SAAT. 

Nestle Aland 28 Bible, diakses dari BibleWork 10.

Rikki E. Watts. 2000. Isaiah's New Exodus in Mark. USA. Baker Acedemic. 

Sir Lancelot C. L Brenton. 2003. The Septuagint With Apocrypha: Greek and English. America. Hendrickson Publisher. 


3. Ciri khas istilah Anak Allah untuk Yesus dalam Injil Lukas: Pendekatan intertekstual. 

Lukas 24:44 (TB)  Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Perkataan Tuhan Yesus dalam interaksinya dengan murid-murid yang tercatat di Lukas 24:44 membuat penegasan saat melakukan pembacaan kitab suci (PL) kalau seluruh isinya memuat kesaksian akan Kristus yang tergenapi dalam seluruh aksi-aksi mesianikNya di dunia. Dari sini, kosekuensi dari sabda Yesus akan kitab suci (PL) mau tidak mau harus menanamkan presuposisi kepada pembaca kalau kitab suci harus dilihat dari lensa kristologis, bukan yang lain. Dalam disiplin studi biblika, disiplin ini disebut intertekstual. Intertekstual merupakan proses eksegesis kitab suci, melihat koneksi tekstual dan teologis dalam penggunaan nas PL di PB. Apa yang dikatakan taurat Musa, kitab-nabi dan Mazmur tentang Yesus? Penulis akan membagikan salah satu kesaksian dari kitab suci (PL) akan Kristus. 

Injil Lukas dibuka dengan prolog nubuat kelahiran Nabi Yohanes Pembaptis (Lukas 1:14-17) yang nantinya akan menjadi penyambut dan penyedia jalan bagi Yesus (Lukas 1:76; 3:4-6) sebagai penggenapan yang tercatat di Yesaya 40:3-5, yang dimana nubuat ini tertuju kepada YHWH yang penggenapan kemuliaanNya yang ternyatakan tidak lagi dengan theofani, namun dengan inkarnasi FirmanNya, hidup di tengah umatNya. 

Masih di pasal 1, kelahiran Yesus Kristus dinubuatkan malaikat Gabriel, Yesus disebut sebagai Anak Allah yang maha tinggi yang memiliki kerajaan yang tidak berkesudahan (Lukas 1:31-33) sebagai penggenapan janji Allah yang disampaikan oleh nabi Natan (2Samuel 7:12), lewat keturunan Daud, kerajaan kekal didirikan dan keturunan Daud yang mendirikan kerajaan kekal disebut Allah yang perkasa (Yesaya 9:6-7). Di kitab Keluaran yang mencatat nyanyian Musa bersama Israel (keluaran 15:18) yang diperuntukkan kepada Allah kalau Ia, YHWH bertakhta dalam kerajaan selamanya, tidak ada kerajaan yang sama dengan Dia (Keluaran 15:11) dan semasa hidup Daud, ia sadar kalau pemilik kerajaan kekal tersebut adalah Allah.

bandingkan dengan Mazmur 144 (di LAI jadi pasal 145) :13 - LXX Kerajaan-Mu adalah kerajaan yang kekal, dan kekuasaan-Mu tetap bertahan dalam setiap generasi ke generasi.

alusi ide exodus kitab keluaran kembali terdengung di Injil Lukas, yang dimana bangsa Israel masuk peralihan dari pemerintahan musuh yaitu mesir menuju ke pemerintahan Allah (Keluaran 15:13,17), demikian dengan pola historis exodus di injil Lukas yang menjadi kabar keselamatan ditemukan dalam nyanyian Imam Zakharia yang menggambarkan kedatangan Yohanes pembaptis yang menyediakan jalan bagi Yesus sebagai permulaan masuknya masa peralihan umat manusia yang dibawah kekuasaan musuh yaitu dosa beralih masuk ke pemerintahan Kristus Yesus yang membawa pengampunan dosa yang disediakan untuk segala bangsa (Lukas 1:74-77; 2:30-31).

Jika nubuat di PL menyatakan pemilik kerajaan kekal adalah Allah, tidak lain Kristus yang diberitakan dalam Injil Lukas adalah Allah yang disaksikan dalam PL. Jadi, istilah Anak Allah yang disematkan pada Kristus Yesus merupakan Raja dari kerajaan kekal yang dijanjikan dalam PL. 

Lukas 22:30 (TB)  bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. 

Source :

D. A Carson & Douglas J. Moo, An Introdiction To The New Testament, (Gandum Mas: Malang, 2016).

G. K Beale, Penggunaan Perjanjian Lama oleh Perjanjian Baru, (Literatur SAAT: Malang, 2015).