Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Singkat Tokoh Kristen; Kehidupan A. W. Tozer

  Biografi Singkat Tokoh Kristen; Kehidupan A. W. Tozer

A. W. Tozer Ketika banyak teolog dan gereja mulai menurunkan standart kebenaran dan memilih mengikuti arus postmodernisme, budaya pop dan arus pluralism, A.W. Tozer tetap berdiri tegak tanpa kompromi menyuarakan kebenaran sejati. Tozer tidak berdiam diri menyaksikan pudarnya kebenaran di zamannya. Ia terus tanpa kenal lelah menulis, menegur, menasihati, dan mengajarkan kebenaran meskipun keadaan semakin memburuk.

Kebenaran-kebenaran yang harus diproklamirkan oleh gereja-gereja yang percaya Alkitab pada zaman ini, menurut A.W. Tozer.

  • 1. Keseluruhan hidup orang yang beriman haruslah penuh pertobatan.
  • 2. Pertobatan itu kosong jika tidak menghasilkan pematian terhadap kedagingan (pertobatan yang harus terlihat dari luar).
  • 3. Untuk mendapatkan pengampunan, dosa harus ditinggalkan.
  • 4. Yesus Kristus bukan Juruselamat bagi seseorang tanpa mengakui Dia sebagai Tuhan.
  • 5. Metode Roh dan metode manusia bertolak belakang. Gereja-gereja sering memakai metode manusia.
  • 6. Kristus telah menyelamatkan kita untuk menjadikan kita penyembah, bukan pekerja. Sembahlah dulu, lalu bekerja.
  • 7. Orang-orang Kristen banyak menyalahi Kitab Suci dalam hubungan dengan sesama mereka, dunia, dan daging, tanpa malu-malu atau pertobatan. Kita telah menjadi cuek terhadap perintah Kristus dan kebenaran-kebenaran Firman Allah yang sederhana!
  • 8. Kelemahlembutan, kesopanan, dan kerendahan hati membuat seseorang disayang Allah.
  • 9. Kita tidak dapat menyembuhkan sakit rohani dengan banyaknya aktivitas. Ketika kekristenan yang sakit pergi menginjil, justru mereka memperluas daerah infeksi.

A.W. Tozer adalah salah satu teolog yang paling berpengaruh di abad 20, yang memiliki ketajaman dan kedalaman yang sangat luas dalam memahami kebenaran Alkitab. Ia dijuluki Nabi abad 20 karena ketegasannya dalam menyuarakan kebenaran Alkitab. Ia mengembalakan jemaat lokal Gereja Southside Alliance, di Chicago (1928-1959) lebih dari tiga puluh tahun dan menulis lebih dari 40 buku rohani. sumber : wayoflife.org

A. W Tozer_ Aiden Wilson Tozer lahir pada 21 April 1897, di peternakan kecil di tengah Penssylvania Barat yang berbukit-bukit. Dalam beberapa tahun saja, Tozer, demikian dia lebih suka dipanggil, mendapat reputasi dan julukan sebagai "nabi abad ke-20".

Tozer mampu mengemukakan pikirannya dengan cara yang mudah dimengerti, tetapi berdampak. 

Kuasa Allah dengan kekuatan kata-kata dia gabungkan untuk memberi makan jiwa-jiwa yang dahaga, menembus hati manusia, dan menarik pikiran yang duniawi kepada Allah.

Ketika dia berusia 15 tahun, keluarga Tozer pindah ke Akron, Ohio. 

Suatu sore, saat dia berjalan pulang setelah bekerja di Goodyear, secara tidak sengaja dia mendengar seorang pengkhotbah jalanan berkata, "Kalau Anda tidak tahu bagaimana cara untuk dapat diselamatkan … berserulah kepada Tuhan." 

Sesampainya di rumah, dia menaiki tangga yang sempit menuju loteng dan mengikuti nasihat pendeta itu. Lalu, pencariannya akan Allah sepanjang hidupnya pun dimulai.

Pada 1919, Tozer terpanggil untuk menggembalakan gereja ruko yang kecil di Nutter Fort, Virginia Barat, meski tidak mengenyam pendidikan formal. 

Awal yang sederhana itu membuat dia dan istri barunya, Ada Cecelia Pfautz, terpicu untuk aktif dalam pelayanan selama 44 tahun bersama The Christian and Missionary Alliance (Persekutuan Kristen dan Misionaris - Red.). 

Hal yang menonjol dari diri Tozer adalah kehidupan doanya, yang membuatnya sering menyusuri lorong-lorong tempat suci atau bersujud di lantai. 

Dia menulis, "Doa seseorang mencerminkan pribadi orangnya." Baginya, menyembah Allah adalah hal terpenting dalam hidup dan pelayanannya.

"Khotbah dan tulisan-tulisannya tidak lain adalah perpanjangan dari kehidupan doanya," demikian komentar James L. Snyder, penulis biografi Tozer. 

Satu biografi yang lebih lama mencatat, "Dia menghabiskan lebih banyak waktu berlutut daripada duduk di mejanya."

Tozer gemar merangkai kata. Semangatnya ini pun menjalar ke dalam kehidupan keluarganya. Dia menanyai anak-anaknya tentang apa yang mereka baca dan mengarang cerita pengantar tidur untuk mereka. 

"Hal yang paling saya ingat tentang ayah," tutur putrinya Rebecca, "adalah kisah-kisah luar biasa yang dia ceritakan." 

 “Alkitab tidak mengenal iman yang tidak membawa kepada ketaatan, juga tidak mengenal ketaatan yang tidak tumbuh dari iman. Keduanya berada di sisi yang berlawanan dari koin yang sama”. – AW Tozer (1897-1963)

Tulisan dari A. W Tozer

1. Lalu bagaimana ketidakpercayaan akan disembuhkan dan iman diperkuat?  

Tentunya bukan dengan berusaha keras untuk mempercayai Kitab Suci, seperti yang dilakukan beberapa orang. 

 Bukan dengan upaya 'gila-gilaan' untuk mempercayai janji-janji Tuhan. Bukan dengan mengertakkan gigi dan memutuskan untuk menjalankan iman dengan sebuah tindakan dari kehendak.  

Semua ini telah dicoba - dan tidak pernah membantu.  Dengan demikian, mencoba untuk mendorong iman berarti melanggar hukum pikiran dan melakukan kekerasan terhadap psikologi sederhana dari hati.  

Apa jawabannya?  

Ayub memberi tahu kita, Terimalah pengajaran dari mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya di dalam hatimu (Ayub 22:22);  dan Paulus berkata, Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17).  Kedua ayat ini  menunjukkan jalan menuju iman yang kuat dan abadi: 

Terimalah firman Tuhan melalui membaca Kitab Suci, dan iman akan datang secara alami.  Ini mengandaikan bahwa kita datang ke Kitab Suci dengan rendah hati, menyangkal kepercayaan terhadap diri sendiri membuka pikiran kita pada pekerjaan Roh yang manis.  

Dinyatakan sebaliknya: Iman datang dengan mudah ke dalam hati saat kita meninggikan konsepsi kita tentang Tuhan dengan mencerna Firman-Nya dengan penuh doa.  Dan iman seperti itu akan bertahan, karena itu didasarkan pada Batu Karang.

2. Pembacaan Alkitab Publik 

Untuk membaca Alkitab dengan baik di depan umum kita harus lebih dahulu menyukainya. Suaranya, kalo gratis, tanpa sadar mengikuti nada emosional. 

Kehormatan tidak dapat disimulasikan. Tidak seorang pun yang tidak merasakan kenikmatan yang mendalam dari Firman Suci dapat mengungkapkannya dengan benar. 

Tuhan tidak akan membiarkan Kitab-Nya menjadi mainan retorikawan. Itulah mengapa kita secara naluriah menarik kembali dari setiap nada simulasi dalam pembacaan Kitab Suci. 

Unsi buatan penyiar radio tidak dapat menyembunyikan ketidakhadiran hal yang nyata. Pria yang berdiri untuk mendeklamasikan Kitab Suci seperti seorang anak sekolah yang membacakan jalan dari Hamlet hanya bisa meninggalkan pendengarnya dengan rasa kecewa. 

Mereka tahu bahwa mereka telah dicurangi, meskipun sebagian besar dari mereka tidak tahu bagaimana caranya. 

Sekali lagi, untuk membaca Alkitab dengan baik, seseorang harus tahu apa arti kata-kata dan membiarkannya berarti hanya itu, tanpa menempatkan seseorang dalam bahasa Inggris pada bagian untuk membuatnya mengambil alih makna tidak ditemukan dalam teks. 

Mungkin bagian tersulit dari belajar membaca dengan baik adalah menghilangkan diri kita sendiri. Kita membaca yang terbaik ketika kita keluar dari transaksi dan membiarkan Tuhan berbicara melalui media yang tidak sempurna dari suara kita. 

Pemula harus membaca keras seluruh buku Alkitab dalam privasi kamarnya sendiri. Dengan cara itu dia bisa belajar mendengar suaranya sendiri dan akan tahu bagaimana suaranya bagi orang lain. Biarkan dia berkonsultasi dengan pengucapan Alkitab untuk mempelajari pengucapan nama dan tempat-tempat Alkitab yang benar. 

Biarkan dia memupuk kebiasaan membaca secara perlahan dan berbeda dengan hormat dan martabat yang tepat untuk masalah subjek. 

Tentunya Protestan berhak mendapatkan bacaan Alkitab yang lebih baik daripada yang sekarang mereka masuk ke gereja-gereja kita. Dan kita yang membaca hanya Allah yang bisa memberikannya kepada mereka.

Lainnya Tentang A. W. Tozer Dapat Anda Baca Dari Sumber :