Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Titus 3:9 Hindarilah Persoalan yang Dicari-cari dan yang Bodoh

Titus 3:9 Hindarilah Persoalan yang Dicari-cari dan yang Bodoh

Titus 3:9 (TB) Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.

Hari-hari umur kita hanya sedikit, jauh mendingan dihabiskan dengan berbuat baik, daripada mempermasalahkan hal-hal yang kecil sekali kepentingannya. Skolastisisme tua [1] telah banyak usil dengan tidak henti-hentinya mendiskusikan persoalan yang tidak berguna secara nyata; dan Gereja-gereja kita banyak mengalami perkelahian yang picik atas hal-hal yang tidak jelas dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting. 

Setelah segala yang dapat diucapkan telah diucapkan, tidak ada pihak yang lebih berhikmat, dan diskusi itu pun tidak menambahkan baik pengetahuan maupun kasih, maka betapa bodohnya kita menabur di tanah yang gersang. 

Pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang tidak Alkitab beritahukan; mengenai misteri milik Allah sendiri; mengenai nubuat-nubuat yang tafsirannya meragukan; dan mengenai cara-cara bagaimana manusia melaksanakan adat istiadat mereka, semua itu bodoh, dan orang-orang bijak akan menghindarinya. 

Tugas kita bukanlah bertanya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan bodoh, melainkan menghindari seluruhnya; dan jika kita mengamati ajaran para rasul (Titus 3:8) untuk sungguh-sungguh melakukan pekerjaan yang baik, kita akan mendapatkan bahwa diri kita sibuk dengan urusan yang bermanfaat, sehingga tidak lagi mengurusi perjuangan yang tidak berharga, penuh tengkar, dan percuma.

Namun, ada beberapa pertanyaan yang adalah sama sekali tidak bodoh, yang tidak boleh dihindari, tetapi terus terang, benar-benar pantas, misalnya ini: 

Apakah aku percaya Tuhan Yesus Kristus? Sudahkah aku dibaharui di dalam roh dan pikiranku (Efesus 4:23)? 

Apakah aku tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh (Roma 8:4)? 

Apakah aku bertumbuh dalam kasih karunia [2 Petrus 3:18]? Apakah percakapanku memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita (Titus 2:10)? 

Apakah aku menantikan kedatangan Tuhan, dan berjaga-jaga seperti seorang pelayan menantikan tuannya? 

Apalagi yang dapat aku lakukan untuk Yesus?

 Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang mendesak untuk kita perhatikan; dan jika kita pernah mengajukan perbantahan yang tidak perlu, hendaklah kita menggunakan kemampuan mengkritik kita demi pelayanan yang jauh lebih bermanfaat.

 Hendaklah kita menjadi pembawa damai, dan berusaha keras menuntun orang lain, baik melalui pengajaran maupun teladan, untuk "menghindari persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh."

____________________

[1] old schoolmen

RENUNGAN PAGI (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).

Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.