Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Imamat 5:15-19 Keselamatan PL Adalah Kasih Karunia

Renungan Imamat 5:15-19 Keselamatan PL Adalah Kasih Karunia

Ayat Alkitab Imamat 5: 15- 19

Judul Renungan; Keselamatan PL Adalah Kasih Karunia

Imamat 5: 15-19 (BIMK) 15 Kalau seseorang dengan tidak disengaja berbuat dosa karena lalai dalam menyerahkan persembahan-persembahan yang diwajibkan untuk Tuhan, maka orang itu harus membawa kurban ganti rugi. Kurban itu harus seekor domba atau kambing jantan yang tidak ada cacatnya, dan dinilai menurut harga yang berlaku di Kemah Tuhan. 16 Orang itu harus membayar apa yang dahulu dilalaikannya, ditambah dengan dua puluh persen. Kemudian ia harus menyerahkan binatang itu kepada imam, dan imam mengurbankannya untuk dosa orang itu, maka ia akan diampuni Tuhan. 17 Kalau seseorang dengan tidak disengaja berbuat dosa karena melanggar salah satu perintah Tuhan, orang itu bersalah dan harus menanggung akibatnya. 18 Untuk kurban ganti rugi ia harus membawa seekor domba atau kambing jantan yang tidak ada cacatnya dan dinilai menurut harga yang berlaku di Kemah Tuhan. Imam mengurbankannya untuk dosa orang itu, maka ia akan diampuni Tuhan. 19 Itulah kurban ganti rugi untuk kesalahan yang dilakukannya terhadap Tuhan

Keselamatan manusia adalah anugerah Allah bukan karena manusia bijaksana di mata Allah, ketika manusia mengira ia dapat memperbaiki segalanya dengan cara membayar Tuhan. Maka pada saat itu dosa semakin nyata di dalam dirinya.

Bukan karena perbuatan manusia

Suatu hal yang begitu lumrah ketika kita membaca dan sekilas melihat setiap cerita dalam Perjanjian Lama dan kita mendapatkan satu kesimpulan bahwa Keselamatan pada Perjanjian Lama oleh karena perbuatan manusia yang benar maka ia dibenarkan Allah dan ia selamat. Saya pernah terjebak dalam pemikiran seperti ini dan saya sempat tidak mau mempercayai Alkitab karena Alkitab tidak konsisten, tetapi pikiran saya, logika saya begitu dangkal ternyata. Belum lagi dipengaruhi oleh dosa. 

Bahkan budaya dunia, kamu kerja maka kamu dapat upah, saya mendefinisikan Alkitab berdasarkan apa yang saya pikirkan dipengaruhi budaya dunia. Bukan Alkitab itu sendiri yang mendefinisikan Alkitab. Hal ini apabila dibiarkan akan melahirkan ajaran sesat dan akan menimbulkan berbagai duka, kehampaan, dan kebohongan belaka.

Alkitab adalah Injil

Mari kita bahas konsep keselamatan Perjanjian Lama dari kacamata Injil, Alkitab adalah Injil. Kita mulai dari kitab Kejadian pada pasal-pasal pertama, tepat pada waktu setelah Adam dan Hawa makan buah terlarang, mereka mengetahui mereka telanjang. Latar belakang manusia makan buah tersebut karena ular yang menggoda Hawa, “saat kamu memakannya kamu tidak akan mati, kamu akan menjadi seperti Allah.”

Hawa tergoda dan memakannya bersama suaminya, dengan kata lain manusia ingin menjadi seperti Allah. Manusia mengetahui mereka telanjang, mereka mengambil daun ara untuk menutupi akibat dosa mereka. Ketika mendengar langkah Allah mereka bersembunyi, Allah memanggil mereka. Allah memanggil, Allah yang mencari Adam dan Hawa, inilah kasih karunia yaitu, Allah yang memanggil manusia dan mencari manusia, manusia malu dan tidak mau menemui Allah.

Allah mendapati mereka memakan buah terlarang dan mereka saling menyalahkan satu sama lain, Allah memberikan hukuman demi hukuman bagi manusia. Ada kabar baik (Injil) di tengah-tengah hukuman yang Allah sampaikan Injil pertama disampaikan oleh Allah, pada kejadian 3:15, keturunan Hawa akan meremukkan kepada ular (Iblis), ular akan meremukkan tumit anak perempuan itu.

Kita dapat meneliti dari sudut budaya penulisan, orang-orang timur dekat kuno tidak akan menyampaikan silsilah dari sudut pandang wanita. Apabila kita meneliti Alkitab selalu saja disampaikan dari sudut pandang laki-laki, kali pertama seorang putera dikatakan dari keturunan perempuan. Keturunan Hawa yang dimaksud adalah Yesus yang bukan hasil dari hubungan suami Istri tetapi dikandung dari Roh Kudus anak Maria keturunan perempuan.

Meremukkan kepala ular, artinya sengat dosa kepala mahluk hidup adalah sumber kehidupan. Tidak akan pernah kita temui mahluk hidup tanpa kepala dapat hidup kecuali tumbuhan. Kuasa dosa akan Yesus remukkan dan tumit yang diremukkan berbicara tentang, penyaliban Yesus.

Darah yang dicurahkan

Sebelum Allah mengusir manusia dari taman Eden Allah mengambil kulit binatang, untuk menggantikan pakaian Adam dan istrinya, ini merupakan gambaran dari kurban yang akan kita bahas pada kitab Imamat. Harus ada darah yang tercurah untuk menyelamatkan manusia dari rasa malu akibat dosa yaitu darah anak domba.

Anugerah berarti Allah yang menyelamatkan dan memisahkan atau membawa manusia keluar dari kehidupan lama yang penuh penyembahan berhala dan dosa, tokoh-tokoh terkenal berikut bukan karena mereka baik dan sempurna tetapi oleh anugerah mereka Allah panggil untuk melakukan kehendak-Nya.

Abraham adalah penyembah berhala Allah panggil untuk menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Musa adalah seorang penakut dan pendosa penuh kekurangan, Allah utus untuk membawa bangsa Israel dari tanah perbudakan, para hakim Israel dalam kitab Hakim-hakim, Samuel, Saul, Daud, Salomo, para Nabi, dan para murid Yesus mereka semua, Allah yang berinisiatif dan memanggil mereka, memisahkan mereka dan menawarkan hidup baru bagi mereka.

Lalu kita berpikir, “mereka menerima panggilan Allah, bukankah itu karena kebijaksanaan mereka?” Apabila kita memperhatikan dan memperlajari para tokoh Alkitab secara mendetail, kita akan menemukan bahwa manusia selalu gagal dan tidak ada kebijaksanaan sedikitpun dalam diri mereka. Tetapi Allah yang setia.
Roma 3:3-4 (TB3 Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? 4 Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi. "

Darah domba jantan

Imamat 5:15, 18-19 15 Apabila seseorang berubah setia dan tidak sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal kudus yang dipersembahkan kepada TUHAN, maka haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan salahnya seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, dinilai menurut syikal perak, yakni menurut syikal kudus, menjadi korban penebus salah. 18 Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan.  19 Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap TUHAN."
Kitab Imamat menunjukkan suatu aturan dan menunjukkan kesetian Allah, bagi bangsa Israel yang telah Allah tebus dari perbudakan, pada bagian Imamat Allah sendiri yang menunjukkan kesetian-Nya untuk menandai mereka adalah milik-Nya. Ada aturan bahwa harus ada darah yang mengalir ketika manusia berbuat dosa, kita tahu sendiri bahwa upah dosa adalah maut. Hukuman kekal di nereka dan hal itu yang manusia terima, mulai dari kelahiran mereka sampai kembali ke tanah, manusia hanya akan menerima satu hal yaitu kehidupan kekal di nereka.

Terlihat jelas bahwa manusia berjuang untuk mempersembahkan korban untuk menebus dosa mereka, sehingga hal ini seolah-olah system keselamatan Perjanjian Lama karena usaha manusia. Sungguh manusia yang berdosa dan tidak mengerti bahwa dia hanya akan ke nereka ketika ia tidak bertobat kepada Allah yang berkarunia itu. 
Yesaya 1:11-12 (TB11"Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. 12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Di sisi lain Allah memerintahkan bangsa Israel membawa korban tetapi dalam kitab Yesaya sangat Jelas Allah tidak berkenan kepada korban Israel. Pikiran kita sudah terpola dan berdosa sehingga kita berpikir bahwa terlalu mudah dan gampang standar Allah sehingga kita dapat selamat hanya dengan mempersembahkan sesuatu atau membayar Allah agar kita masuk sorga seolah-olah Allah adalah preman atau hanya seorang penjaga hotel yang mewah sehingga kita seenaknya membayar dia dan kita diperkenan.

Karena Allah menginginkan kemuliaan-Nya ditinggikan dan karena Dia benar dan sempurna, maka tanggapan-Nya terhadap  penyembahan berhala kita adalah murka, hukuman kekal di mana Dia memasukkan kita kedalam nereka, suatu siksaan kekal. Semuanya itu perlu kita ketahui, setidaknya Alkitab bicara Jelas.

Allah Maha kuasa

Allah Israel, Alkitab dengan jelas menjelaskan Dia Allah yang berkuasa bukan pribadi yang dapat kita atur semaunya kita, sehingga keselamatan berdasarkan standar kita bukan Dia, Dia Allah yang kita sembah adalah Allah yang liar. Bukan Allah yang bisa kita kendalikan, kita saja seringkali tidak mau dikendalikan, bagaimana dengan Dia pencipta Sang penguasa? Mau berpikir bahwa perbuatanmu apa yang anda berikan yang menyelamatkan engkau, apabila tidak bertobat sesungguhnya anda sedang berjalan menuju maut siksaan kekal.

Kejadian dalam Kitab Yesaya sangat jelas ketika bangsa Israel meremehkan system korban sehingga mereka hanya mempersembahkan dan tidak bertobat hati mereka keras, mereka melakukan kejahatan lalu dengan sombong dengan kekuatan mereka sendiri berpikir Allah akan mengampuni, dengan sombong membawa korban di hadapan Allah dengan berkata “aku sudah melakukan apa yang Engkau mau, aku akan kembali kepada kehidupan dunia dan berbuat semauku.” Ini bukan pertobatan tapi penyembahan berhala narsisme. Untuk lebih jelas anda dapat mempelajari kitab Yesaya secara mendetail.

Ketidakmampuan manusia

Pertobatan, apakah manusia mampu melakukan pertobatan sejati? Tentu tidak manusia hanya bertobat karena berduka atas apa yang ditimpakan kepada mereka akibat dosa dan mereka tetap mencintai dosa ini bukan pertobatan sejati, manusia tidak akan mampu dan mau mencari Allah dan mendapatkan Allah sejati. Manusia busuk sedangkan Allah kudus tetapi Dia Allah yang berkarunia, kita kembali ke Imamat. Imamat Allah dengan karunia-Nya menyelamatkan dan mendapatkan bangsa Israel dan Ia membuat suatu aturan dan aturan itu merupakan gambaran yang sempurna dan menunjukkan kesetian Allah, kemuliaan-Nya.
 
Mari bayangkan, setiap hari akan selalu ada darah yang mengalir untuk menebus dosa. Saya bahkan dapat merasakan bau darah meskipun saya yakin tidak sebau darah pada masa bangsa Israel membawa korban untuk disembelih oleh para imam. Allah berkenan kepada korban bukan berkenan kepada manusia berdosa, sehingga setiap dosa manusia ditimpakan pada korban penebus salah, seharusnya manusia yang meneteskan darahnya dan menerima hidup kekal dalam murka Allah tetapi kini korban yang sebenarnya Allah itu sendiri yang berkarunia mengorbankan Anak Domba untuk diterima murka-Nya.

Injil Kristus

Inilah Injil kabar baik bagi kita para pendosa, masih ada kesempatan bagi kita untuk bertobat secara sejati, bukan karena kita mampu bertobat, bukan karena kita bijak sehingga kita bertobat tetapi karunia Allah memampukan kita. Ketika Yesus naik ke Sorga Ia berkata akan mengutus Roh Kudus untuk menginsapkan kita dan menghibur kita agar kita dapat bertobat secara sejati. Allah yang tergantung di kayu Salib dalam rupa manusia itulah korban sejati untuk kita. 

Tujuan korban pada Perjanjian Lama adalah gambaran dari yang sempurna, Perjanjian Lama menunjukkan kegagalan manusia sehingga hanya satu manusia yang berhasil yaitu Yesus, Dialah yang dapat memuaskan keadilan Allah sehingga kita yang hidup di dalam-Nya dipastikan diselamatkan.

Ada hal penting yang orang-orang percaya salah pahami yaitu tujuan pengorbanan Yesus, tujuan sebebanarnya bukan untuk menyelamatkan kita. Melainkan untuk memuliakan Allah ya, kemulian Allah. Ketika kita sadar akan hal ini keselamatan cuma-cuma yang kita dapatkan tidak akan memperbudak kita dan akan membuat kita damai dalam penyembahan kepada Allah sejati yang merupakan kebutuhan kita. Kita dalam hati dan pikiran tidak akan lagi memuliakan diri sendiri karena kita sadar semuanya untuk kemulian Allah Roh Kudus memampukan.

Baca dan renungkan tujuan dari kematian dan penderitaan Yesus dalam Mazmur di bawah, dimana Daud menebuatkan kesakitan Yesus dan tujuan utama penebusan. Penebusan bukan untuk kita diselamatkan lalu hidup mencintai dosa, penebusan mengajak kita untuk mencintai Allah dan sadar betapa Allah yang bengis itu mengasihi kita.
Mazmur 22:2, 15-16, 23-26 (TB) 2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 15 Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; 16 kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. 23 Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku  dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: 24 kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! 25 Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. 26 Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.
Saya berdoa kiranya damai sejahtera Allah melimpah dalam hidup anda, anda hidup dalam Kristus dan Kristus hidup dalam anda. Sehingga mengenal Allah yang berkarunia itu dan betapa kita hanya berhak untuk dimurkai, kita adalah pemberontak yang menerima karunia itu, sehingga kita dilayakkan untuk memuliakan Allah yang kudus. segala pujian hanya bagi Allah untuk selama-lamanya.

Posting Komentar untuk "Renungan Imamat 5:15-19 Keselamatan PL Adalah Kasih Karunia"