Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 51:5-6 Aku Sadar Akan Pelanggaranku

Renungan Mazmur 51:5-6 Aku Sadar Akan Pelanggaranku

Ayat Alkitab Mazmur 51:5-6

Judul Renungan: Aku Sadar Akan Pelanggaranku

Mazmur 51:5-6 (TB) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.

Teguran dari nabi Natan, membawa Daud untuk melihat dengan jelas dosanya, menyesali dosanya dan bertobat untuk kembali hidup menikmati kekudusan dan kesucian Allah. Baiklah ini menjadi cara pandang kita, cara berpikir kita untuk hidup di dalam Tuhan, menjadi umat Tuhan yang selalu menyadari betapa kita adalah pelanggar hukum Allah.

Inilah masalah terbesar kita, kita adalah orang berdosa, kita pada dasarnya telah menjadi tuhan atas diri sendiri. Dosa mengikat kita, memperbudak kita dan menjauhkan kita dari Allah sehingga kita semakin menjauh dari Allah. Kita ada dalam dosa, ada dalam kematian, dan ada dalam rasa frustasi kesepian yang mendalam oleh sebab dosa pada dasarnya tidak pernah memberikan kesenangan. Melainkan memperbudak. 

Pergumulan manusia, benang merah sejarah umat manusia dan kejahatan yang terjadi di mana-mana diseluruh dunia. Merupakan fakta nyata dosa yang sedang memperbudak manusia, membawa manusia ke dalam lembah kematian dan ini adalah inti dari bagaimana upah dosa adalah maut. Daud merasakan maut itu, hidup yang terpisah dari kasih Allah, dari kebenaran Allah dan kekudusan dan kesucian Allah.

Namun, melalui cerita keberdosaan Daud, kita dapat mengerti Allah yang memiliki kasih setia dan adil. Tidak akan pernah ada dosa yang tanpa konsekuesi, dosa akan selalu melahirkan kematian yang mengerikan. Karena dosa adalah maut yang berasal dari setan yang ingin selalu membawa manusia yang Allah kasihi menjadi hukuman sama seperti dirinya.

Kasih karunia adalah, Allah datang kepada manusia untuk menyatakan bahwa Anda berdosa, Anda harus bertobat dan Anda harus kembali kepada Allah. Dengan mengakui bahwa diri Anda layak binasa. Inilah yang Daud terima, inilah yang Daud alami dan inilah yang membawa Daud kembali kepada Allah dan menerima hukuman yang adil berasal dari Allah.

Keberdosaan yang telah diakui membawa kita pada kelepasan yang menentramkan jiwa. Membawa kita pada kasih karunia yang melimpah dan semakin mengenal siapa Allah yang kudus, hubungan yang rusak bersama Allah, telah dipulihkan oleh Allah sendiri yang memanggil kita untuk bertobat sama seperti Daud bertobat.

Kebenaran yang menghampiri Daud, membawa kita pada definisi indah dari Injil yang menjadi pusat hidup kita sebagai orang Kristen. Yesus adalah Nabi Natan yang sempurna, Yesus datang bukan hanya menyatakan kita orang berdosa, Dia juga memberikan diri-Nya untuk membebaskan kita dari dosa, dari hukuman dosa, dengan memberikan diri-Nya menjadi hukuman. Mati disalibkan, menjadi sangat hina sebagai manusia yang kudus, Yesus menjadi tidak kudus. Karena dosa  kita diisapkan kepada-Nya.

Melalui salib inilah kita dapat melihat diri kita yang sangat berdosa, diri kita yang sangat keji, diri kita yang telah bersalah terhadap Allah saja. Diri kita yang seharusnya binasa dalam kelamnya hidup yang terpisah dari Allah sampai selama-lamanya. Namun Injil menyatakan bahwa diri kita diterima lebih dari yang dapat kita bayangka dan inginkan. Ini berdasarkan belas kasihan Allah, berdasarkan kebenaran Yesus yang telah disalibkan. Di mana semua kebenaran itu diberikan kepada kita, dan semua dosa kita diberikan ke atas-Nya.

Sehingga nyata benar, bahwa Allah itu adil, Allah akan selalu mengampuni kita, dosa yang membawa kita pada kematian kekal. Telah dikalahkan. Namun kita harus mengerti kebenaran lain dibalik kehidupan yang berdosa dan tidak berhati-hati dan mematikan dosa. meskipun kita ada di dalam Yesus dan telah diselamatkan dari hidup yang sia-sia. Ada konsekuesi sosial, ada kutuk yang terus mengikuti. Sama seperti Daud yang pada akhirnya, pedang tidak akan pernah beralih dari kehidupannya sebagai raja. Namun tetap, kasih karunia melimpah atas pribadi Daud, ia tetap dikasihi dan masih bisa menikmati hubungan dengan Tuhan.

Sehingga untuk menutup renungan  ini, marilah kita benar-benar mematikan dosa dan hidup untuk menawan hati dan pikiran kepada Kristus. Sehingga kehendak Yesus, menjadi kesukaan kita, menjadi kemuliaan kita, menjadi kesenangan dan sukacita kita. Kiranya kutipan di bawah ini, dapat Anda hidupkan di dalam Kristus dan dimampukan oleh Roh Kudus.

Nafsu menunjukkan suatu kemiskinan, kelemahan, rengekan, dan bisikan. Ini berlawanan dengan kesempurnaan dan kekuatan gairah yang akan bangkit di saat hawa nafsu telah dipatahkan ~ CS Lewis

Galatia 5:24 (TB) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 

Jangan kalah oleh godaan hawa nafsu, karena engkau bisa kehilangan persekutuan indah bersama Bapa di Surga.

Soli Deo Gloria.