Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Harian Kristen Ayub 29:2 (Charles H. Spurgeon)

Renungan Harian Kristen Ayub 29:2  (Charles H. Spurgeon)

Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam. Ayub 29:2

Sejumlah orang Kristen dapat melihat masa lampau dengan senang, namun memandang saat ini dengan ketidakpuasan; mereka melihat kembali kepada hari-hari yang sudah mereka lewati ketika bersekutu dengan Tuhan sebagai masa yang termanis dan terbaik yang pernah mereka ketahui. 

Namun saat ini, persekutuan itu dibalut pakaian hitam yang murung dan suram. Mereka pernah hidup dekat Yesus, namun sekarang mereka merasa telah menjauh dari-Nya, dan berkata, "Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam!" 

Mereka mengeluh bahwa mereka telah kehilangan bukti-bukti mereka, atau mereka tidak memiliki pikiran yang damai saat ini, atau mereka tidak memiliki sukacita dalam alat-alat anugerah, atau bahwa hati nurani tidak begitu lembut, atau mereka tidak sungguh-sungguh giat demi kemuliaan Allah. 

Penyebab dari keadaan yang menyedihkan ini bermacam-macam. Ini mungkin timbul oleh diabaikannya doa, karena kamar doa yang terabaikan adalah permulaan dari mundurnya kerohanian. Atau ini mungkin hasil dari penyembahan berhala. 

Hati sudah diisi dengan sesuatu yang lain, lebih daripada dengan Allah; kepada hal-hal duniawilah yang dikasihi, bukan hal-hal surgawi. Allah yang pencemburu tidak akan puas dengan hati yang bercabang; Dia harus dikasihi, sebagai yang terutama dan terbaik. 

Dia akan menarik terang kehadiran-Nya dari hati yang dingin dan mengembara. Atau penyebabnya mungkin ditemukan dalam kepercayaan diri dan pembenaran diri. Kesombongan sibuk di dalam hati, dan diri ditinggikan alih-alih terbaring rendah di kaki salib. 

Orang Kristen, jikalau keadaanmu sekarang tidak sama "seperti dalam bulan-bulan yang silam," jangan pernah berpuas dengan hanya berharap akan kembalinya kebahagiaan masa lampau, namun pergi dan carilah Tuanmu, dan beri tahu Dia keadaanmu yang menyedihkan. 

Mintalah rahmat dan kekuatan-Nya untuk menolong engkau untuk berjalan lebih dekat dengan Dia; rendahkanlah dirimu di hadapan Dia, dan Dia akan meninggikan kamu (Yakobus 4:10), dan memberimu lagi untuk menikmati cahaya wajah-Nya. 

Jangan duduk meratap bermuram durja; ada harapan selama Dokter terkasih hidup, bahkan ada kepastian pemulihan untuk kasus-kasus terburuk.

Kembalilah Ketika Kondisi Memburuk

Pada dasarnya bukan hanya pada saat-saat terburuk dalam hidup kita harus datang kepada Allah kita, bahkan saat terindah dalam hidup. Merupakan kasih karunia yang Allah berikan kepada kita sebagai gambaran dari kesenangan sejati. 

Pada dasarnya ketika penderitaan menerpa, ketika kegelapan itu datang dan seolah-olah kasih karunia undur dari kehidupan kita. Kasih setia Kristus yang telah disalibkan dan bangkit tetaplah sama. Inilah sumber hidup kita ketika merenungkan Kristus.

Kita bisa saja seperti Ayub memikirkan hari-hari lampau penyertaan Tuhan. Tetapi sama seperti Yeremia kita dapat berkata dengan penuh keyakinan dan sukacita. Ketika hari ini benar-benar gelap, sedih dan menderita. Tuhan adalah bagianku kata jiwaku (Ratapan 3:24). Marilah kita melihat salib yang menjadi bagian kita, kematian atas dosa, lihatlah hati kita mintakah Roh Kudus untuk membukakan kesalahan dan marilah bertobat.

Tidak ada kebenaran di dalam diri sehingga menjadikan kita berhak bermegah dan menuntut kepada Tuhan. Yang ada kita haruslah dengan rendah hati, takut dengan rasa hormat melihat Dia yang kudus. Hari ini mengijinkan kita masih dapat melihat diri yang susah hati. Tetapi kasih karunia melalui Yesus Kristus masih terdengar. 

Marilah kita kembali pada salib, marilah memperhatikan hidup kita, untuk tetap mematikan dosa, dalam kasih karunia dimampukan untuk terus menikmati Kristus, berserah dan taat pada kehendak-Nya. Bahwa Yesus tetaplah setia dahulu sekarang dan selamanya. Dialah bagian kita, baiklah jiwa kita bersukacita karena kebenaran Injil ini.

____________________

RENUNGAN PAGI (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).

Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.

Renungan karya Charles H. Spurgeon ini, telah menjadi kutipan wajib oleh penulis selaku pembaca, hasil refleksi pribadi pelajaran-pelajaran rohani yang menguatkan dan memperkenalkan kepada Allah yang sejati. (Kembalilah Ketika Kondisi Memburuk)

Posting Komentar untuk " Renungan Harian Kristen Ayub 29:2 (Charles H. Spurgeon)"