Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Amsal 11:12 Orang Dungu dan Berakal Budi

Renungan Amsal 11:12 Orang Dungu dan Berakal Budi

Ayat Alkitab Amsal 11:12

Judul Renungan: Orang Dungu dan Berakal Budi

Amsal 11:12 (TB) Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri.

Amsal 11:12 (BIMK) Menghina orang lain adalah perbuatan yang dungu; orang yang berbudi, tidak akan mengatakan sesuatu pun.

Amsal 11:12 (TSI) Bila engkau menghina sesama, engkau bertindak bodoh. Orang bijak tidak membalas hinaan.

Hinaan hadir melalui mulut seseorang, untuk menunjukkan bahwa dirinya jauh lebih baik dari orang yang sedang ia hina. Namun kebaikan diri yang orang tersebut bangun adalah ilusi atau dengan kata lain. Bukanlah kenyataan, dia buruk, sangat buruk bahkan Amsal menyatakan orang yang demikian adalah seseorang yang dungu, tidak berakal budi, ia hidup namun bertindak bodoh. 

Orang dungu suka menghina, suka membuliy, suka melukai perasaan orang lain. Orang dungu pada dasarnya hidup dalam luka yang dalam, ada luka karena perbudakan dosa yang bersarang di dalam dirinya. Orang yang suka melecehkan orang lain, merendahkan orang lain, bukanlah seseorang yang memiliki damai Sejahtera mau pun sukacita. Ia adalah seseorang yang tersiksa, hidup dalam tekanan dan penyesalan yang mendalam. 

Tuhan hadir ke dalam dunia, untuk menyelamatkan manusia dari sifat dungu yang berakar dari dosa, untuk menjadikan seseorang berakal budi dan tidak memegahkan diri dalam kematiannya. Inilah kasih karunia, yang Alkitab beritakan kepada kita, untuk membawa kita pada kebijaksanaan sejati yang menyelamatkan. 

Pekerjaan Tuhan yang tidak terduga, membawa manusia untuk kembali kepada diri-Nya dari kematian. Kita dungu karena kita adalah orang mati, mati dalam perbuatan dosa yang memperbudak kita sejak kita ada dalam kandungan ibu kita. 

Pada dasarnya, renungan kali ini memanggil Anda dan saya untuk bertobat dari dosa, untuk berdiam diri dan merenungkan kembali. Bagaimana kita hidup, bagaimana seharusnya kita hidup dan kepada siapa seharusnya kita mempersembahkan kehidupan kita, mempersembahkan tingkah laku kita.

Tuhan memanggil kita untuk menyembah Dia, untuk tidak menjadi dungu, untuk tidak terus tertidur tetapi tersadar karena Roh Allah ada di dalam diri. Untuk hidup dalam kehidupan yang baru dan berdiam diri di dalam kasih karunia-Nya, untuk tidak merasakan lebih rendah dari orang lain sehingga muncul keinginan untuk merendahkan.

Ketika hati dan pikiran kita tertuju pada Kristus, pada saat inilah kita diubahkan terus, untuk semakin serupa dengan kristus. Untuk berdiam diri dan merenungkan kebaikan dan kasih setia yang ada di dalam diri Kristus. Kita berdiam diri menikmati kemuliaan dan keindahan Kristus.

Berdiam Diri

Ketika Anda membaca dan mempelajari kitab Kisah Para Rasul dan mempelajari Sejarah Kekristenan. Anda akan mengerti arti dari berdiam diri dan tidak membalas kejahatan, ini adalah jenis kebijaksanaan sejati yang berasal dari kasih karunia Tuhan.

Ketika seseorang bertobat dari dosa dan percaya kepada Kristus, ia masuk ke dalam proses yang mengubahkan dirinya untuk semakin mengenal Kristus dan mengasihi Kristus. Terlebih lagi mengasihi sesama manusia untuk memberitakan nama Yesus.

Ada kerinduan yang mendalam untuk memberitakan nama Yesus kepada dunia, penderitaan dan kesusahan dan kebencian yang hadir terhadap orang percaya, tidak dapat dihindari. Maka dari itu, berdiam diri dan merenungkan Kristus, untuk semakin dikuatkan di dalam Dia, merupakan inti dari kehidupan Kristus, kita tidak lagi mengandalkan hikmat kita untuk memberitakan nama Yesus, kita bergantung pada kuasa Roh Kudus.

Dari dungu menjadi berhikmat, dari mengandalkan hikmat sendiri, kini berdiam diri menantikan pertolongan Allah. Kita percaya pada kuasa Allah, kita percaya pada penghiburan yang hadir dari Roh Kudus, kita tidak lagi hidup berdasarkan kemarahan diri sendiri, melainkan jadilah tenang dan berdoalah kepada Allah, Dialah yang akan menolong, menyertai dan memberikan kekuatan baru. 

Jadi sekarang, di dalam Yesus kita dilepaskan dari kebodohan yang berakar dari dosa dan hidup berdasarkan hikmat Injil. Kita menikmati kemuliaan Kristus dan memberitakan Kristus. Amin.