Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 3:3-4 Ajaran dan Hikmat Di Loh Hati

Renugan Amsal 3:3-4 Ajaran dan Hikmat Di Loh Hati

Ayat Alkitab Amsal 3:3-4

Judul Renungan; Ajaran dan Hikmat Di Loh Hati

Amsal 3:3-4 (TB) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.

Janganlah kita mengabaikan ini, yaitu kasih setia yang diberikan kepada kita, karena tidak akan pernah kita temukan kasih dan setia di dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Di mana hati dan pikiran kita yang kacau mencarinya, sebab kasih setia itu adalah Tuhan sendiri yang tidak boleh kita abaikan, Dialah definisi dari kesetiaan dan kasih yang tidak terbatas. 

Sebab karena kasih yang begitu besar dan kesetiaan Allah yang memancarkan kemuliaan diri-Nya sendiri Ia menciptakan manusia untuk bersekutu dengan Dia. Menikmati keindahan kesempurnaan karakter Allah. Melalui perenungan hikmat sebagai berkat melalui kitab Amsal. Kita belajar, agar kita tidak mengabaikan Tuhan, agar Ia saja selalu menjadi pusat hidup kita, Dia saja yang kita renungkan, di mana kasih setia-Nya mengalir di hidup kita dan menjadikan kita anak kesayangan-Nya.

1. Melihat diri yang tidak mengasihi dan setia

Karakter Allah haruslah menjadi perhiasan kita sebagai orang yang telah hidup baru, telah ada di dalam Kristus telah mengerti betapa kasih karunia sangatlah berharga. Karakter tersebut adalah kasih dan setia, di mana Allah sendiri mengasihi manusia. Kasih Allah tidak terpisahkan dengan Injil Yesus Kristus, di mana Injil merupakan cerita tentang Allah sendiri yang mengasihi manusia berdosa.

Untuk masuk lebih jauh tentang bagaimana karakter Allah menjadi bagian di dalam diri kita, kita harus menyadari bahwa kita diciptakan berdasarkan peta dan teladan Allah sendiri. Ia menciptakan kita untuk diri-Nya dengan segala kehendak kita untuk memuji dan menikmati kemuliaan-Nya.

Tetapi karena Adam dan Hawa telah memberontak, tidak mengindahkan perintah Allah, maka manusia terpisah dari Allah dan masuk ke dalam perkubangan yang berlumpur menjijikkan dan kematian mengelilingi pikiran yang kacau. Manusia yang seharusnya mengasihi kini menjadi pembenci dan iri hati. Manusia yang seharusnya setia dalam relasi kini menjadi sombong, pembohong, munafik, dan pengkhianat. 

Dosa merusak tatanan kehidupan, di mana tuhan diciptakan oleh manusia dan mereka telah meninggalkan Allah yang menciptakan mereka. Demikianlah fakta hidup Anda dan saya, di mana kita berada saat ini. Dosa telah berkuasa atas hidup kita, kehendak kita, keputusan kita dan kehidupan kita di dalam kematian sia-sia terpisah dari keindahan Allah karena dosa.

2. Kasih setia dikalungkan dan yang ada tertulis di loh hati

Hikmat yang seharusnya menjadi milik kita, merupakan hikmat yang berasal dari Allah sendiri. Bagaimana hikmat Allah ada di dalam kita sedangkan kaita adalah orang berdosa? Inilah yang akan kita renungkan, bahwa apa yang terjadi di dunia ini bukanlah berdasarkan kita melainkan berdasarkan kuasa Allah, berdasarkan kebesaran kasih setia-Nya, hikmat-Nya.

Kita hanyalah ciptaan yang berdosa, hanya oleh kasih karunia di dalam Kristus yang disalibkan dan bangkit itulah kita mendapatkan kasih dan kesetiaan ada di dalam kita, kita menemukan hidup kita diubahkan, kita dapat mengerti apa itu kasih Allah yang berdiam di dalam kita, kesetiaan yang Ia nyatakan melalui penyaliban Kristus dan kebangkitan-Nya.

Kasih setia Tuhan yang kita dapatkan  merupakan kasih karunia yang kayak dari Allah kepada kita orang berdosa. Sehingga kita tahu sekarang apa yang benar, yang baik, yang sedap didengar, yang mulia, yang kudus, semua kebajikan dan patut dipuji lakukanlah semua itu di dalam kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita melalui Yesus Kristus.

Hikmat Allah kasih setia-Nya memanggil kita untuk bertobat dan meninggalkan dos akita, untuk hidup berdasarkan firman Tuhan, kehendak Tuhan dan bersukacita di dalam Tuhan. Karena kita diciptakan untuk-Nya, maka kita akan sangat bersukacita ketika kasih setia Allah ada di dalam hati kita dan menjadi perhiasan di leher kita.

Kita dipanggil untuk menjadi berkat, untuk membagikan Kristus, memancarkan kasih karunia Kristus kepada dunia di mana kita berada di dalam konteks kehidupan masing-masing. Marilah kita melakukan kebenaran ini secara praktis, merenungkan kesetiaan Allah melalui Injil yang memberikan kekuatan bagi jiwa kita. Yaitu Alkitab adalah kesukaan kita, bacaan harian kita dan tidak pernah meninggalkan Alkitab.

Alkitab menyadarkan kita, bahwa kita adalah orang berdosa yang seharusnya binasa. Tetapi Allah kita setia, telah berjanji melepaskan manusia dari dosa. Ia mengerjakan janji-Nya sejak Perjanjian Lama. Inilah yang Ia kerjakan di dalam sejarah umat manusia. Kita dapat memuji Allah ketika merenungkan kebenaran ini. Kebenaran yang demikian menyegarkan inilah yang menjadi perhiasan di leher kita.

Ketika orang melihat perhiasan kita adalah Injil Kristus, menunjukkan bahwa inilah saya seseorang Kristen yang sangat mengasihi Yesus. Biarlah orang-orang yang tidak percaya, dapat melihat kemegahan perhiasan kita, yaitu Kristus, Injil-Nya kebenaran yang mengabarkan kepada dunia ini tentang kasih setia TUHAN. 

3. Pandangan Allah terhadap kehidupan yang telah diperbaharui

Dia yang menebus kita, Dialah yang memperbaharui hidup kita, di dalam Yesus kita menjalani kehidupan yang baru. Kehidupan yang berpusat pada Allah dan bertobat dari segala dosa yang ada di dalam kita. Kita mati atas hidup lama, inilah yang kita perjuanggkan. 

Kita berlari-lari menuju kemuliaan salib, untuk menyangkal diri dan benar-benar menjadi seseorang manusia baru. Yang mengikuti jejak Tuhan kita, jejak Yesus dalam kasih, setia yang nyata terlihat dalam hidup kita sehari-hari. Roh Kudus memampukan kita, menghidupkan Injil, sehingga Injil menjadi gaya hidup dan banyak orang dapat melihat keindahan Yesus melalui kehidupan Kekristenan kita.

Kemuliaan Kristus yang ada di dalam kita, sangatlah menyenangkan. Ini membawa sukacita, kebenaran dan keadilan yang sejati. dapat kita kerjakan, dapat kita tunjukkan dengan hati nurani yang telah dipengaruhi oleh Injil. Sehingga kita seperti yang penulis Amsal sampaikan, maka kita akan mendapatkan kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah dan manusia. 

Semua penghargaan yang diberikan kepada kita dari manusia bukan untuk kemuliaan kita melainkan kemuliaan Dia yang telah disalibkan dan bangkit. Bahkan sampai hari ini menyertai kita yang ada di dalam Dia dan berjalan sebagai musafir bahwa keserupaan dengan Yesuslah tujuan utama hidup ini. Amin.