Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Matius 26:38 Hati yang Sedih Membuahkan Keselamatan

Renungan Matius 26:38 Hati yang Sedih Membuahkan Keselamatan

Ayat Alkitab Matius 26:38

Judul Renungan: Hati yang Sedih Membuahkan Keselamatan

Matius 26:38 (TB) lalu kata-Nya kepada mereka: ”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”

Ketika melihat satu realita dari kematian, bukanlah perkara yang mudah untuk bisa menerima bahwa diri kita pada akhirnya akan mati. Kematian menjadi fakta yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manusia. Waktu begitu cepat berlalu, hari-hari silih berganti menuju satu titik dari waktu, yaitu kematian setiap kita yang hari ini masih dapat bernapas. Inilah yang Yesus rasakan, kematian-Nya sebentar lagi akan terjadi, ada kesedihan yang mendalam karena kematian yang Yesus ketahui akan berkuasa atas diri-Nya. Kematian Kristus, ini merupakan kematian yang telah direncanakan, kematian yang akan menerima murka kekal dari Allah.

Kematian yang mendatang kehidupan kekal, namun diawali dengan penderitaan yang mengerikan, bukan hanya menderita secara fisik. Ini juga penderitaan di dalam Roh yang hidup, jiwa yang kekal terpisah dari kemuliaan Allah yang menghidupkan. Yesus menghadipi neraka, inilah yang menjadi alasan utama mengapa Yesus sangat takut, di dalam kemanusiaan-Nya, Ia merasakan kengerian dari dosa dan kutuk dosa yang akan ditimpakan kepada-Nya di atas kayu salib. Hati-Nya sangat bersedih, kematian kekal yang seharusnya ditimpakan kepada Anda dan saya, ditimpakan kepada Yesus yang telah hidup secara sempurna di hadapan Allah yang kekal.

Saya berusaha membawa diri saya, untuk berada pada waktu itu, ketika Yesus benar-benar sedih. Ketika mendapati bahwa diri-Nya sebentar lagi akan menjadi manusia paling hina dan berdosa sepanjang sejarah. Dosa jutaan orang, ditimpakan kepada-Nya. Dosa Anda dan saya diberikan kepada Yesus, ini memberitakan kepada kita makna yang mendalam dari salib Kristus, dari kematian yang diterima oleh Kristus.

Baik itu dosa orang-orang munafik yang saleh dan dunia keagamaan mereka, dosa-dosa yang memberikan kemegahan kepada manusia. Dan juga dosa pemerkosa, pembunuh, dan teroris. Semua dosa ini, seolah-olah Yesus yang melakukannya. Ini sangat tragis, ini sangat-sangat mengerikan. Maka dari itu, jika Anda menyadari kebenaran ini, Anda tidak akan pernah ingin lepas dari kasih yang sangat besar ini. Inilah Injil, kebenaran yang membebaskan kita dari kuasa dosa, ketika kita merenungkannya. Injil merupakan kuasa Allah yang menyelamatkan, Injil adalah Yesus Kristus itu sendiri, Dia yang bersedih karena kematian ditimpakan kepada-Nya.

Di balik kematian-Nya, ada sukacita yang menantikan, ada orang-orang beriman yang dibangkitkan, ada kawanan besar orang-orang yang percaya kepada-Nya. Itu adalah gereja-Nya, orang-orang yang dibenarkan oleh kebenaran Yesus karena percaya. 

Saudaraku, ketika kebenaran ini dapat Anda dan saya mengerti, marilah kita terus bersedih bergumul bersama-sama dengan Yesus, untuk membawa lebih banyak orang datang kepada Yesus melalui Injil yang kita nikmati dan beritakan.

Kasih Yesus kepada manusia hina, manusia yang seharusnya dibinasakan dan tidak pantas samasekali menerima anugerah yang begitu besar dari Allah. Kebesaran dosa, merupakan kebesaran dosa yang ditimpakan kepada Yesus ketika Ia disalibkan. 

Saya tidak dapat membayangkan secara sempurna dan menuliskannya pada artikel ini, bagaimana Yesus saat itu merasakan kesedihan-Nya. Tetapi saya berusaha memberitahukan kepada Anda bahwa kita adalah manusia-manusia bejat yang Kristus selamatkan, melalui kehidupan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.

Ia harus menjadi terbatas dan menangis, Ia bahkan membutuhkan teman. Dimana kawan-kawan-Nya yang juga orang berdosa saat itu, tidak mengerti samasekali beban yang sedang Yesus derita. Mereka bahkan tertidur ketika Yesus berdoa, Yesus bahkan menderita sebelum dagingnya tercabik dan darahnya tercurah. Inilah yang harus Anda dan saya renungkan, inilah yang mengubahkan batin kita, inilah yang membawa kita benar-benar terpusat pada Kristus setiap hari.

Ia membayangkan harus terpisah dari Allah Bapa yang Ia kasihi. Ia harus menerima semua kemarahan, keadilan, kekudusan Allah yang menyala atas diri-Nya. Layaklah Yesus dimuliakan, layaklah Ia selalu dipikirkan dan dirindukan. Biarlah hati kita hanya terpaut kepada Yesus setiap hari. Layaklah semua cita-cita-Nya, semua kerinduan-Nya menjadi kehidupan kita, karena semua kebenaran dan kekudusan-Nya juga menjadi bagian kita, biarlah Kristus dikenal melalui kehidupan Anda dan saya. AMIN