Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Pikir yang Diubahkan; Memiliki Pola Pikir Rohani

 Pola Pikir yang Diubahkan; Memiliki Pola Pikir Rohani

1. Allah Memiliki Seluruh Hidup Kita Atau Ia Sama Sekali Tidak Memiliki Hidup Kita

Kewajiban utama kita sebagai orang percaya adalah menjaga pikiran dan emosi kita untuk selalu ada dalam kekudusan. 

Allah membenci hati yang bercabang (Hosea 10:2)

Hosea 10:2 (VMD) Orang Israel mencoba menipu Allah, tetapi sekarang mereka harus menerima kesalahannya. TUHAN akan menghancurkan mezbahnya dan membinasakan batu-batu peringatannya.

Perubahan moral bukan berarti seseorang itu telah mampu berpikir secara rohani, perubahan itu tidak dapat menjangkau dan mengubah kehidupan kita. 

Meskipun kita telah mampu berlaku cukup baik pada salah satu bagian hidup kita, namun selalu pada bagian lainnya masih saja dicemari oleh masalah-masalah seperti cinta, uang, lidah semberono, maupun iman yang tidak diikuti oleh perbuatan.

Sejarah kehidupan memberikan kita banyak bukti tentang seseorang yang tampaknya rohani, tetapi kemudian menganiaya dan membinasakan orang lain. Contoh nyata yaitu penginjil besar sepanjang Perjanjian Baru, Paulus sebelum Ia bertobat.

Seorang yang menyebut dirinya Kristen selalu dapat menyembuyikan keinginan dalam dirinya dari orang lain, sementara pada waktu yang sama mendewakan keinginan lain dalam hatinya. 

Inilah penyembahan berhala Kristen, jika tidak ada pola pikir rohani yaitu kehidupan yang berpusat pada Yesus kita akan menjadi orang yang selalu susah hati dan tidak mampu mengasihi bahkan menjadi rakus terlalu mencintai dunia ini.

Orang yang telah dimampukan berpikir rohani. Tanda yang membedakan orang kita telah berubah secara rohani atau hanya berubah secara moral, jika kita benar-benar berubah secara rohani. 

Kita pasti akan mencintai semua hal-hal rohani tanpa terkecuali.  Tidak akan ada pembedaan yang dibuat.  Kita tidak akan hanya mengasihi hal-hal tertentu dari Allah atau hanya menaati perintah tertentu dari Tuhan.

Jika ada perintah yang tidak dimengerti, kita akan diperbaharui segera untuk mentaati perintah itu, karena melalui pembelajaran Alkitab secara sungguh-sungguh kita mendapat pengertian, kita dibentuk, dan terus mencintai kebenaran Alkitab.

Orang yang berpikir rohani mencintai Tuhan bukan karena berkat yang Tuhan berikan, bukan karena doa-doa yang dijawab.  Sebab kecintaaan pada Tuhan yang oleh karena Roh Kudus adalah cinta yang mendapat berkat atau tidak, doa dijawab atau tidak, bukanlah stantar hati untuk mencintai Tuhan.

Jika kita sadar akan kasih Allah dan keunikan Pribadi-Nya dan kesempurnaan karya keselamatan, serta keistimewaan pribadi Allah yang telah menjelma menjadi manusia, kita akan mencintai Dia karena ini semua. Tentunya Roh Kudus menyadarkan kita. 

Maka berdoalah minta agar hati kita mau merendah dan menuruti setiap Injil yang Roh Kudus sampaikan kepada kita. Kita berpikiran Rohani karena Alkitab menyatakan kecintaan Allah dan kehadiran-Nya dalam hidup kita, dan kita akan semakin mencintai Alkitab karena Alkitab adalah Firman Allah bagi kita, Ia adalah Pribadi Yesus yang dituliskan

Dengan demikian, bukti bagi pembaharuan Rohani bagi manusia adalah, apabila seluruh keberadaan mereka dipengaruhi oleh hal-hal rohani dan apabila mereka kemudian mencurahkan segenap keberadaan mereka pada semua masalah rohani. Terdapat suatu kesamaan, baik secara obyektif maupun obyektif, dalam pengalaman memiliki pola pikir rohani ini. John Owen (1616-1683) 

2. Mengetahui Doa Kita Timbul dari Pola Pikir Rohani

Bagaimana kita dapat yakin kalau doa kita adalah doa yang dipengaruhi oleh pola pikir rohani?  Hal ini dapat diketahui dengan menguji motivasi pribadi kita saat berdoa. Seseorang Kristen sejati akan selalu mengetahui apakah motivasinya murni atau tidak, tetapi seorang Kristen palsu akan selalu membela dirinya, agar hati nurani mampu menerima bahwa motivasinya sedang tidak murni saat berdoa.

Mereka yang memiliki iman Kristen yang murni, mengetahui motivasi mereka berdoa. Apakah motivasi itu murni atau tidak? 1 Yohanes 5:10 (TB) Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."

Jika doa mampu mendatangkan sukacita bagi orang percaya, menyegarkan jiwa mereka, melembutkan pikiran mereka maka itulah doa sejati Dalam Kitab Mazmur 36:7-9 (TB) Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu. Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang

Jika doa-doa kita tidak menjadikan kita memiliki kerinduan untuk hidup secara rohani. Kita harus berdoa dengan penuh keredahan hati. Tetapi doa yang merindukan untuk dapat berlaku secara rohani. Maka kita dapat menganggapnya sebagai pola pikir rohani.

Orang-orang Kristen yang berdoa dengan benar, akan selalu dimampukan untuk berlaku benar, dan selalu menjaga kesalehannya. Doa kita yang timbul dari ungkapan kasih kepada Kristus, maka sudah dapat dipastikan hal ini karena kita mempunyai pola pikir rohani. 

Sangat berbeda jika doa-doa kita hanya berpusat pada kesenangan diri, meminta jodoh, sukses dan lain-lain ini sudah dapat dipastikan kita sedang menjadikan Tuhan sebagai mesin pemberi kebutuhan kita, dan kita sedang menjadikan diri kita tuhan atas diri sendiri. Jika doa-doa yang murni itu diikuti oleh tindakan nyata, maka kita dapat menganggapnya sebagai dampak dari pola pikir rohani.

Yakobus 1:27 (TB) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Kadang kita mendengar orang benar dengan sedih mengatakan, “saya tidak dapat bersukacita dalam doa”. Jika orang benar dalam kesedihannya tidak dapat bersukacita dalam doa-doanya, dan ia melihat hal itu sebagai tantangan dalam berdoa untuk memperoleh hadirat Allah. 

Karena kita sangatlah berdosa jadi sangat sulit bagi kita untuk dapat menikmati Allah secara nyata.  Jadi suatu tantangan itu tidak akan menjadikan kita untuk berhenti berdoa. Melainkan kita akan lebih bersungguh lagi berdoa. Pada akhirnya kita akan menikmati kasih Allah dalam doa-doa kita.

Adakalanya sangatlah baik untuk mendengar, kesaksian hidup sesama orang percaya. Dapat menumbuhkan iman orang percaya. Tetapi sangatlah menyedihkan pada masa kita sekarang, begitu sedikit orang-orang bergairah untuk membicarakan hal-hal rohani.

Mereka lebih suka membicarakan hal-hal duniawi. Hal ini menunjukan kepada kita begitu tidak sehatnya kehidupan rohani orang Kristen hari-hari ini.

Jika pemikiran rohani hanya dapat dihasilkan oleh stimulasi dari luar, maka berarti pemikiran tersebut bukan bersumber dari suatu pola pikir rohani dalam diri seseorang. Pola pikir rohani ibarat seperti seorang anak yang berada dalam rumahnya sendiri jika ia tidak berada dalam rumah, ia akan dirindukan dan diharapkan untuk kembali.

Sebagian orang mengetahui keberadaan hal-hal rohani, namun tidak berhasil memaksa dirinya untuk mencarinya, maka hal ini membuktikan bahwa pola pikir duniawi adalah musuh utama pola pikir rohani. Kiranya kita, selalu memandang hanya padaYesus, menikmati Dia saja setiap saat. 

3.Kehidupan Yang Bukan Aku Lagi Tetapi Yesus Yang Ada Dalam Aku 

Roma 8:6 (TB) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtra. 

Damai sejahtera, siapa yang tidak ingin hidup dalam damai sejahtra? Tetapi Paulus berkata damai sejahtra ini hanya didapat oleh orang yang berpola pikir rohani. Sebaliknya tidak berpola pikir rohani akan mendatangkan maut. Jadi apa yang dimaksud dengan pola pikir rohani itu? juga apakah yang dimaksud dengan kehidupan yang damai sejahtera? Dan bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita mempunyai pola pikir rohani atau belum?

Hal ini bukanlah Sesuatu yang sederhana karena pada saat yang sama kita dapat merasakan pengaruh keduanya secara bersamaan. Baik pola pikir rohani maupun pola pikir duniawi. Orang Kristen sejati akan menyadari  bahwa perperangan keduanya tidak berkesudahan.  Galatia 5:17 (TB) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa diri kita tidak sedang menipu diri kita sendiri? Dibawa pimpinan pola pikir duniawi berarti berseteru dengan Allah. (Roma 8:8) Dan akibatnya kita akan mendapat maut. (Roma 8:13). Hal inilah pertentangan tragis dengan hidup dan damai sejahtera.

Maksud Paulus dengan pola pikir rohani, kata “Roh” dalam Kitab Suci dapat berarti “Roh Kudus” (Roma 8:9), atau “kehidupan rohani yang dihasilkan oleh Roh Kudus di dalam diri orang percaya” (Yohanes 3:6).

Istilah pola pikir rohani yang dimaksudkan Paulus dalam bagian ini adalah orientasi kehidupan rohani yang ada dalam diri orang percaya. Kehidupan rohani yang baru ini memberikan kepada orang percaya untuk dapat merenungkan dan bersukacita di dalam hal-hal rohani, hal yang belum pernah terjadi sebelum pertobatan.

Orang dunia akan selalu memiliki prioritas yang kepada hal-hal duniawi tetapi orang percaya selalu memberikan prioritasnya kepada hal-hal rohani, sehingga ia mampu mengasihi jiwa-jiwa. Mengabarkan Injil kepada orang lain, melatih dan mendidik. Sehingga orang yang terdidik dan terlatih itupun akan bersukacita dalam hal-hal rohani, dan memuliakan Allah.

Pikiran yang terus mengarah ke hal-hak rohani. Kasih yang terhadap hal-hal rohani yang terus bertumbuh. Pengalaman kepenuhan sejat yang didapatkan melalui hal-hal rohani. Inilah tiga istilah pola pikir rohani. Ketika kasih kita terhadap dunia ini dan segala jenis argumentasinya yang terdengar masuk akal, telah menggantikan kekkuatiran kita untuk menjadi terlalu mengasihi dunia. Maka berarti kita telah menjadi kurang berpola pikir rohani.

Galatia 2:20 (TB) Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Kehidupan kita adalah Kristus. Jika saja kita sudah disalibkan bersama Yesus maka berpola pikir rohani, berdoa dan mencintai Alkitab adalah sesuatu yang gampang. Gampang karena Roh Kudus memampukan kita.

Kita memiliki kehidupan yang baru, “dulu saya mencintai dunia, namun kini saya mencintai hal-hal Rohani, karena dari hal-hal rohani inilah saya menemukan kekasih hati ini. Kekasih yang sangat mencintai saya.” Kita akan mempunyai seruan yang hanya berpusat pada Yesus. Sehingga seindah apapun yang dunia tawarkan itu tidak dapat membuat kita terkecoh.

Karena kita mengerti oleh karunia Allah, sangat mengerti segala yang dunia ini berikan adalah kepalsuan. Hidup kita hanya akan berpusat pada Injil, memberitakan Injil dan mengasihi Injil dan jiwa-jiwa. Kiranya Allah yang penuh rahmat itu, memberikan kepada kita pengertian, dan selalu mampu untuk berpola pikir rohani setiap saat, kita mengerti bahwa Yesus selalu bersama kita, “hidup kita bukannya kita lagi melainkan Yesus yang hidup dalam kita.” Amin.

____________________

Diambil dari;

  • Judul Buku Berpola Pikir Rohani
  • Penulis John Owen (1616-1683)
  • Penerbit Momentum
  • Halaman 18-20 dan 26-28  dan 76-77 

Posting Komentar untuk "Pola Pikir yang Diubahkan; Memiliki Pola Pikir Rohani"