Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan 2 Timotius 2:3-6 Ikutlah Menderita

Renungan 2 Timotius 2:3-6 Ikutlah Menderita

Ayat Alkitab 2 Timotius 2:3-6

Judul Renungan: Ikutlah Menderita

2 Timotius 2:3-6 (TB) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.

Pertama-tama kita kuat di dalam kasih karunia Tuhan, untuk hidup dalam kasih karunia, maka kita dengan senang hati   merenungkan Injil. Di mana Injil yang kita renungkan berpusat pada apa yang telah Yesus kerjakan selama Ia ada di dalam dunia ini. Kita merenungkan kehidupan Yesus, kita merenungkan kematian Yesus, kita merenungkan kebangkitan Yesus dan kita merenungkan bagaimana kita sebagai seorang murid diutus untuk menghasilkan murid. 

Merenungkan Injil berarti juga merenungkan kelahiran Yesus, di mana Allah yang mulia, berkuasa, dan pencipta dunia ini, menjadi manusia dilahirkan di kandang dan dari latar belakang kuluarga yang dapat dikatakan miskin. Ketika Yesus benar-benar menjadi pusat dari apa yang kita pikirkan dan kehidupan kita berserah kepada Dia, kita bertobat dari dosa dan bersekutu dengan Dia untuk mengenal Dia dan semakin mengasihi Dia. 

Sebab melalui Injil kita dapat mengerti bahwa Allah mengasihi kita, menebus kita ketika kita masih bobrok di dalam dosa yang mematikan. 

Kedua, kita hidup untuk melayani orang lain, untuk menginvestasikan waktu dan tenaga kepada orang-orang yang dapat dipercayai. Dan yang cakap mengajarkan Injil kepada orang lain lagi, ini adalah panggilan kita, untuk menghasilkan anak-anak rohani, untuk hidup membawa orang-orang kepada Kristus. 

Ketika kita hidup dan kuat dalam kasih karunia, kita menikmati kasih karunia tersebut. Dan ketika kita telah menikmati kasih karunia, berarti kita memberitakan kasih karunia Kristus yang telah kita nikmati. Kita berbagi hidup, kita mengasihi dan kita mempermuliakan nama Yesus ketika memperkenalkan Yesus, melalui kehidupan kita yang diinvestasikan kepada orang lain. 

Inilah yang menjadi rangkuman saya, untuk menjelaskan 2 Timotius 2:1-2, selanjutnya Paulus memberikan penjelasan. Agar kita dapat benar-benar merenungkan, memahami dan memperaktikkan kehidupan yang telah ada di dalam kasih Kristus, kehidupan baru yang mematikan dosa dan hidup bagi Allah. 

Paulus memakai, dua istilah penting untuk menjelaskan siapa kita dan apa yang harus kita kerjakan di dalam kehidupan kita  yang sekarang ini. Saya akan membawa Anda merenungkan 3 poin yaitu;

Seorang Prajurit = Ketaatan Meskipun Menderita

Komandan kita adalah Kristus, kita benar-benar dipanggil dari dalam lubang dosa, dari kematian akibat dosa. Dihidupkan di dalam Yesus untuk hidup bagi kehendak Yesus. Inilah yang Paulus kerjakan setelah ia bertobat, yaitu hidup untuk taat kepada Sang Komandan, untuk tidak lagi memikirkan keinginan yang bersifat bagi diri sendiri. Melainkan bagi Kristus yang telah membebaskan dirinya dari dosa.

Dasar kita menjadi seorang prajurit Kristus adalah kasih kita kepada-Nya, dengan pemikiran yang dipenuhi kesadaran bahwa Dia telah mengasihi kita ketika kita masih berdosa. 

Kita taat kepada Kristus, bukan karena rasa takut atau pun karena di bawah tekanan. Melainkan, karena kita benar-benar mengerti bahwa hidup kita diciptakan untuk diri-Nya. Seorang prajurit, tidak lagi memikirkan hal-hal bagi dirinya sendiri, melainkan memikirkan bagaimana ia dapat benar-benar berguna bagi orang lain. Dan kehidupan yang seperti yang Kristus inginkan. 

Saudaraku, ketaatan kita kepada Kristus tidak akan pernah benar-benar mendatangkan kehidupan yang nyaman. Ini adalah panggilan untuk menderita bersama Yesus, keadaan di dalam hidup ini tidak sedang baik-baik saja, tetapi pada saat yang sama bahwa kasih Kristus melimpah di dalam hati dan pikiran kita, bahwa kasih Kristus itulah yang menjadi kekuatan dan sumber kehidupan meskipun kita menderita.

Hidup tanpa Yesus, merupakan penderitaan yang sia-sia. Hidup dalam Yesus dan taat kepada-Nya, melakukan apa yang Dia inginkan di dalam kehidupan kita meskipun menderita. Semua itu tidak pernah sia-sia, semua itu mendatangkan kemuliaan, makna dan tujuan yang sejati. Jadi marilah kita melihat pada Kristus yang telah disalibkan itu, belajar untuk hidup taat kepada-Nya. Melalui kegiatan-kegiatan kecil harian kita. Merenungkan firman Tuhan dan berdoa, berdasarkan firman Tuhan.

Seorang Olahragawan = Ketekunan Meskipun Menderita

Aturan utama sebagai seorang olahragawan adalah, ia harus benar-benar memberikan seluruh kehidupannya untuk berlatih. Tidak ada setitik pun bagian kehidupan yang tidak difokuskan pada perlombaan yang akan dilakukan. Ia harus berlatih, berlatih da berlatih. Inilah aturannya, bahwa Anda harus benar-benar menjadi sangat terbiasa melakukan perlombaan yang Anda lakukan. Dan untuk dapat benar-benar terbiasa. Anda harus benar-benar terlatih. 

Latihan dan ketekunan haruslah berjalan secara beriringan, ketika Anda berlatih, maka Anda harus benar-benar tekun berlatih. Istilah lain dari ketekunan adalah disiplin yang sangat tinggi. Bagaimana dengan Anda dan saya yang sekarang mengaku bahwa kita telah percaya kepada Yesus.

Saya harus kembali menegaskan bahkan mengingatkan kebenaran ini, bahwa ketika Anda mengaku percaya kepada Yesus, itu sama dengan bahwa hidup Anda kini menjadi milik Yesus. Dan aturan hidup ketika kita menjadi milik Yesus, yaitu hidup menurut keinginan Yesus, untuk setiap hari dipimpin oleh Roh Kudus. 

Tekun memikul salib, tekun menyangkal diri, tekun berserah diri, dan tekun hidup bagi pelayanan Kristus. Tekun melakukan segala sesuatu yang terarah pada bagaimana kasih Yesus dapat dikenal, kasih Yesus dapat diberitakan. Tekun melakukan segala sesuatu yang mengarahkan kita, untuk semakin mengenal Yesus dan mengasihi Yesus. Tekun mematikan dosa yang ada di dalam diri kita, tekun untuk hidup bagi Allah saja setiap saat.

Ketekunan kita, tidak dasarkan pada kekuatan kita, ketekunan kita didasarkan pada kasih karunia yang melimpah-limpah di dalam Yesus. Ketekunan kita oleh karena kita adalah anak Allah yang disertai, dikuatakn, diberikan sukacita dan kehidupan yang benar-benar bermakna. Sehingga ketekunan ini, kita nikmati, karena Yesus ada bersama-sama dengan kita.

Melalui ketekunan inilah, kita semakin mengenal Yesus dan mengasihi Yesus, pada saat yang sama sistem dunia, kuasa kegelapan akan semakin membenci kita. Kebencian dunia pada kita, adalah akar dari penderitaan. Sama seperti para murid yang bertekun di dalam kasih karunia, mereka yang dibenci hingga mereka dibunuh. Demikianlah kehidupan kita, mungkin kita tidak hidup seperti para murid abad pertama. Namun penderitaan di dalam konteks kehidupan yang berbeda akan selalu terjadi dalam kehidupan Anda dan saya yang bertekun di dalam Kristus.

Kita hidup di dalam dunia yang menderita, jadi tidak ada kehidupan tanpa penderitaan. Yang menjadi pertanyaan bagi Anda dan saya melalui ketekunan kita, apakah penderitaan yang kita alami. adalah penderitaan yang sia-sia, atau penderitaan yang membawa kemuliaan dan makna kehidupan?

Baik itu ketaatan kepada Kristus, melalui ketaatan itu kita tekun di dalam Kristus, untuk hidup bagi Kristus. Akan selalu adanya penderitaan yang menjadi penghalang kita untuk hidup melayani Kristus dan semakin serupa dengan Kristus. 

Seorang Petani = Menikmati Hasil dari Ketaatan dan Ketekuman

Inilah yang memuaskan, ketika Anda dan saya benar-benar menaruh hidup kita pada Kristus dan melayani seperti Kristus melayani. Hasil dari ketekunan dan ketaatan kepada Kristus, adalah keselamatan kekal bagi mereka yang Anda dan saya layani. Ketika melihat orang-orang dibawa kepada Kristus, tidak akan pernah ada sukacita di dalam dunia ini, yang dapat hadir sama seperti sukacita tersebut. 

Kita menginvestasikan seluruh hidup kita untuk orang-orang yang kita bawa kepada Yesus, kita bertekun melakukannya. Kita berlatih untuk menang di dalam perperangan melawan  kuasa dosa, melawan manipulasi setan yang terus berjuang membawa kita menjauh dari kasih karunia Kristus. Seorang petani sejati akan berfokus pada apa yang sedang ia kerjakan, yaitu menyiapkan lahan pertanian, menanam benih, pengairan, perawatan tanaman, dan panen. Semua ini membutuhkan fokus, membutuhkan perjuangan untuk memperhatikan.

Ketika Anda dan saya melayani orang lain, semua tenaga, pikiran dan fokus kita diarahkan pada orang-orang yang sedang dilayani. Untuk membawa mereka kepada Kristus, untuk mendoakan mereka sehingga hati mereka dibukakan kebenaran Injil yang melimpah-limpah. 

Untuk membawa mereka kepada kasih karunia, untuk melayani mereka secara sungguh-sungguh. Untuk benar-benar meminta kasih karunia Tuhan, sehingga ketika kita memenangkan hati seseorang untuk dibawa kepada Kristus, semua itu kasih karunia dan benar-benar memuaskan. 

Jiwa-jiwa yang diselamatkan dan bertumbuh dalam kasih karunia, merupakan kepuasan yang didapatkan, inilah hasil yang benar-benar dapat dinikmati oleh seorang petani yang taat dan bertekun. Jadi sekarang, melalui artikel ini, ada seruan yang sama seperti yang Paulus serukan. Marilah kita menderita bersama Yesus, untuk selalu mengikut jejak-Nya. 

Sebab kuk yang ditanggung oleh Anda dan saya, ketika kita mengikut Yesus, kuk itu sangatlah ringan, kuk itu memberikan damai sejahtera dan sukacita. Dan tujuan dari hidup kita yang baru sekarang ini, adalah Kristus, Dia yang telah membebaskan kita dari dosa dan membawa kita pada kepenuhan akan Dia, bahwa pemberian terbaik itu adalah diri-Nya sendiri untuk kita dan diri kita untuk diri-Nya. 

Kepuasan di dalam Yesus, merupakan yang kita benar-benar kita inginkan dan dicari oleh semua orang di dunia ini, mereka yang sampai hari ini masih ada di dalam cengkraman manipulasi setan. Jadi marilah kita menderita dan puas dalam penderitaan karena Yesus ada bersama-sama dengan kita. Soli Deo Gloria.

Posting Komentar untuk "Renungan 2 Timotius 2:3-6 Ikutlah Menderita"