Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 63:8 Pertolonganku

Renungan Mazmur 63:8 Pertolonganku

Ayat Alkitab Mazmur 63:8

Judul Renungan: Pertolonganku

Mazmur 63:8 (TB) sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.

Di dalam dunia yang sangat ramai dan berbagai tuntutan dunia modern untuk bisa ini dan itu. Kita memiliki satu pondasi yang kokoh untuk tetap semangat dan berharap akan kebaikan di mana kita mendapatkan peristirahatan sejati.  Melalui Mazmur kali ini, kita akan merenungkan bagaimana sebenarnya kehidupan di dalam Tuhan, mempercayakan kehidupan pada Tuhan, merupakan kehidupan yang banar-benar utuh.

Ketika Anda hidup, tidak menjadikan Tuhan sebagai sumber pertolongan Anda, Anda akan menemukan kerapuhan dalam hidup Anda. Ketika bukan Tuhan yang menjadi pusat akal pikiran Anda, maka Anda akan menjadikan ciptaan dan diri Anda sendiri pusat dari akal pikiran Anda, menjadi sumber pertolongan Anda. Kehidupan yang didasarkan pada hati manusia dan diri sendiri, pada akhirnya memberikan buah yang sangat mengecewakan. 

Bagaimana sehingga Tuhan, menjadi pusat dari akal pikiran kita? Pertanyaan ini, mengantarkan kita pada pekerjaan Allah di dalam sejarah umat manusia. Di mana manusia diciptakan Allah serupa dengan Dia, untuk menjadi cerminan Dia di dalam dunia yang telah Dia ciptakan. Kita pada dasarnya diciptakan untuk Allah, untuk menyembah Dia, kagum kepada-Nya dan menaruh seluruh kehidupan kita untuk bersekutu dengan Dia. Allah menciptakan kita, untuk  memiliki relasi kasih yang memuaskan antara kita dan Dia (Allah sendiri) dan antara kita dan sesama manusia.

Dosa telah masuk ke dalam diri manusia, karena tipu daya setan, manusia yang dahulu adalah kekasih Allah kini menjadi musuh Allah. Sehingga kita tidak lagi mencari pertolongan dari Allah, melainkan dari diri sendiri, kita tersesat di dalam hati pikiran kita yang jahat. Karena dosa, kehidupan manusia semakin kacau, manusia saling membunuh, saling memanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Untuk memperoleh pertolongan yang dia anggap dapat memuaskan dirinya.

Namun, apakah semua pekerjaan yang manusia kerjakan untuk memperoleh yang ia cari ia dapatkan. Jawabannya tentu tidak, sebaik, sukses dan sahabat seseorang. Ia tetaplah seseorang yang takut pada kematian, ada pencarian dan rasa kosong yang amat dalam ketika ia memikirkan tentang kematian yang sangat nyata. Sehingga untuk menghilangkan pemikiran tentang manusia, ia melanjutkan visinya, untuk menolong dirinya selama ia manusia hidup. perlahan tapi pasti, kematian tetaplah fakta yang tidak dapat manusia lawan. Tidak ada pertolongan tidak ada harapan.

Beralih dari kemampuan manusia, kepada Injil yang menjadi sumber dari kuasa Allah, Allah bekerja untuk menyatakan kabar baik. Bahwa Dia adalah Pribadi yang kita musuhi, namun Dia tetap mengasihi kita. Dia telah memanggil Daud dari kehidupan yang terbuang oleh keluarganya, untuk menjadi seorang ahli waris kerajaan, ini merupakan gambaran yang nyata dari Injil. Di mana Injil diberitakan kepada Anda dan saya, kita dapat percaya kepada Injil dan hidup dibebaskan dari diri sendiri yang lemah.

Sama seperti Daud, telah menyatakan Mazmur 63:7,9 (TB) 7 Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, – 9 Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.

Di dalam Yesus, kita dapat merenungkan kebaikan Allah, karena melalui kebenaran Injil kita mengenal Allah yang benar. Dia yang menyatakan pertolongan-Nya melalui Yesus Kristus, Yesus yang telah hidup, mati disalibkan dan telah bangkit dari kematian yang mengerikan. 

Kematian Yesus adalah kematian atas dosa, kebangkitan Yesus adalah kemenangan atas dosa, sehingga ketika kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kita dibebaskan dari kehidupan yang berdosa untuk hidup terus menerima kuasa Roh Kudus, menerima pertolongan Roh Kudus, merenungkan kasih Yesus dan di dalam Dia jiwa kita tenang. Kita memuji Dia dan memberitakan Dia kepada dunia yang sedang mencari pertolonga. Amin.