Renungan Amsal 29:18 Bila Tidak Ada Wahyu, Menjadi Liarlah Rakyat
Ayat Alkitab Amsal 29:18
Judul Renungan; Bila Tidak Ada Wahyu, Menjadi Liarlah Rakyat
Amsal 29:18 (TB) Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
Kesesatan yang mempengaruhi anak-anak muda di zaman sekarang, secara praktis bahwa tidak adanya kebenaran mutlak bagi mereka. Setiap kebenaran adalah objektif, memang ini terlihat menyenangkan. Karena saya dapat mendefinisikan kebenaran yang saya anut berdasarkan apa yang saya inginkan dan begitu juga dengan Anda, Anda bebas. Ini berakar dari manusia yang tidak menginginkan wahyu Allah, berakar dari pikiran yang tidak diisi dengan Firman Tuhan, berakar pada kehidupan yang tidak berpusat pada Firman Tuhan.
Kita bisa saja tetap menjadi seorang Kristen yang baik, namun tidak pernah benar-benar mengerti kebenaran Allah yang mutlak karena kita tidak pernah menginginkan Allah. Alkitab mungkin di hadapan kita dan kita membacanya sekilas untuk mencari sedikit pengetahuan dan motivasi yang menyenangkan kita sehingga kita dapat hidup seperti duniawi yang rohani. Cara berpikir kitalah yang mempengaruhi Alkitab kita. Sehingga kehidupan kita adalah seseorang yang liar tanpa wahyu Allah.
Saya rasa Anda tersinggung dengan tulisan ini, tetapi inilah kebenarannya. Saya seperti itu sebenarnya, definisi dari apa yang ada di dalam hati dan pikiran saya adalah keliaran yang tidak terbendung, ketika saya tidak kembali hidup untuk tunduk pada firman, ini dengan jelas terlihat oleh saya sendiri. Kita pada dasarnya memiliki natur yang sama. Natur berdosa, yang melekat pada setiap kita.
Melalui renungan ini, saya mengajak Anda untuk merenungkan kembali setiap kebenaran yang ada di hati dan pikiran kita yang telah menjadi prinsip hidup kita. Dan membawanya ke cahaya terang Injil untuk dikoreksi, diubah sehingga kita hidup berpusat pada Tuhan dan menuruti firman-Nya. Roh Kudus memampukan Anda dan saya.
Mengapa menjadi liar?
Allah menciptakan semuanya, dunia dan segala isinya, sampai pada penciptaan manusia dan semua itu sungguh amat sangat baik. Allah datang kepada manusia dan memperkenalkan diri-Nya, agar manusia mengenal Dia dan segala perintah-Nya haruslah ditaati. Agar manusia hidup di dalam Dia dan menikmati persekutuan dengan Dia. Allah dan manusia dengan bebas berkomunikasi, manusia menikmati kehidupan yang mudah, makanan yang melimpah dan pemandangan yang indah. manusia hidup seperti yang Allah inginkan, yaitu mengusahakan dunia.
Tetapi, pada Kejadian 3, kita dapat melihat awal mula manusia menjadi liar. Manusia tidak lagi mencintai wahyu Allah, manusia lari dari-Nya karena malu, mereka tahu mereka melakukan kesalahan. Tetapi mereka tidak mau mengakui semua itu karena mereka masih membenarkan diri. Adam bahkan menyalahkan Allah, karena telah memberikan Hawa kepadanya. Ini adalah akar dari kehidupan manusia yang liar.
Manusia lebih mendengarkan setan yang merasuki ular, dibandingkan Allah, mereka ingin menjadi seperti Allah, mereka tidak ingin tunduk kepada-Nya, mereka melawan Dia dan mereka telah menjadi hamba dosa. Manusia adalah hamba dosa, maka menjadi sangat liar. Inilah fakta mengerikan, bahwa Anda dan saya orang-orang liar, pendosa dan tidak menginginkan Allah.
Lalu buah dari keliaran ini, dijelaskan oleh Amsal dengan sangat baik, saya merangkumnya menjadi 16 kalimat;
- 1. Bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran (Suka bertengkar).
- 2. Orang fasik mendatangkan keluhkesah (Tidak membawa kedamaian).
- 3. Bergaul dengan pelacur memboroskan harta (Budak nafsu dan menjadi miskin).
- 4. Memungut banyak pajak (Menindas orang lemah).
- 5. Orang yang menjilat sesamanya (Manipulasi).
- 6. Orang yang jahat terjerat oleh pelanggarannya.
- 7. Pencemooh mengacaukan kota.
- 9. Orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan.
- 10. Membenci orang saleh.
- 11. Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya.
- 12. Orang yang jujur jalannya adalah kekejian bagi orang fasik (Membenci kejujuran).
- 13. Menerima bagian dari pencuri.
- 15. Keangkuhan merendahkan orang.
- 16. Pemarah menimbulkan pertengkaran.
Ketika saya merenungkan, 16 kalimat di atas, saya sadar inilah saya, inilah kecenderungan saya dan definisi nyata dari apa yang ada di dalam diri saya. Sayalah orang liar itu, sayalah sih pendosa yang lebih suka melakukan segala sesuatu seperti yang saya anggap benar dan baik. Kebenaran Objektif menyesatkan, ini mematikan dan menjauhkan kita dari Tuhan yang memiliki kebenaran mutlak di mana seharusnya semua manusia tunduk pada kebenaran itu dan taat. Terutama Anda dan saya, kita yang adalah orang-orang Kristen.
Kita masuk pada poin ke dua, untuk hidup seperti yang Allah inginkan.
Bagaimana agar tidak liar?
Saya mengundang Anda untuk kita bersama-sama merenungkan dan berdoa berdasarkan ayat-ayat di bawah ini; Inilah kebenaran yang membebaskan kita dari kematian dosa.
Amsal 29:15A,17 (TB) Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
Mazmur 119:9-10 (TB) Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
2 Timotius 3:16 (TB) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Titus 2:11-12 (TB) Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.
Kita mulai semua ini dengan kasih karunia, bahwa semuanya dimulai oleh Allah sendiri bukan kita, Ia yang telah memanggil Adam dan Hawa yang telah berdosa. Hari ini melalui undangan Injil telah memanggil kita dan membawa kita keluar dari kehidupan lama. Untuk bertarung, melawan keinginan lama dan membiasakan diri kita, hidup seperti Yesus Kristus hidup.
Hal yang sangat berharga, yang harus Anda dan saya fokuskan setiap hari yaitu kehidupan yang berpusat pada Kristus. Bahwa kita haruslah setiap hari berjuang untuk hidup sama seperti Yesus, hidup berbahagia karena berpegang pada hukum Tuhan. Hidup yang berjaga-jaga untuk mematikan kefasikan diri sendiri, dengan cara membawa diri kita bersekutu dengan firman Kristus, dengan orang-orang Kristen yang berpusat pada Yesus, komunitas yang sehat.
Secara praktis, bertekunlah membaca Alkitab, tidak akan pernah ada transformasi rohani, ketika Alkitab kita abaikan. Kita membutuhkan nutrisi rohani, kita membutuhkan Roti hidup yaitu bersekutu dengan Yesus melalui pembacaan Alkitab kita, mempelajari Alkitab dengan sangat tekun, dengan memaksa diri, menyalibkan daging dan hidup untuk merenungkan Kristus.
Didikan berasal dari firman Tuhan, sebab firman berasal dari Allah, diilhamkan oleh Dia. Ada kuasa yang mengubahkan, ketika firman Tuhan yang mempengaruhi cara berpikir kita, ketika kita bertekad untuk tunduk, untuk taat, berserah pada apa yang Tuhan inginkan dari kehidupan kita yang baru yang telah menjadi milik-Nya.
Nasehat Paulus kepada Titus, bahwa kehidupan yang ada di dalam kasih karunia, merupakan kehidupan yang meninggalkan kehidupan duniawi. Bersama-sama dengan Roh Kudus yang ada di dalam kita, kita dimampukan untuk meninggalkan kehidupan yang demikian, kehidupan yang tidak menyenangkan Allah dan kita hidup dengan penuh kesadaran untuk bertobat dan berserah pada kuasa Injil yang direnungkan, kuasa Injil yang mengubahkan.
Doa; Tuhan, kami bersyukur karena hukum-Mu manis seperti madu. Bawalah kami ke dalam ruangan didikan-Mu, sehingga kami terus menyadari akan kehidupan kami yang berdosa dan cendrung melawan Engkau dan tidak berbakti pada-Mu. Kuatkan kami untuk menerima setiap kritik-Mu, melalui kehidupan yang nyata. Besarkan hati kami, untuk dapat menerima teguran, mampukan kami untuk menahan rasa sakit rotan yang dari-Mu. Sehingga kami bertobat, mengakui segala kesalahan hati kami, semakin berserah, semakin memberikan diri kami kepada-Mu. Bukan karena tertekan, tapi karena kesadaran bahwa setiap teguran-Mu adalah kasih yang sejati dan abadi yang mendatangkan hidup, yang memberikan hikmat salib, yang mengarahkan kami untuk semakin menjadi seperti Yesus dalam kehidupan kami sehari-hari. Terpujilah Engkau sampai selama-lamanya di dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 29:18 Bila Tidak Ada Wahyu, Menjadi Liarlah Rakyat"
Silahkan Berkomentar