Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 3:11-12 Tidak Menolak Didikan TUHAN

Renungan Amsal 3:11-12 Tidak Menolak Didikan TUHAN

Ayat Alkitab Amsal 3:11-12

Judul Renungan; Tidak Menolak Didikan TUHAN

Amsal 3:11-12 (TB) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

“Legalisme mengatakan Tuhan akan mencintai kita jika kita berubah. Injil mengatakan Tuhan akan mengubah kita karena Dia mengasihi kita.” ~ Tullian Tchividjian

Panggilan itu masih sampai hari ini berkumandang ke telinga kita, itu adalah panggilan dari Allah yang kudus, melalui Anak-Nya Yesus Kristus yang disalibkan. Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita, Dialah Pribadi yang sampai hari ini, dengan lembut, kesabaran, kasih karunia yang melimpah untuk membawa kita selalu kembali pada kasih Allah di dalam Kristus. Inilah Injil yang mendidik, untuk mengasihi kita dengan sungguh-sungguh untuk perubahan yang radikal di dalam diri kita dan kita semakin mengasihi Allah dan sesama.

Hikmat yang berasal dari Allah kita, merupakan hikmat yang bodoh bagi dunia, orang-orang dunia tidak akan mengerti bagaimana kemuliaan salib, bagaimana itu mengubahkan pribadi yang keras penuh dosa dan saat ini, hidup dengan lembut di hadapan Allah untuk terus diubahkan. 

Salib adalah hikmat tertinggi yang berasal dari penguasa dunia ini, untuk menunjukkan keseriusan dosa, kematian dosa dan penderitaan akibat dosa dan orang-orang yang diperbudak oleh dosa, kejahatan karena dosa, keserahakan buah dosa, pemberontakan disebabkan pendosa, kekejian di mata masyarakat berdosa, ditolak sebagai seorang manusia dan tidak diakui sebagai manusia.

Marilah kita berlari pada salib yang adalah hikmat Allah, merenungkan salib Kristus sebagai pusat dari bagaimana watak kita didik untuk menjadi rendah hati. Untuk menyadari betapa lemah, tidak berdaya dan bodohnya diri kita di dalam pemikiran dan perasaan yang sia-sia akibat dari dosa yang bercokol di hati dan pikiran kita. 

Janganlah kiranya kita bosan akan perenungan ini, bahwa Kristus hidup untuk kita, Dia mati untuk kita dan bangkit untuk kita, bukan hanya itu. Inilah yang lebih mendalam lagi yang dapat kita renungkan tentang Kristus, Dia sahabat kita yang memberikan nyawa-Nya, seluruh kehidupan-Nya. Untuk melepaskan kita dari dosa. 

Kita pendosa binasa, namun diselamatkan oleh kasih yang limpah dari Allah di dalam Kristus, ketika merenungkan kebenaran ini. Baiklah kita benar-benar sadar, untuk bertobat dengan hati yang sungguh-sungguh tertuju pada Kristus, untuk melihat kasih sayang-Nya, untuk melihat bagaimana Dia menunjukkan bahwa masalah terbesar kita adalah pemberontakan kita. Dan Yesus pusat dari berita Injil, mengubahkan kita, cara pandang kita untuk selalu dan semakin serupa dengan Kristus.

Ajaran Injil, memberitakan bahwa Allah datang kepada manusia, untuk mengundang manusia berdosa, masuk dalam persekutuan yang terus-menerus. Ini adalah persekutuan yang indah, di mana kita diberikan hidup yang baru untuk dapat menikmati kemuliaan Allah, bersukacita di dalam Allah dan melakukan kehendak Allah, bersyukur atas apa yang telah Dia kerjakan. Bahkan memuji-muji karakter-Nya yang telah Dia nyatakan melalui Alkitab kita.

Undangan Allah, haruslah disertai respon dari kita, kita melihat kekejian diri kita sehingga kita bertobat. Hidup kita kini bukan lagi untuk dosa melainkan diarahkan untuk Allah saja. Sekarang kita paham bahwa kasih yang sempurna dari Allah, membentuk kita untuk dapat mengasihi sesama kita. 

Allah menjadi Bapa kita, Dialah Bapa yang baik, Bapa yang setia, yang memberikan pengampunan. Di dalam Yesus kita diampuni bukan karena kebaikan kita. Semua alasan kita sekarang beroleh keselamatan, pengharapan, hidup yang bermakna, dan segala hal yang indah di dalam jiwa dan pemikiran yang terarah pada kehidupan kekal. adalah Yesus Kristus yang disalibkan, di atas salib Dia dihancurkan, supaya kita yang hancur di dalam pertobatan kita dibentuk kembali menjadi manusia baru, manusia Allah untuk Dialah pada akhirnya kita hidup. Terpujilah Allah kita selama-lamanya.