Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 37:32-33 Orang Benar Terlindungi

Renungan Mazmur 37:32-33 Orang Benar Terlindungi

Ayat Alkitab Mazmur 37:32-33

Judul Renungan; Orang Benar Terlindungi 

Mazmur 37:32-33 (TB) Orang fasik mengintai orang benar dan berikhtiar membunuhnya; Tuhan tidak menyerahkan orang benar itu ke dalam tangannya, Ia tidak membiarkannya dinyatakan fasik pada waktu diadili. 32-33 (BIMK) Orang baik diintai orang jahat yang mencari kesempatan untuk membunuhnya. Tetapi Tuhan tidak membiarkan dia jatuh ke tangan musuh, atau dihukum pada waktu diadili.

Ketika Yesus menjadi tujuan dari kehidupan kita, maka dunia yang dahulu sahabat kita kini menjadi musuh kita, kita bukan lagi milik dunia. Kita bukan lagi budak dosa, kita bukan lagi melakukan segala sesuatu berdasarkan apa yang diinginkan oleh daging, melainkan kita melakukan segala sesuatu berdasarkan keinginan Allah, inilah yang kita perjuangkan, kerjakan dan terus pergumulkan.

Kefasikan mengintai kita, untuk membawa kita pada penderitaan yang sia-sia, untuk memberikan kepada kita kehidupan yang tidak lagi bermakna. Ketika kita benar-benar menyerahkan diri kepada Allah, hidup untuk memberitakan Injil. Maka kematian fisik mengintai untuk menakutkan kita, kefasikan ingin membunuh orang benar. 

Dosa telah menjadikan manusia tuhan atas dirinya sendiri, menjadikan manusia sangat jahat, tidak terkendalikan. Manusia telah ada di dalam kekosongan hidup, tanpa kasih dan tanpa belas kasihan. Segala sesuatu hanya terpusat pada dirinya sendiri, bahwa membunuh orang-orang kudus yang memberitakan Injil, suatu kebenaran bagi mereka yang hidup fasik.

 Mereka memusuhi Allah yang kudus, karena kefasikan tidak suka dengan aturan Allah, mereka membenci yang menciptakan mereka dan terus berlaku seolah-olah mereka hidup dan berkuasa di dalam dunia ini.

Di dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, orang-orang yang lebih banyak membenci kebenaran. Sehingga mereka terus mengancam orang benar milik Yesus. Namun orang benar ada dalam genggaman tangan Allah yang berkuasa. Ketika kita hidup untuk memberitakan kasih Yesus, kita bisa saja benar-benar menderita, kita ada dalam ancaman maut, setiap hari kematian mengintai kita, jika bukan kematian, maka kita diajak untuk kembali hidup dalam kejahatan. 

Untuk menjadi orang fasik, harga yang harus dibayar adalah kehidupan yang sia-sia. Untuk menjadi seseorang yang benar, kita dimatikan di dalam kebenaran dan menerima Yesus sebagai harta berharga kita, Yesuslah harapan untuk kehidupan yang sekarang dan setelah kematian fisik. 

Kita beroleh jaminan perlindungan dari Allah sendiri, bahwa Dia yang telah membenarkan kita di dalam Yesus, menyelamatkan kita dari pembunuhan orang fasik. Tuhan tidak menyerahkan kita ke dalam tangan kefasikan, kita dilindungi, bahwa keselamatan yang telah diberikan kepada kita, tidak dipengaruhi oleh penderitaan yang ada, oleh penderitaan yang dapat dialami di dalam dunia oleh karena kejahatan.

Orang yang membenci kebenaran bisa saja membunuh kita secara fisik, namun jiwa yang puas di dalam Yesus, aman di dalam kasih karunia. Kita dimampukan untuk tidak menyangkal Dia, kita dimampukan untuk tetap kuat dalam kasih karunia-Nya. Kita telah diselamatkan dari kematian kekal, keselamatan itu tetap, Yesus ada di dalam kita dan kita di dalam Yesus. Inilah pengharapan yang Injil dapat berikan.

Ketika Allah sendiri berjanji untuk memberikan kehidupan yang memang melawan kejahatan. Dia tidak membiarkan kita menjadi seseorang yang hidup sebagai hukuman apalagi budak. 

Sebab ketika kita bertobat dari dosa, ketika kita melihat pada pengorbanan Yesus, ketika kita memandang kepada Dia yang memberikan hidup-Nya untuk disalibkan, ketika Dia dimatikan di dalam segala dosa kita, kita beroleh hidup yang kekal oleh karena Yesus memberikannya. Inilah kasih karunia yang Injil beritakan inilah yang menjadi dasar dari keberanian kita hidup di dalam dunia yang jahat terhadap orang-orang yang berpengharapan kepada Yesus.

Di dalam Yesus, jiwa kita benar-benar terlindungi, kita dibebaskan dari kematian kekal. Dan hidup dalam makna di mana Yesus menjadi kesukaan kita sampai selama-lamanya. Amin Soli Deo Gloria.