Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yakobus 1:17 Dorongan Berdoa Adalah Karena Allah Tidak Berubah

Yakobus 1:17 Dorongan Berdoa Adalah Karena Allah Tidak Berubah

Yakobus 1:17 (TB) Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

Ketidak-berubahan Allah merupakan landasan dan dorongan untuk beribadah dan menyembah kepada-Nya. Jika Ia adalah Allah, Ia harus dihormati, dan semakin dihormati karena Ia tidak bisa tidak adalah Allah! Sesungguhnya berdasarkan pertimbangan ini, sanjungan dan pemujaan [ketakjuban dan kekaguman] layak bagi Allah, karena pengetahuan dan kebaikan kehendak-Nya yang mustahil berubah adalah suatu kesempurnaan. 

Apakah ada penghiburan untuk berdoa kepada allah yang seperti bunglon, berubah warna setiap hari, setiap saat? Apakah bisa berbesar hati untuk mengangkat mata kita kepada allah yang pemikirannya  berubah setiap hari? 

Sebaliknya Allah kita adalah seorang raja yang janji-Nya pasti, dan oh alangkah membawa berkat karena Ia telah berjanji terhadap mereka yang mencari Dia! Seandainya Dia dapat berubah pikiran, hal itu akan menghalangi kita mencari Dia dan membuat frustrasi pengharapan-pengharapan kita. 

Bukankah natur-Nya yang luar biasa menjadi dorongan tertinggi untuk memohon berkat-berkat yang telah dijanjikan? Ini adalah seberkas sinar dari sorga yang mengobarkan ketekunan kita untuk memanjatkan permohonan! 

Allah menghendaki apapun yang dapat mendatangkan kebaikan bagi kita, jika kita menunjukkan kondisi tertentu apa yang dituntut-Nya. Apabila kita tidak mencari Dia, dikarenakan ketidak-acuhan dan kebodohan kita, kita memberikan indikasi seolah-olah Dia tidak tulus dan tidak bermaksud seperti apa yang dikatakan-Nya. 

Jika kita memohon menurut kehendak-Nya yang telah diwahyukan, ketidak-berubahan natur-Nya akan menjamin terwujudnya pemberian itu! (Alangkah lancangnya bagi seorang makhluk ciptaan yang bergantung pada kedaulatan-Nya jika meminta apa yang disadarinya berlawanan dengan kehendak Allah). 

Juruselamat kita menggabungkan janji dengan permohonan kita, janji demi mendorong permohonan, dan permohonan demi menikmati janji. Tidak dikatakan, ‘barangkali itu akan diberikan’, melainkan, ‘ini sudah pasti akan’, karena Bapa di sorga yang tidak berubah berkehendak mengaruniakan hal-hal itu! Kita wajib bergantung atas ketidak-berubahan-Nya demi sesuatu, dan tunduk pada hikmat-Nya untuk saat ini.

Stephen Charnock (1628-1680), Existence and Attributes of God, hlm. 131-132.