Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan 1 Korintus 2:5 Tidak Bergantung Pada Hikmat Manusia

Renungan 1 Korintus 2:5 Tidak Bergantung Pada Hikmat Manusia

Ayat Alkitab 1 Korintus 2:5

Judul Renungan: Tidak Bergantung Pada Hikmat Manusia

1 Korintus 2:5 (TB) supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Sebagai seorang pemberita Injil, melalui renungan-renungan yang saya tuliskan, saya harus terus menyadari bahwa apa yang saya tulisan. Bukanlah berdasarkan hikmat saya, bukan hikmat saya yang saya beritakan kepada pembaca saya, melainkan hikmat Injil yang harus sangat jelas, lebih jelas dan menguasai pikiran pembaca saya, ketika dan setelah mereka membaca renungan yang saya tulis. "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus." (2Kor. 4:5)

Sebagai pemberita Injil dan mendengar pemberitaan Injil, kita perlu menyadari kebenaran yang Paulus sampaikan di dalam 1 Korintus 2. Jangan sampai kita terjebak pada hikmat manusia, ketika kita mendengarkan Injil dan memberitakan Injil. Kepercayaan kita kepada Kristus janganlah didasarkan pada indahnya retorika pemberitaan firman Tuhan yang hanya didasarkan pada seorang pemberita. Kita perlu melihat esensi dari isi pemberitaan, bukan sih pemberita. 

Pemberitaan Injil haruslah disampaikan berdasarkan kuasa Roh Kudus, hubungan pemberita dengan Kristus sangatlah penting. Bukan kemuliaan pemberita yang dilihat karena pemberita Injil bukanlah orang mulia, melainkan pendosa yang juga layak binasa. Pemberitaan Injil, haruslah memuliakan Kristus, berdasarkan kuasa dari Roh Kudus.

“Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh” (1Kor. 2:3-4) Bukan berdasarkan hikmat manusia, iman kita didasarkan pada kekuatan Allah, kekuatan Allah yang  bagaimana itu? Jadi mari kita renungkan bersama-sama.

Kekuatan Allah Dasar Dari Iman Kita

Sebelum kita merenungkan Hikmat Allah melalui Injil, kita perlu mengetahui hikmat kita yang lemah dan berkecenderungan untuk melawan Allah. Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan hidup dalam kecemaran. Dosa adalah pemberontakan manusia terhadap Allah, hikmat manusia sangat terpengaruh dengan pemberontakan ini. Maka dari itu, kita tidak akan dapat percaya kepada Allah jika itu didasarkan pada hikmat kita sendiri.

Karena pada dasarnya, hikmat manusia sangat bertentangan  dengan hikmat Allah, bertentangan dengan keinginan Allah atas kehidupan manusia. Hikmat manusia membawa dirinya untuk menjauh dari Allah dan memusatkan imannya pada diri sendiri dan musim kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang dirasa aman dan tentram. 

Hikmat kita membawa kita pada keinginan untuk mendapatkan untung lebih  banyak, hikmat kita berjalan tanpa kasih seringkali buta dan penuh manipulasi. Kita menginginkan segala hal yang ada di dalam dunia ini dan buka Allah itu sendiri. ketika iman kita didasarkan pada hikmat kita, kita menginginkan apa yang Allah dapat kerjakan untuk keuntungan kita dan bukan penyembahan yang kita berikan untuk-Nya. Karena pada dasarnya, ketika hikmat kita yang menjadi dasar iman kita, kita masih menyembah diri kita sendiri dan bukan Allah yang menciptakan kita.

Anda dapat merenungkan ini dengan benar, karena inilah fakta dari hikmat kita yang tersesat dan telah jatuh dalam dosa. Melalui Paulus, kita diajak untuk  bertobat dan tidak lagi mengandalkan hikmat manusia termasuk hikmat kita sendiri. Melainkan hikmat Allah, yang berkuasa membawa kita pada kehidupan dan bukan kematian kekal.

Hikmat kita membawa kita pada kematian kekal, hikmat Allah membawa kita pada kehidupan kekal. Kehidupan kekal yang dimaksud adalah hati dan pikiran kita benar-benar menginginkan Persekutuan, penyembahan, dan melayani Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Karena kita sadar inilah tujuan hidup kita, karena “kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.” (1 Kor. 2:12)

Karena Roh  Kudus ada di dalam kita, jadi sekarang inilah kekuatan Allah yang menjadi dasar iman kita. Yaitu “Injil Yesus Kristus” (Rom. 1:16-17) Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Injil berbicara tentang karya Allah bagi manusia, apa yang Allah kerjakan untuk menyelamatkan manusia. Melalui Injil kita mengenal Allah yang menjadi manusia, Yesus Kristus yang telah hidup sebagai manusia sempurna tanpa dosa, sebab dosa tidak menguasai-Nya.

Yesus yang hidup tidak berdosa, mati disalibkan untuk menerima semua hukuman dosa yang seharusnya ditimpakan kepada Anda dan saya. Atas dasar kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristuslah iman kita. Injil adalah hikmat Allah yang sejati, kasih yang dinyatakan untuk membawa kita pada pertobatan dan tidak lagi mengandalkan hikmat kita sendiri. 

Jadi inilah dasar iman kita, ketika kita percaya kepada Yesus, berdasarkan kekuatan Allah, artinya kita menyerahkan hidup kita pada penyertaan Roh Kudus. Untuk membukakan kepada kita kebenaran dan kemuliaan yang ada di dalam Kristus, sehingga kita dapat terus percaya, menyembah dan melayani Dia. Tidak berdasarkan hikmat kita dan retorika pemberita firman (hikmat manusia). Amin.